Jangan lupa vote dan komennya, kalau ga votmen nanti ku kokop—aop. Seperti biasa ya, ini cerita hanya fiksi dan ga ada hubungannya sama rl mereka. Maaf kalau ada kesalahan dan typo, jangan lupa berikan kritik dan sarannya karna itu sangat ngebantu aku dan berkembangnya cerita ini.
Happy reading
.
.
.
-"bukan cuma tugasmu, tapi tugas kita bersama. Kamu bisa bantu aku kerja, kenapa aku ga bisa bantu kamu beresin rumah? Ini bukan kewajiban kamu, tapi ini kewajiban semua yang ada di rumah ini."-
°°••~♡~••°°
Hari ini adalah hari libur, yang berarti bahwa semua anggota keluarga berada di rumah. Kecuali Rion dan gin, seperti biasa ada banyak hal yang harus mereka berdua tangani. Sementara mereka yang di rumah sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Contohnya Souta yang tengah membereskan kamarnya, ia tipe orang yang tidak suka melihat sesuatu yang berantakan.
"SOU! DI PANGGIL MAMI!" Teriak jaki dari luar kamar Souta. Sementara yang di panggil hanya berdecak sebal kemudian membuka pintu kamarnya. Terlihat jaki dengan ban karet yang melingkar apik di pinggangnya. "Anjirlah, ngapain pakai gituan?" Tanya Souta sembari menutup pintu kamarnya agar jaki tidak dapat melihat ke dalam.
"Main air dong," jawab Jaki santai membuat Souta memutar bola matanya malas. "Yang lain juga ikut?" Tanya Souta yang di jawab gelengan oleh Jaki. "Ga, cuma aku sama makoto. Udah, yang jelas kamu di panggil mami, di suruh bantuin beres-beres di bawah." Souta yang mendengar jawaban Jaki hanya menghela napas.
Souta melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, matanya langsung menangkap sosok Caine yang tengah sibuk membereskan mainan yang berserakan. "Padahal semuanya sudah dewasa, tapi tetap aja mami yang beresin." Souta mendekati Caine, membantu Caine yang tengah mengutip beberapa kartu uno dan mainan balok yang tercecer di lantai ruang tengah.
"Souta sudah sarapan sayang?" Tanya Caine lembut setelah membereskan semua mainan yang berceceran dengan bantuan Souta. "Sudah, aku juga udah selesai beresin kamar. Mami, sesekali jangan terlalu lembut, marahin aja mereka," ujar Souta lembut, jika bersama Caine ia tidak pernah berkata kasar, karna Caine ga suka itu.
Caine tertawa kecil kemudian mengangguk, "dari dulu Souta yang paling ngertiin aku." Caine mencubit pelan pipi Souta sementara Souta tidak berani menepis, takut maminya kecewa. "Para cewek kemana?" Tanya Souta pada Caine, ga mungkin Caine membereskan semuanya sendiri apabila para anak gadisnya di rumah.
"Tadi key, selia sama elya aku suruh belanja sebentar, kalau echi sama enon lagi beresin dapur. Thia juga lagi nugas di kamarnya, kasian dia lagi banyak banget tugasnya." Caine menatap Souta lembut kemudian mengelus rambut biru milik Souta.
"Kalau mia mi?" Tanya Souta lagi, karna ia tidak melihat mia sejak pagi tadi. "Dia juga lagi ngerjain tugas sama thia," jawab Caine, tak lama krow dan riji masuk, membawa beberapa plastik yang berisi sayuran dan daging, diikuti dengan masuknya key, elya dan selia.
"Mi, ini belanjaannya bawa ke dapur atau bawa ke taman belakang?" Tanya riji pada Caine. "Oh, bawa langsung ke taman belakang aja, kita barbeque-an bareng, bentar lagi juga Rion pulang." Riji dan krow mengangguk kemudian membawa belanjaan ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
who's the mastermind
FanfictionCaine ialah pria berumur dua puluh empat tahun yang telah bergabung di kepolisian sebagai detektif selama tiga tahun terakhir. Tragedi di masa lalu caine membuatnya dan sisa orang yang menjadi tanggung jawabnya terpaksa bergabung dengan seorang pria...