5

997 108 29
                                    

Sebelum baca, ingatlah bahwa ini hanya fiksi belaka dan tidak ada hubungannya dengan rl mereka. Jangan lupa kritik dan sarannya karna sekecil apapun yang kalian berikan sangat berdampak buat syasya <3

Happy reading!

.

.

.

-"Jika suatu saat kamu menyesal bersamaku, katakan saja, maka aku akan melepasmu."-

°°••~♡~••°°

Sore ini rumah dalam keadaan yang ramai, mereka semua berkumpul, hanya rion saja yang tak ada di sana. Mereka semua berkumpul di ruang tengah. Souta dan mia duduk di karpet berbulu yang dekat dengan meja, bermain balok susun. Garin dan jaki ikut menemani mia dan souta, namun bisa di lihat sepertinya garin dan jaki lah yang tengah di jaga souta dan mia. Terbukti saat souta mulai mengomel tentang garin yang malah sibuk bersama jaki. "Heh, mainnya tuh pakek aturan! Itu kenapa baloknya di tumpuk asal kayak gitu?! tolol." Souta merasa kesal sendiri melihat cara bermain jaki yang hanya menumpuk dengan asal-asalan. "Ini tuh seni abstrak sou." Jawab jaki asal membuat souta mengusak rambutnya sendiri dengan kesal.

Mia? Dia sudah hampir sesak napas karna terus-menerus tertawa akibat pertengkaran jaki dan souta, belum lagi suara khas garin yang mampu membuat perut mia kram karna tertawa. "Hayo jaki hayo, kamu di marahin souta loch." Goda garin sambil mencolek dagu jaki, membuat mia semakin tertawa geli.

Di sisi lain ada makoto yang sibuk bermain game online dengan riji. "Goblok, itu tembak yang di depan bangsat" pekik makoto sambil sibuk dengan handphonenya. "Sabar bajingan, ini juga lagi di tembak." Jawab riji tak mau kalah.

Sementara di pojok, para wanita duduk di sofa sebelah kiri, ada yang duduk di sofa seperti key, elya dan selia serta ada juga yang duduk di karpet berbulu seperti aenon, thia, dan juga echi. Apa lagi yang mereka lakukan selain membicarakan tentang cowok atau sekedar pembicaraan ringan.

Di samping key ada caine yang hanya mendengarkan percakapan mereka yang tak jauh-jauh dari gosip dan fashion. "Mami lain kali harus nyobain pakai baju ini." Saran key sambil menunjukkan beberapa pakaian feminim yang ada di handphonenya. "Haha, aku ga cocok pakai gituan." Tolak caine lembut dengan tawa ringan. "Tapi mami pasti cantik banget." Ucap thia menambahkan yang di setujui dengan elya dan yang lainnya.

"Mami juga harus nyobain parfum terbaru keluaran diro sih, aku udah nyoba, hasilnya riji makin lengket sama aku." Pamer selia dengan bangga, dia menunjukkan parfum miliknya. Caine hanya mengangguk saja, menerima dan memakai sedikit parfum milik selia. "Iya, wanginya manis gitu, seger juga." Ucap caine mengomentari parfum milik selia.

Echi juga tak mau kalah, dia menunjukkan beberapa skincare yang baru beberapa bulan dia coba. "Mi, skincare ini lumayan ngaruh tau, muka aku jadi makin cerah pakai ini, mami lain kali harus nyobain ini sih." Ucap echi dengan bangga.

Caine tertawa pelan "pantesan muka kamu makin cantik chi" puji caine pada anaknya itu.

"Mami juga keliatannya kulitnya lembut banget, mami pakai pelembab apa?" Tanya elya pada caine sambil menyentuh tangan maminya itu. "Itu karna papi ga biarin mami kerja yang berat, jadi tangan mami mulus." Celutuk aenon sebelum caine sempat menjawab, membuat caine hanya tertawa geli sebagai respon.

Di sisi sebelah kanan ada funin yang sedang bermain catur dengan gin. Funin menatap tak senang melihat beberapa anak catur putih miliknya sudah tergeletak tak berdaya. "Udahlah, males." Ujar funin ketika ia jelas kalah telak oleh gin.

who's the mastermindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang