Chapter 32

7 1 0
                                    

Jam telah menunjukkan pukul sembilan pagi, Rin dan Chira telah bersiap untuk pergi ke supermarket untuk membeli stok makanan.

Chira menghidupkan motornya dan disusul oleh Rin yang naik di belakang. "Udah?"

"Iya." Jawab Rin.

"Oke, ngeeeeng." Ucap Chira melajukan motornya keluar dari halaman rumah.

"Jadi keinget pas pertama kali gue bawa lu ke rumah gue deh." Celetuk Chira di sela-sela dirinya mengendarai motor.

"Beda." Sahut Rin.

"Sama, bedanya kali ini gue yang bawa motor." Ucap Chira.

"Iyain."

Kemudian, Chira berbelok ke arah tempat bermain.

"Loh? Kenapa ke sini?" Tanya Rin yang heran mengapa mereka malah ke sini, bukankah mereka tadi ingin membeli stok makanan?

"Kita main dulu." Ucap Chira melepaskan helm miliknya dan turun dari motor, lupa kalau ternyata standar motor miliknya belum diturunkan, membuat Rin yang terkejut langsung menahan motor itu.

"Chira tolol." Umpat Rin.

"Hehe, maaf." Ucap Chira dengan wajah tak berdosa.

Pada akhirnya, mereka mulai berjalan ke stan makanan yang berada di sekitar tempat tersebut.





***





Beberapa remaja tampak terlihat berjalan bersama di trotoar menikmati hari libur, mereka; Lela, Leli, Riki dan Rofiq berdiri di depan toko kue.

"Udah, ayo masuk aja." Titah Rofiq kepada ketiga temannya itu.

"Lo duluan yang masuk." Ucap Riki.

"Nah, bener tuh." Ucap si kembar bersamaan.

"Udah, ayo masuk semuanya." Ucap Rofiq menarik mereka bertiga.

Bel pintu toko berbunyi ketika Rofiq membuka pintu, aroma kue langsung tercium dengan lembut oleh hidung mereka bertiga.

"Selamat datang-"

"Anj-"

Mereka berempat mematung dengan wajah terkejut di tempat begitu melihat Ryusei, teman mereka yang ternyata menjadi orang yang menyambut pelanggan.

"Gue takut anjir." Bisik Leli pada kembarannya, merinding begitu melihat Ryusei.

"Gak, ini pasti ini bukan dia." Gumam Riki.

Ryusei yang mendengar ucapan teman-temannya barusan langsung berjalan ke dapur toko. "Bun! Di toko kita ada setan."

Bunda yang mendengar teriakkan putranya langsung keluar dari dapur. "Mana ada setan muncul di siang bolong, Ryu." Ucap bunda.

"Dih, gak percayaan. Tuh, bunda liat aja." Tunjuk Ryusei pada keempat temannya yang masih berdiri di sana.

Bunda mengikuti arah tunjukkan Ryusei. "Astaga, ada pelanggan toh." Ucap bunda dan langsung menatap Ryusei garang. "Kamu ini, ada pelanggan malah di katain setan." Sambung bunda.

"Iya, iya, maaf." Ucap Ryusei tak ikhlas.

"Eh, maaf buat tadi. Ingin beli kue apa?" Ujar bunda ramah ketika menghampiri Rofiq dan kawan-kawan.

Wild ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang