Kegiatan hari selanjutnya dimulai dengan sarapan bersama di hotel. Alana mengantri bersama teman lainnya untuk mendapatkan sarapan. Ia meraih jus buah yang sediakan pagi ini sebagai minumannya. Kebetulan sekali jus buah itu hanya tersisa satu gelas lagi. Ia pun berlalu mengikuti Juna menuju meja yang kosong.
"Ah! Jus buahnya sudah habis. Aku tidak biasa meminum teh panas untuk sarapan," rengek Abilla.
"Minum saja apa yang ada," timpal Jihan.
"Abilla! Ini ambil saja jusnya. Aku belum meminumnya." Alana yang mendengar percakapan itu segera ikut bergabung sembari menyerahkan jus yang tadi diambilnya.
Kedua gadis itu menatap sangsi ke arah Alana. Karena merasa uluran jusnya tidak akan diterima, Alana inisiatif menarik tangan Abilla. Ia menyerahkan jus itu dalam genggaman Abilla. Setelahnya, ia mengambil teh hangat yang telah disedikan.
"Wow, Alana memang terbaik! Kamu rela memberikan jusmu kepada Abilla," puji Juna saat gadis itu telah kembali ke tempat duduknya.
"Itu bukan apa-apa," balasnya.
Ketika keduanya tengah makan, ada seseorang yang tiba-tiba datang meletakkan segelas jus di meja mereka. "Sisa dari petugas hotel," ucap Adrian yang meletakkan segelas jus tadi di atas meja. Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi lelaki itu pergi berlalu begitu saja.
"Ada apa dengannya?" ucap Juna kebingungan melihat tingkah lelaki tadi. Sementara Alana justru tersenyum senang melihat segelas jus yang ada di mejanya itu. Ia pun meraih gelas yang berisi jus tersebut dan meneguknya.
Agenda kegiatan karya wisata hari itu ialah mengunjungi tempat bersejarah di Yogyakarta. Mereka berkunjung ke Keraton Yogyakarta. Keraton tersebut ialah istana kesultanan Ngayogyakarta hadiningrat yang merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Islam. Di dalamnya para siswa melihat bangunan-bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya, serta abdi dalem keraton. Beberapa siswa tampak takjub dengan bangunan bersejarah yang tengah diamati, termasuk Alana. Ia tak bisa menyembunyikan ketakjubannya mengenal lebih dalam tempat-tempat bersejarah dalam agenda karya wisata ini. Juna sampai sesekali meraih tangan gadis itu agar memastikan ia tidak tertinggal rombongan.
Selepas puas menikmati bangunan yang menjadi tempat tinggal sultan, mereka beralih menuju taman sari yang terletak tak jauh dari keraton. Taman sari merupakan situs bekas kebun istana yang biasa juga disebut water castle. Dulunya, tempat ini dijadikan sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga keraton. Selain itu, komplek taman sari ini juga berfungsi sebagai pertahanan karena dilengkapi dengan lorong-lorong bawah tanah dan dapur.
Setelah puas menikmati tur gedung-gedung kuno, para siswa mulai menjelajah semakin dalam tempat wisata tersebut. Mereka dapat menemukan banyak toko dan galeri seni di sepanjang jalan atau gang kecil sekitar taman. Bahkan batik yang menjadi ciri khas dapat ditemukan dengan mudah di toko-toko tersebut. Menurut penuturan yang disampaikan dulunya lingkungan tersebut merupakan tempat bagi para seniman keraton.
Alana merasa takjub dengan pemandangan yang tersaji. Ia bahkan tidak lupa untuk mengabdikan setiap tempat yang dikunjungi melalui kamera ponsel. Sesekali ia akan meminta Juna untuk memotretnya sebagai sebuah kenangan. Alana dan Juna tidak melewatkan kesempatan untuk berbelanja pernak-pernik unik khas tempat tersebut.
Alana melihat Juna sedang asyik mengobrol dengan siswi lain yang mendekatinya. Ia memutuskan menyusuri lebih dalam setiap gang di lingkungan tersebut seorang diri. Gadis itu disambut ramah oleh para penghuni atau pemilik toko. Saat tengah melihat-melihat, ada sesuatu yang mencuri perhatiannya. Es krim! Gadis itu memutuskan untuk membeli sebuah es krim.
Ketika tengah melanjutkan perjalanannya kembali, ia tidak sengaja bertemu dengan Jihan dan Abilla. Kedua gadis itu sedang berdiri di salah satu sisi jalan. Alana yang melangkah perlahan berusaha mencuri pandang ke arah kedua gadis itu. Ia melihat jika Jihan sedang tidak dalam kondisi baik. Wajahnya terlihat sedikit pucat dan tampak kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET ✔️ | END
Roman pour Adolescents[DALAM PROSES PENERBITAN] Dalam 17 tahun hidupnya, Alana tidak pernah memikirkan jika petualangan yang luar biasa akan dirasakannya. Semua yang ia rasa begitu kenal, rupanya sangat asing. Ia merasa jika kehidupan manis yang didambakannya hanyalah bu...