Anna mengikuti yudisium dengan baik di kampus. Ia mendapatkan predikat sangat memuaskan atas hasil belajarnya selama 3,5 tahun. Saat keluar ruangan, ia terkejut karena melihat Adi dan Fiona yang melambaikan tangan ke arahnya. Anna melihat Fiona membawa sekotak kado dan Adi membawa sebuah buket bunga yang agak besar. Setidaknya menurut Anna.
"Selamat ya atas kelulusannya." Ucap Fiona disusul Adi kepada Anna ketika ia menghampiri kedua sahabatnya itu.
Anna mengangguk. Tersenyum. "Aku tidak menyangka kalian datang ke kampus." Ucap Anna.
"Tentu saja kami harus hadir. Ini kan hari pentingnya Anna. Ya kan, Di?" Kata Fiona senang seraya melirik Adi. Adi tertegun. Entah mengapa ia merasa begitu gugup.
"Ini, ada hadiah dari kami. Semoga kamu suka." Lanjutnya. Anna menerimanya dengan penuh keceriaan, senyum terus tersulam di wajahnya yang ayu.
"Ini juga ada bunga untukmu. Aku meminta florist untuk menyiapkan buket bunga yang manis untukmu." Kata Adi yang kemudian memberikannya kepada Anna. Anna menerima sebuket bunga peony berwarna merah muda yang dipadu dengan peony putih yang begitu cantik. Anna mengetahui sedikit tentang bunga, menurutnya bunga ini melambangkan romansa, keberuntungan, bahkan kesejahteraan bagi yang menerimanya. Ada juga yang menyebutkan bahwa bunga ini dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan tulus seseorang. Mereka selalu begitu hangat kepadaku. Batin Anna penuh syukur.
Tiga hari setelah yudisium, Anna menghubungi Adi. Ia mengatakan bahwa ia siap untuk melamar pekerjaan sesuai dengan lowongan yang ditawarkan Adi. Kemudian Adi meminta Anna untuk segera mengirimkan berkasnya melalui email yang tertera di pamflet tersebut. Anna mengikuti arahan Adi dengan cukup baik.
"Di, kalau boleh tahu, mengapa kamu mengetahui detail terkait lowongan ini bahkan kamu sampai membimbingku disetiap prosesnya sampai aku mengirim berkas ini? Apakah kamu juga bekerja disana?" Tanya Anna penasaran ketika ia menghubungi sahabatnya itu sembari mengucapkan terima kasih atas bantuannya.
"Iya, Anna. Sebenarnya aku malu untuk mengakuinya. Tetapi aku juga bekerja disana dibagian manajerialnya. Saat kantorku membutuhkan karyawan di bagian ini, aku merasa ini cocok untukmu. Makanya aku mengabarimu. Semoga jadi rejekimu ya, An." Jawab Adi.
"Sekali lagi terima kasih, Di." Ucap Anna.
Satu bulan setelah ia melalui tes dan wawancara, Anna diterima bekerja sebagai editor di kantor penerbitan dimana Adi juga bekerja disana. Ia menghubungi Adi dan Fiona bahwa ia diterima kerja disana. Senin pagi berikutnya, ia sudah hadir di kantor bahkan sebelum jam 8. Anna menunggu di lorong, dekat ruangan HRD. Lalu, Anna dipersilakan masuk oleh seorang pria yang mengenakan kemeja biru muda itu ke ruangan HRD. Kemudian Anna diminta untuk membaca surat kontrak dan menandatanginya.
"Jika sudah membacanya secara teliti, kamu bisa tanda tangan di bagian sini, dan sini sebanyak dua rangkap." Ucap pria itu seraya menunjuk beberapa bagian di kertas yang sedang dibaca Anna. Anna mengangguk dan mengambil pulpen. Ia segera menandatanganinya.
"Selamat bekerja disini ya. Kami tunggu sumbangsihmu." Ucapnya lagi setelah Anna tanda tangan. Pria itu mengambil 1 berkas dan menyerahkan 1 berkas yang lain kepada Anna.
Saat sedang bersalaman dengan pria itu, tiba-tiba seorang pria berjas hitam dengan tubuh sedikit kekar masuk ke dalam ruangan. Pria itu langsung membungkuk, menyapa pria itu. Anna pun secara refleks mengikutinya.
"Ah! Jadi ini editor barunya." Kata pria berjas itu. Kemudian pria berkemeja biru itu memperkenalkannya sebagai pimpinan dari kantor penerbitan ini. Anna pun menyalaminya. Setelah itu, beliau mengajak Anna keluar. Ia mengatakan akan memperkenalkannya kepada seluruh pegawai di kantor itu sembari mengajaknya berkeliling. Anna pun mengangguk, mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merengkuh Takdir
Mystery / ThrillerPernahkah kalian membayangkan jika keluarga kalian tidak ingin kalian lahir di dunia? Atau sekadar berandai-andai jika orang yang membenci kalian adalah kakak atau adik kalian sendiri? Pertanyaan ini akan mengantar kalian untuk menemani Anna dalam c...