BAB 3 PART II : SAMA TETAPI BERBEDA

8 3 0
                                    

Tanpa terasa, sebulan berlalu begitu cepatnya. Anna yang sering lembur untuk belajar persiapan olimpiade dan mengerjakan tugas-tugasnya tanpa melewatkan tugas rumahnya hampir saja pingsan saat upacara bendera tadi. Anna dibopong ke belakang oleh ketua kelas, kemudian diberi teh hangat oleh petugas PMR sekolah. Kemudian Anna diantar ke UKS. Anna diminta untuk beristirahat sambil menunggu dokter sekolah memeriksa kondisinya. Lalu Anna merasa ada yang mengalir dari hidungnya, buru-buru ia mengambil tisu. Ia melihat tisu itu. Darah. Anna mimisan.

Kemudian Fiona berlari menghampiri Anna. Dia dengan sigap mengambil tisu lagi dan meminta Anna duduk bersandar. Dia buru-buru keluar. Tak beberapa lama, ia kembali bersama dokter sekolah. Kemudian dokter itu memeriksa Anna.

"Apakah belakangan ini kamu tidur tidak teratur?" Tanya dokter itu.

"Belakangan ini Saya hanya tidur 3 jam an saja dok. Saya tidak bisa tidur karena banyak tugas dan ada kewajiban-kewajiban yang harus saya tuntaskan setiap harinya." jawab Anna lemas.

"Apa lagi yang kamu rasakan? Pusing? Mual? Punya asam lambung?" Tanya dokter itu lagi.

Anna hanya menjelaskan bahwa perutnya memang agak sakit dari beberapa hari kemarin, lalu ia merasa pusing tetapi tidak sampai mual. "Kepala saya berat, dok. Tetapi tidak sampai yang berputar-putar. Pening dan nyeri di bagian dahi dan kepala bagian belakang." Papar Anna. Lalu setelah mencatat semua yang disampaikan Anna, dokter memberikan obat dan Anna diminta meminum obat yang dibawa dokter itu. Kemudian dokter meminta Anna beristirahat dulu dan sekolah setengah hari saja.

"Tapi, Dok, saya nanti ada latihan bersama terakhir untuk lomba besok." Kata Anna.

"Daripada kamu makin sakit dan tidak bisa mengikuti lomba besok? Lebih baik hari ini kamu beristirahat saja. Biar nanti saya sampaikan kondisimu ini ke wali kelas mu dan Bu Waka agar bisa diizinkan untuk beristirahat hari ini." Ucap dokter itu meyakinkan Anna. Fiona pun memohon agar Anna menuruti dokter.

"Nanti aku yang akan jelasin ke Adi terkait kondisimu. Sekarang, fokusmu sembuh dulu. Badan kamu saja sekarang mulai hangat, An." Pinta Fiona. Anna pun akhirnya mengangguk menyetujui dokter dan Fiona.

Keesokan harinya, Anna datang ke sekolah dan langsung menuju ruangan klub. Hari itu dia mendapat dispensasi karena mengikuti lomba, sehingga dia tidak perlu masuk ke kelas dan mengikuti pembelajaran.

"Kondisimu sudah membaik?" Tanya Adi yang sudah berada di ruangan klub. Anna mengangguk. Adi menghampiri Anna, lalu tiba-tiba memegang dahi Anna.

"Tidak panas. Syukurlah." Kata Adi. Anna yang terkejut, langsung memegang dahinya sendiri. Hatinya berdebar.

"Pokoknya, jika kamu nanti merasa tidak kuat atau pusing, kamu harus bilang sama aku, ya. Kata Fiona kemarin kamu bahkan mimisan. Ini kan lomba tim, kamu tidak sendirian. Ada aku." Pesan Adi kepada Anna. Anna mengangguk.

Setibanya di hotel, mereka semua segera menuju ballroom dan melaksanakan proses registrasi. Setelah itu, mereka segera mengerjakan lembar tes olimpiade setelah bel berbunyi. Di hadapan peserta lomba, terpampang, layar dengan countdown timer yang menunjukkan sisa waktu untuk mereka, disana, mereka dikelompokkan secara baris, untuk dua baris pertama itu adalah kelompok bidang biologi, dua baris selanjutnya, kelompok bidang matematika, dan seterusnya, hingga dua baris terakhir untuk bidang komputer. Semua peserta fokus mengerjakan soal mereka. Begitupun Anna.

Meski sesekali pandangan Anna ngeblur, Anna berusaha fokus menyelesaikan bagiannya. Dia dan Adi telah berbagi tugas, untuk soal di dimensi kelas X dan XI awal, akan dikerjakan Anna, sedangkan sisanya Adi. Di sisa waktu, mereka akan bertukar kertas, dan saling mencoba menyelesaikan di bagian yang masih kosong. Jika masih ada sisa waktu, baru berdiskusi untuk soal-soal yang mereka ragu akan jawaban mereka.

Merengkuh TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang