Setibanya di rumah sakit, Pak Ji dan Adi segera masuk ke ruang operasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan Anna dibawa ke ruang tindakan di IGD. Luka Anna diobati dan beberapa bagian yang luka robek di area dekat mulut pelipis mata pun dijahit. Tak lama dari itu, Bu Aya dan Kak Meta datang. Mereka melihat Anna dari jauh sembari menanyakan kabar Pak Ji yang masih di ruang operasi. Setelah selesai, Anna diantar ke sebuah ruangan, diikuti oleh ibu dan kakaknya. Saat di depan ruangan, ibu dan kakak Anna diminta menunggu di depan sedangkan Anna disuruh masuk ke ruangan dimana sudah ada dua orang petugas penyidik kepolisian di dalamnya. Anna dipersilakan duduk.
"Bisa Anda ceritakan kronologi di tempat kejadian?" Tanya penyidik wanita berpakaian serba Army itu. Anna terdiam sesaat sembari memainkan jemarinya. Kemudian Anna mulai menceritakan kronologi sejak ia disekap hingga diselamatkan oleh Ayahnya dan Adi. Sembari mencatat, penyidik pria yang duduk di hadapan Anna pun menimpali dengan pertanyaan lanjutan untuk memperjelas cerita Anna.
"Dari cerita saudara, tidak ditemukan pisau yang digunakan untuk menikam Saudara Adi. Kemudian, untuk pistol yang digunakan, bisakah Anda mendiskripsikannya? Karena jika kita bisa tahu jenisnya, maka dapat dilacak kepemilikannya." Tutur penyidik pria itu dengan tegas.
"Pisau itu dibawa lagi oleh kakak Saya setelah digunakan untuk menusuk Adi. Motifnya bisa jadi seperti yang sampaikan sebelumnya. Untuk selebihnya saya tidak tahu betul, yang pasti berwarna hitam, kemudian di ujung selongsongnya ada warna siluet biru, setidaknya itulah yang terlihat oleh Saya. Kemudian gaganya agak lebar karena saya tahu orang yang menembakkan adalah bos Saya yang memiliki tangan besar." Jelas Anna.
"Boss Anda ini adalah pimpinan dari Perusahaan Penerbitan CK ini?" Tanya penyidik wanita. Anna mengangguk.
"Baik, cerita Saudara telah kami rekam dan kami catat. Terima kasih karena sudah mau kooperatif meski kakak Saudara adalah salah satu tersangka yang juga sedang kami cari." Ucap penyidik pria.
"Saya hanya ingin keadilan. Setiap orang tentu harus menanggung akibat dari semua perbuatannya baik atau buruk. Meski menyakitkan, tetapi tetap saja, kebenaran tetaplah kebenaran. Saya harap, bapak dan ibu bisa menangkap Boss serta semua jajaran sindikat hitam itu." Ucap Anna. Kemudian mereka berjalan keluar ruangan.
Saat di luar, Bu Aya dan Kak Meta masuk bergantian. Namun sembari menunggu, tidak ada obrolan di antara mereka. Anna menunggu dengan gelisah, ia ingin menuju ruang operasi Adi dan ayahnya untuk mengetahui keadaan mereka berdua namun petugas yang berjaga di lorong itu melarangnya kemana-mana sampai semua orang sudah diwawancara. Setelah Bu Aya, sebagai yang terakhir diwawancara, Bu Aya terus memohon agar anaknya tidak ditangkap.
"Jo itu anak yang baik. Putra yang peduli kepada keluarganya. Dia adalah tulang punggung keluarga, Pak, Bu. Jadi saya mohon, ini semua hanyalah salah paham. Mungkin adiknya salah lihat karena mereka sedang bertengkar, sehingga pria yang melakukan penyekapan dan penusukan itu dianggap kakaknya. Toh, apa mungkin seorang kakak tega menyiksa adiknya sendiri? Saya mohon, tolong jangan tangkap putra saya." Ucap Bu Aya.
"Kami akan menyelidiki semua informasi ini, Bu. Silakan ditunggu saja, tentunya kami akan juga mencari bukti atas semua informasi yang sudah kami dapatkan." Kata penyidik wanita berusaha menenangkan Bu Aya.
"Anna!!! Sekarang, dengarkan ibu! Katakan kepada para petugas jika apa yang kamu sampaikan itu bohong! Kamu kan memang selalu menjelek-jelekkan kakakmu. Ini sudah keterlaluan." Perintah Bu Aya tegas. Anna menatap tajam ibunya.
"Bukan berarti karena ibu tidak melihat, maka kejadian itu tidak benar. Ibu hanya terlalu buta akan cinta kepada pria brengsek itu." Balas Anna tegas.
Saat Bu Aya akan menampar Anna, para petugas melerai. Mereka meminta masing-masing untuk saling menenangkan diri dan saling instropeksi. Semua ini masih akan diselidiki. Para penyidik pun meminta mereka untuk terus mengupdate informasi jika tahu kabar terbaru tentang para tersangka. Lalu mereka pun mempersilahkan Anna dan keluarganya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merengkuh Takdir
Mystery / ThrillerPernahkah kalian membayangkan jika keluarga kalian tidak ingin kalian lahir di dunia? Atau sekadar berandai-andai jika orang yang membenci kalian adalah kakak atau adik kalian sendiri? Pertanyaan ini akan mengantar kalian untuk menemani Anna dalam c...