Chapter 13

2 1 0
                                    

Dua hari kemudian, para siswa kembali mulai masuk ke gedung sekolah setelah di beri istirahat selama sehari setelah kegiatan MOP, meski acara tersebut tidak berjalan terlalu lancar karena di ganggu oleh penghuni hutan. Tidak, bukan si penghuni yang mengganggu, tapi para siswa yang tidak berprilaku sopan selama di sana.

Kita kembali ke saat ini, tepatnya di ruang kelas unggulan yang mulai diisi oleh siswa-siswi nya.

Di sudut ruangan terdapat lima orang anak laki-laki yang sibuk bermain game online, menimbulkan suara ribut karena berteriak-teriak saat hampir kalah.

"Woy lah, tolongin gue lah anjir. Gue sekarat ini." Ucap Hengki tidak memalingkan wajahnya dari layar handphone.

"Bentar-bentar, gue juga lagi di keroyok." Sahut Sei yang tiduran di lantai, untung lantainya bersih.

"Mana tadi yang ngomong lagi sekarat? Biar gue bantuin." Tanya Karasu.

"Gue, gue. Bantuin." Jawab Hengki.

"Heh cok, musuhnya udah di base kita woy." Teriak Rofiq dengan panik ketika menyadari mereka hampir kalah.

"Hah? Gue mah mati jadi gak tau." Ucap Eita yang hanya berdiam diri saja karena Hero yang di pakainya sudah mati duluan.

Suara ribut dari kelimanya mulai menarik seisi kelas, membuat siswa yang ada di dalam kelas bertanya-tanya ada apa dengan kelima laki-laki tersebut.

Defeat!

"Huuhh! Kalah anjir!" Teriak Hengki yang hendak membanting handphone nya karena kesal, kalau saja tidak segera di tahan oleh Karasu dan Rofiq.

"Tahan-tahan, gak usah banting hp Lo." Ucap Karasu masih menahan Hengki.

"Sabar, nyebut-nyebut, nyebut apa?" Tanya Rofiq yang sudah melepaskan tangan Hengki.

"Astaghfirullah, maafkan hamba ya Allah." Ucap Hengki sambil menenangkan diri.

"Alhamdulillah, akhirnya tenang juga." Timpal Eita yang menghela nafas lega.

Plak!

"Lo Khonghucu anjir." Ucap Karasu sambil menempeleng kepala Eita.

"Sakit anj-" belum juga Eita selesai mengumpat, mulutnya kini malah di tampar oleh Karasu. "Kdrt Lo, Kar." Ucap Eita sambil mengelus-elus mulutnya yang tadi di tampar oleh Karasu.

"Ya maaf, masalahnya kalo sampe kedengaran Yukki kita yang bakal di marahin ama dia entar." Peringat Karasu sambil menolehkan kepalanya ke belakang, memeriksa Yukki yang berkumpul dengan Sae dan antek-anteknya.

"Tapi gak kedengeran 'kan?" Tanya Sei yang sedari tadi diam.

"Aman kayaknya."

****

"Jadi gimana? Jadi gak acara bazar nya?" Tanya Oliver pada Sae yang duduk di seberang meja.

"Jadi kok, tapi cuman buat senang-senang aja abis kejadian pas acara MOP itu." Jawab Sae sambil melirik Riki yang duduk di samping Michael.

"Maaf buat acaranya yang gak berjalan lancar, tapi gue udah ngejamin kalo para peserta baik-baik aja kok." Ucap Riki yang menyadari tatapan Sae.

"Tapi kalian nyadar gak sih?" Tanya Oliver.

'Ni orang jarang ngomong, sekalinya ngomong banyak tanya.' Batin Leli.

Oh ya, di sana tidak hanya ada Sae, Oliver, Michael dan Riki. Tapi juga ada si kembar Lela Leli, Devan dan Sera.

"Nyadar apaan?" Tanya Michael.

Wild ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang