KESEMPATAN TERAKHIR

14 11 0
                                    

Sejak ungkapan perasaan yang diterimanya beberapa hari lalu, Alana cenderung menghindari lelaki itu. Saat istirahat di sekolah, ia akan menyibukkan diri bersama Jihan dan Abilla. Dilain waktu ia akan mengikuti Juna yang hendak berlatih basket di lapangan. Gadis itu akan menunggunya di tepi lapangan sembari memantau keadaan sekitar. Dilain waktu lagi, ia akan bersembunyi di perpustakaan.

Ketika lelaki itu menghampirinya di kedai tempatnya bekerja, gadis itu akan langsung berlagak sibuk walau nyatanya tidak banyak pelanggan yang datang. Saat lelaki itu menawarkan tumpangan, ia akan menyetujuinya. Namun, setelah sampai di rumah, ia akan langsung masuk begitu saja.

Sama halnya dengan hari ini, ia masih menghindari sosok Adrian. Ia bahkan merutuki tindakan bodohnya selama beberapa hari belakangan. Bapak yang tengah menonton televisi di ruang tengah hanya menggeleng-geleng melihat tingkah putrinya itu di meja makan.

"Kamu itu mau makan atau menenggelamkan wajah ke dalam mangkuk?" ucap bapak tatkala melihat kepala gadis itu semakin rendah menuju mangkuk sup yang tengah disantapnya.

Alana sontak mendongakkan kepalanya tegak. Ia berlagak seperti tidak terjadi apa-apa dan melanjutkan makannya.

"Pemirsa! Gerhana matahari akan kembali menyapa penduduk bumi. Gerhana matahari total diperkirakan akan terjadi lusa yang dapat disaksikan di beberapa wilayah Indonesia. Fenomena gerhana matahari ini terjadi saat matahari terhalang oleh bulan, sehingga bayangan bulan akan jatuh di bumi. Gerhana matahari total ini akan melintasi wilayah Asia, salah satunya Indonesia."

Sebuah berita pagi itu menarik perhatian Alana yang tengah menyantap sarapannya. Ia menghentikan kegiatannya dan berlari menghampiri bapak di ruang tengah. Ia turut menyaksikan berita tersebut. Fenomena gerhana lagi. Ia mengingat detik terakhir sebelum kehilangan ingatannya dan berakhir di dunia ini.

"Fenomena gernaha matahari hibrida akan berlangsung pagi ini. Fenomena gerhana langka yang hanya muncul 26 tahun sekali itu akan tampak di langit Indonesia. Para pemirsa semua dapat menyaksikannya pagi ini saat matahari, bumi dan bulan tepat berada dalam satu garis. Demikian sekilas info pagi ini."

Gadis itu menopang kepalanya pada pembatas jembatan setinggi dada. Matanya terlihat sayu menatap permukaan air di bawah sana. Akankah kehidupanku dapat berubah? Aku penasaran bagaimana jadinya jika aku menjalani kehidupan yang berbeda dari ini.

Alana menegakkan tubuhnya. Dirinya sedikit memantapkan niat dalam hatinya. Detik selanjutnya dengan kejadian yang super cepat, gadis itu menaiki pagar pembatas dan terjun pada air dingin yang membentang di bawah. Tepat saat tubuh itu menghantam air yang begitu dingin, matahari, bumi dan bulan berasa dalam satu garis orbit yang lurus. Beberapa lokasi menjadi gelap seperti ketika malam tiba. Tubuh tak berdaya itu tenggelam pada air biru yang dingin.

"Gerhana," lirihnya masih memandangi televisi.

"Itu benar. Lusa akan terjadi gerhana matahari total," ucap bapak seolah mengonfirmasi perkataan gadis itu.

"Apakah waktuku sebelum pergi hanya tersisa dua hari lagi?" Gadis itu berkata lirih hingga hampir tak terdengar.

"Apa yang kamu bicarakan? Oh, hei! Waktu sudah hampir siang. Kamu akan terlambat ke sekolah," ingat bapak saat tersadar waktu akan menunjukkan pukul tujuh.

Gadis itu bahkan tidak berkutik. Ia masih mencoba mencerna apa yang akan terjadi di depan nanti.

Bahkan sampai di sekolah, gadis itu masih tidak bisa fokus. Ia terus memikirkan berita yang baru dilihatnya pagi tadi. Makan siang di hadapannya pun menjadi tidak menarik. Jihan dan Abilla pergi entah ke mana. Alhasil gadis itu makan seorang diri.

"Jika gerhana terjadi lusa, itu berarti pintu aku kembali ke dunia sesungguhnya akan terbuka juga. Aku bisa kembali ke tempat asalku," gumam gadis itu bergelut dengan pikirannya sendiri.

BITTERSWEET ✔️ | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang