6.

99 9 0
                                    

Matahari sedikit lagi akan terbenam. Tetapi pemuda manis itu masih saja sibuk membahas tentang peninggalan peninggalan zaman dahulu bersama teman barunya. Mereka terus berdiskusi sampai lupa kapan mereka harus memberhentikan pembahasannya itu.

"Iya, memang tidak mustahil membuat benda benda ini kembali. Kita hanya membutuhkan komponen yang berada di dungeon saja. Kita bisa menciptakan cahaya tanpa sihir dan api. Menurutku itu akan sangat membantu bagi orang orang yang tak memiliki sihir." Ucap yoongi serius sambil menatap Namjoon yang sedang menopang dagunya di tanggannya sambil memperhatikan yoongi berbicara.
Namjoon mengangkat kepalanya.
" ya, aku memiliki teman yang sedang meneliti benda benda terdahulu yang ditemukan kerajaan di reruntuhan. Aku akan membicarakan ini dengannya. Bolehkah aku meminjam benda milikmu itu sebagai bukti untuknya? Orangnya sedikit susah diajak kerja sama jika kita tidak berikan bukti nyata."

"Eum! Boleh kok" yoongi mengangguk lalu mengambil kembali benda yang sudah ia simpan tadi dan memberikannya kepada namjoon. Namjoon pun langsung menyimpannya di dalam dimantion home miliknya sendiri.

"Oh ya, kamu angkatan tahun berapa?sepertinya aku tak pernah melihatmu?" Namjoon menatap yoongi penasaran.

"Hehe, sebenarnya aku murid baru tahun ini.." yoongi tersenyum malu sambil meremas ujung baju lengannya gugup.

"Oh.. pantas saja aku tak pernah melihatmu." Namjoon tersenyum lalu mengangkat satu tangannya dan mengelus surai lembut milik yoongi.
Lembut sekali.

"Tidak usah malu begitu, bersikaplah seperti biasa"

"Eum.. Oh ya namjoon, kamu angkatan tahun berapa memangnya?" Yoongi menatap namjoon sambil memiringkan sedikit kepalanya penasaran.

"Tahun ketiga"

Mendengar itu yoongi langsung menegakkan postur tubuhnya. Karena pergerakan tiba tiba itu membuat namjoon kaget lalu mengelus dadanya pelan.

"Haah.. kan sudah ku bilang untuk bersikap biasa saja kan?" Namjoon menghela nafas dan mengerutkan keningnya sambil mengangkat satu alisnya menuntut.

"Em.. iya k-kak. Ma-maaf karena bersikap tidak solpan" yoongi tak sengaja menggigit lidahnya dan berakhir dengan suku katanya meleset. Duhh, memalukan sekali kau yoongi!

"Hm." mendengar perkataan gugup dan formal dari yoongi membuatnya kesal.

"kita bisa berteman untuk kemudian hari kan yoongi? Tidak apa jika kau tidak mau atau sungkan. Tapi aku sangat senang jika kau mau berkerja sama denganku untuk membuat penelitian tentang tecnology."

Yoongi langsung menatap namjoon dengan wajah antusias. Bagaimana bisa ia meninggalkan kesempatan emas ini hanya karena karena berbeda 3 tahun?! Tidak mungkin ia menolak! Pasti akan menyenangkan jika ia memiliki teman untuk menciptakan kembali benda benda misterius itu bersama dan memecahkan teka-teki didalamnya!

"Tentu saja mau! Siapa yang menolak?" Yoongi mengambil salah satu tangan namjoon yang menganggur dan langsung menjabatnya. Namjoon pun tersenyum manis karena berhasil membuat anak jenius itu bergabung dalam penelitian miliknya.

Kemudian mereka pun kembali membahas tentang benda benda itu dan membicarakan beberapa teka teki yang sangat sulit dipecahkan oleh yoongi dan bahkan namjoon sendiri belum memecahkan teka teki itu sama seperti yoongi.
Mereka terus membahas, menelusuri, mencatat, dan mencari tahu maksud dari teka teki itu.
Sampai mereka tidak sadar jika matahari sudah tenggelam dan menyisahkan awan gelab dan sebuah bulan untuk menerangi malam.

Tep!

Lampu yang menyinari ruangan itu tiba tiba mati. Bersamaan dengan suara pintu yang tertutup dan terkunci dari luar.
Sontak yoongi yang takut kegelapan itu pun langsung memeluk namjoon yang berada di sampingnya padahal namjoon dan dirinya sedang mencari buku lain. Ia tak peduli. Ia sangat yakut dengan kegelapan! Siapapun itu tolong bantu pemuda manis ini!

"Namjoon!! gelapp takutt jangan pergii!" Yoongi memeluk pria berbadan besar itu erat dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang namjoon.

Namjoon juga terkejut, namun ia berusaha tenang dan mengucapkan suatu mantra.
Cahaya pun muncul dari tangannya. Cahaya itu terbang dan terbagi menjadi 3 bagian. Cahaya itu mengelilingi dirinya.

Namjoon menepuk punggung pemuda manis itu pelan dan berkata "sudah terang, tidak usah takut lagi."

Yoongi pun langsung membuka matanya dan mendongak menatap namjoon yang tengah tersenyum kepadanya. Ia menoleh kanan kiri. Memang sudah tidak segelap tadi, tapi masih ada beberapa sisi yang gelap! Itu sangat menakutkan. Kalau ada yang tiba tiba datang dari dalam kegelapan itu.

"Namjoon.. aku ingin kembali ke asrama.." yoongi menatap namjoon berkaca kaca dengan bibirnya yang mengkerut lucu.

"Maaf, pintu perpustakaan sepertinya sudah dikunci. Aku tidak bisa menggunakan teleport karena tempat ini sudah dilingkupi sihir anti teleport untuk menjaga keseimbangan sihir di Academy. Maaf" Namjoon mengusap surai yang muda lembut.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku takut gelap.." yoongi kembali menyembunyikan wajahnya di dada bidang itu.

"Kau mau tidur? Aku memiliki kasur lantai di dalam dimantion home ku. Kau boleh memakainya dan tidur duluan" namjoon tidak tahu jika pemuda manis itu takut kegelapan. Mangkanya ia tak mengatakan kepada pemuda manis itu jika sebentar lagi perpustakaan akan dikunci dan dimatikan lampunya. Ia sangat menyesal.

"Eum! Mau! Tapi.. temani ya.. aku takut sendiri.." yoongi mendongak dan menatap namjoon dengan tatapan memohon.

"Baiklah, sebagai permohonan maafku juga. Aku akan menemanimu sampai kau tertidur." Mendengr jawaban itu Yoongi pun langsung tersenyum senang.

Tidak menunggu waktu lama, namjoon pun langsung mengeluarkan kasur lantainya dan meletakkannya di antara rak rak buku yang menjulang tinggi itu. Kasurnya lumayan luas bisa untuk berdua. Menunggu namjoon selesai memasang kasur itu, yoongi sibuk menutup matanya dan berjongkok di sebelah namjoon. Ia takut tiba tiba ada hantu.

Tiba tiba seseorang menepuk bahunya pelan.

"Akh!! Jangan makan aku!" Yoongi reflek menghindar dan akhirnya bokongnya terjatuh agak kencang di lantai.

"Aduh.."

"Maaf, yoongi kau tidak apa apa? Ini aku namjoon. Kasurnya sudah selesai ku rapihkan." Namjoon membantu yoongi berdiri dan sedikit mengelus bokong itu, ia khawatir.

Dengan cepat yoongi menepis tangan itu dan mendorongnya pelan.
"Eum.. sudah tidak apa apa, maaf tadi aku reflek.." yoongi menunduk malu

"Iya tidak apa, maafkan aku juga karena mengagetkanmu." Namjoon langsung menggandeng lengan pemuda manis itu dan menuntunnya ke arah kasur laintai yang sudah ia siapkan tadi.

Yoongi pun berbaring disana dengan satu tangannya yang manis bertautan dengan tangan namjoon. Ia takut.

"Namjoon, jangan pergi sebelum aku tidur ya.." ucap yoongi dengan mata tertutup.

"Iyaa, cepatlah tidur. Aku akan menunggumu tidur sambil membaca buku yang ku ambil tadi." Namjoon mengelus tangan yoongi dengan ibu jarinya untuk menenangkan pemuda manis itu.

Beberapa menit pun berlalu, yoongi belum juga tertidur. Ia gelisah dan takut ditinggal.

"Yoongi? Kau sudah tidur?" Namjoon yang sedari tadi membaca buku itu menoleh ke arah yoongi yang masih bergerak gerak gelisah.

"Belum.."

"Kenapa? Ini sudah lumayan malam. Cepatlah tidur, kau takut gelap kan?"
Namjoon meletakkan buku yang ia pegang dan mulai mengelus surai pemuda manis itu lembut.
Yoongi mendekur nyaman, ia sedikit menguap dan mulai tertidur.

Namjoon tersenyum melihat itu. Entahlah rasanya aneh sekali. Jantungnya berdetak kencang saat menatap pemuda manis ini yang baru saja ia temui sore tadi. Ia tak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Hatinya menghangat saat melihat wajah damai pemuda manis itu. Ia akan menanyakan ini dengan temannya nanti.

Karena sudah sangat malam. Namjoon pun mulai merebahkan tubuhnya dan tangannya masih terus mengelus surai pemuda disampingnya itu. Sampai ia pun ikut tertidur pulas.















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
________________🖤🤍

ACADEMY M'OUTI Taegi NamgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang