Pagi hari yang cerah, di mana para siswa-siswi sekolah VIS mulai berdatangan.
Tampak dari ujung lorong gedung sekolah, tepatnya lorong kelas unggulan ada seorang gadis yang berjalan santai menuju kelas, rambutnya yang bergelombang digerai bebas, membuatnya sedikit berayun-ayun.
Puk.
Sang gadis terkejut dan menoleh ke belakang, mendapati temannya yang ternyata menepuk pundaknya tadi.
"Tumben sendiri, si Leli mana?" Tanya Sera sambil menenteng tas nya di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya memegang sebungkus jajanan.
"Dia udah duluan, katanya mau ke ruang UKS dulu ngurus sesuatu." Jawab Lela, keduanya telah sampai di depan kelas.
"Good morning, everyone!!" Sapa Sera ketika memasuki kelas.
"Pagi." Balas mereka singkat.
"Hari ini gak ada PR kan?" Tanya Sera lagi sambil menyimpan tas dan duduk di mejanya.
"Gak ada." Jawab Ren yang duduk di belakang bangku Sera.
"Syukur deh." Gumam Sera lega.
"MANA SI SERA SAMA SI LELA?!" Tanya Leli tiba-tiba di ambang pintu, mencari keberadaan kedua temannya.
"Tuh." Tunjuk Shouei yang sedang menghapus papan tulis, padahal papan tulis itu sudah bersih.
Leli kemudian melihat ke arah yang di tunjuk Shouei dan melihat Sera, menghampirinya dengan tergesa-gesa.
"Ninggalin." Ucap Leli begitu sampai di depan meja Sera, Sera yang melihat temannya yang terlihat bad mood menatapnya heran, jangan lupakan juga Oliver yang tadinya fokus memainkan handphone di samping Sera ikut menoleh.
"Loh? Kata Lela, Lo ada urusan di UKS." Ujar Sera menatap temannya heran.
"Lo mah percaya sama si Lela." Ucap Leli dan pergi ke bangku miliknya. Di sana sudah ada Michael yang sedang chatting dengan pacarnya.
"DUARR!!" Teriak Hengki yang tiba-tiba muncul dari balik pintu bersama ke empat temannya, jangan lupakan juga dengan Devan yang masih memasang wajah cemberut karena di jadikan tumbal semalam meski bercanda.
"Waaw, aku sangat terkejut." Ucap Karasu yang bermain game online dengan Sei.
"Aelah, gituan kalian mah." Hengki mendesah kecewa, bukan itu reaksi yang dirinya harapkan.
"Itu muka si Devan kenapa?" Tanya Shouei yang sudah selesai menghapus papan tulis.
"Semalem kita jadiin tumbal." Bukan Hengki yang menjawab, melainkan Fatir yang sudah duduk di mejanya.
"Buset, emang setannya mau?" Tanya Eita yang ikut nimbrung, menarik kursi yang berada di dekatnya dan mendudukinya.
"Nggak, setannya gak muncul." Jawab Rofiq.
Triinggg! Triinggg!!
Bel pertanda masuk telah berbunyi, membuat seisi kelas kembali ke bangkunya masing-masing. Di ikuti dengan suara ketukan sepatu hak yang terdengar mendekat.
"Selamat pagi, semuanya." Sapa Bu Anri, seorang guru biologi, dan berjalan masuk.
"Pagi Bu." Jawab seluruh murid.
"Hari ini kita lanjutin pelajaran yang kemarin, ya. Silahkan di buka bukunya dan buka halaman 274." Ucap Bu Anri setelah duduk di meja guru.
Pelajaran dimulai dengan tenang, tak ada satupun yang menyela penjelasan dari sang guru. Meskipun anak-anak kelas mereka sering dikatai anomali oleh kelas lain, namun untuk keseriusan dalam belajar tidak perlu diragukan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Class
RandomDiwajibkan membaca deskripsi terlebih dahulu 🙏🙏 Ini hanya halu saya, jika ingin tau bisa dibaca sekarang. Penasaran dengan semua kerandoman tingkah anak-anak kelas unggulan Victoria internasional school (VIS)? Ayo baca! Dijaman bikin mood balik, t...