Chapter 14

6 1 0
                                    

Bel istirahat pertama berbunyi, membuat para siswa sekolah VIS berhamburan keluar kelas untuk membeli makanan ringan. Begitu pula dengan sebagian anak-anak kelas unggulan yang pergi membeli makanan ringan dan beberapa lainnya berlatih drama untuk di pentaskan besok lusa.

"Ada yang mau nitip makanan gak?" Teriak lantang seorang pemuda yang memiliki surai dwi warna, Bachira Meguru.

"Nitip es teh aja deh." Sahut Karasu yang sedang mengatur properti untuk keperluan drama.

"Oke, yang lain?" Tanya Chira sekali lagi.

"Samain aja deh sama Karasu." Balas Riki yang mewakili teman-temannya.

"Oke, gue otw." Tukas Chira yang bergegas pergi ke kantin untuk membeli pesanan teman-temannya.

Begitu Chira menghilang dari balik pintu kelas, seluruh murid kembali sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Yang bener napa aktingnya." Komen Aryu yang entah kenapa bisa ditugaskan menjadi sutradara oleh Sae.

"Iya, yang mulia." Ucap Shouei yang pasrah menjadi ibu tiri.

"Oke. One, two, three, mulai!" Ucap Aryu memberi aba-aba.

"Kamu itu kalo ngepel lantai yang bener!" Bentak Shouei yang menunjuk-nunjuk Fatir yang duduk di lantai.

"Tapi ibu, Cinderella sudah mengepelnya dengan benar." Ucap Fatir yang berperan menjadi Cinderella.

"Bohong, dia pasti tidak ikhlas mengepel lantainya." Ucap Sera memfitnah Cinderella alias Fatir.

"Dia pasti mencari-cari alasan untuk tidak dimarahi." Sahut Hengki memanas-manasi.

"Apakah benar yang dikatakan kakakmu itu, Cinderella?" Tanya Shouei meminta jawaban.

"Tidak ibu, mereka memfitnahku." Elak Fatir membela diri.

"Bohong, dia berbohong." Ucap Sera.

"Cukup sudah, ibu tidak mau tau. Pokoknya kau, Cinderella, pergi ke belakang rumah dan cuci seluruh pakaian!" Perintah Shouei mutlak.

"Tapi ibu-"

"Tidak ada tapi-tapian!" Bentak Shouei.

"Pada akhirnya Cinderella pergi ke belakang rumah dengan perasaan sedih di hatinya, sesampainya di belakang rumah..." Ucap Ren yang menjadi narator.

"Kenapa hidupku seperti ini? Aku lelah terus-terusan di perlakukan seperti ini..." Ucap Fatir yang menangis tersedu-sedu sambil mencuci pakaian di dekat sumur.

"Ada apa Cinderella? Kenapa engkau menangis?" Tanya Devan yang mendapat peran menjadi tikus.

"Aku dimarahi oleh ibu." Jawab Fatir masih menangis.

"Tak apa Cinderella, kau tidak bersalah. Mereka hanya memfitnah mu, gadis cantik sepertimu tidak mungkin berbuat salah." Puji Devan dengan ekspresi jijik yang di samarkan. "Jijik anjir manggil bang Fatir cantik, gue masih normal." Batinnya.

"Sumpah, kalo bukan karena di suruh sama ketua kelas gue kagak mau jadi Cinderella nya." Batin Fatir ikut merasa jijik.

"Cut! Bentar, ini kenapa malah jadi tikusnya yang demen sama Cinderella?" Sela Aryu yang menyadari kesalahan dalam cerita.

"Loh? Emang salah ya dialognya?" Tanya Devan dengan wajah tanpa dosa.

"Salah, ulang lagi!" Ucap Aryu.

"Hadeh! Ulang lagi, ulang lagi. Capek gue!" Protes Shouei yang lelah karena mengulang terus-terusan.

"Tau ah, gak mood lagi gue." Ucap Sera yang melemparkan naskah dialognya ke wajah Devan.

Wild ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang