11.

83 11 0
                                    

Setelah berkeliling cukup lama di ruang bawah tanah itu. Akhirnya seokjin membawa yoongi ke dalam ruangan yang berisikan artefak.
Yoongi sangat antusias melihat artefak artefak itu. Benda itu berbentuk aneh dan banyak sekali misteri di dalamnya.
Ia terus memperhatikan artefak itu secara detail.

Sampai akhirnya ia terkejut melihat sebuah artefak yang ingin di hancurkan oleh salah satu pekerja disana.

"Tunggu!!!" Yoongi berlari ke arah pekerja itu yang ingin memalu artefak itu dan langsung mengambil artefak itu dari tangan pekerja.
Seokjin yang melihat itu langsung menghampiri yoongi bersama yang lainnya.

"Ada apa yoongi?" Seokjin menatap yoongi dan juga artefak itu secara bergantian.

"Ini.. sebentar! Jangan di apa apakan dulu artefak ini." Yoongi menaruh artefak itu dengan hati hati dimeja. Lalu ia membuka dimantion home nya untuk mengambil sesuatu.
Buku. Kertas. Batu yang menyala.
Yoongi mengeluarkan barang itu dan mulai membuka buku itu entah apa yang ia cari.

Seokjin, Namjoon, Jimin dan juga pekerja itu menatap yoongi penasaran. Padahal sesuai analisis yang dilakukan seokjin dan peneliti lain sudah memastikan jika batu itu termasuk artefak yang tidak berguna. Ia penasaran dengan apa yang akan dilakukan pemuda manis itu.

Tap!


Yoongi menepuk halaman yang ia cari.
"Ini dia!"
Yoongi mengambil batu yang ia dapatkan di dungeon itu di depannya.
"Kak apa boleh aku meminjam palu itu?" Yoongi menatap seokjin serius. Dengan cepat seokjin pun memberi palu yang tadi digunakan oleh pekerja.


TANG!



Yoongi membelah batu itu menjadi belahan belahan kecil.
Kemudian ia mulai fokus pada artefak itu dan mengelusnya guna mencari lubang yang seharusnya ada pada artefak itu. Setelah dapat ia mulai memasukkan belahan kecil batu itu ke dalamnya.

Ia menaruh artefak itu kembali di meja dan mulai memasukkan sedikit demi sedikit energi sihirnya kedalam batu itu

Semenit
Dua menit
Tiga menit
Empat menit

Tidak terjadi apapun.
Yoongi mulai mengatur nafasnya, ia merasakannya! Ia merasakan energi asing yang mengalir masuk kedalam tubuhnya.

Dalam hitungan detik yoongi langsung mengalirkan energi asing itu masuk ke dalam artefak.

Artefak itu bergetar hebat.
Semua orang kaget melihat itu. Mereka melihatnya! Mereka melihat artefak itu mengeluarkan cahaya terang berwarna biru dan membentang membentuk persegi panjang.
Sebuah identitas seseorang.

Yoongi membuka matanya. Ia tersenyum karena apa yang ia pikirkan benar benar terjadi. Ini adalah artefak identitas. Dahulu orang orang kekaisaran membuat suatu kartu pengenal yang menggunakan batu sihir sebagai energi kartu itu. Kartu itu dapat membuat identitas seseorang secara lengkap dan dapat membedakan apakah orang itu penjahat atau tidak.
Dan yang paling penting adalah.. energi sihir yang dimiliki si pemilik kartu itu bisa di simpan dalam kartu dan bisa digunakan dikemudian hari saat si pemilik sudah kehilangan banyak energi sihirnya.
Hebat sekali kan???

"Yoongi.. ini.. apa yang terjadi.. apakah artefak ini aktif?!!" Seokjin masih menatap cahaya yang berisikan sebuah tulisan kuno dengan tatapan kagum tidak percaya.

"Ya!! aku berhasil! Dua tahun lalu aku berhasil memecahkan teka teki yang berada di dalam buku ini! Ini adalah kartu identitas yang digunakan oleh kekaisaran terdahulu." Yoongi tersenyum bangga kepada dirinya sendiri karena ia tak sia sia membeli buku itu dengan mahal dan hampir menghabiskan seluruh uangnya di pelelangan ilegal yang di gelar saat malam itu.

Namjoon dan jimin menatap yoongi dengan penuh kagum. Namjoon menyeringai ia memang tak pernah salah memilih orang. Ia berhasil mambawa seorang jenius kedalam organisasinya. Jimin menganga ia tak menyangka tidak hanya fisiknya saja ternyata yang menakjupkan. Di dalamnya juga sangat menakjubkan. Pantas saja kakaknya yang sangat galak itu dapat tunduk dihadapan temannya itu. Ia menggeleng gelengkan kepalanya tak habis fikir dengan kepintaran yang dimiliki yoongi.
Sedangkan pekerja yang ingin menghancurkan artefak itu menganga dan tak percaya jika benda yang baru saja akan dia hancurkan ternyata sangatlah berharga! Untung saja anak itu menghentikannya.

"Yoongi kau sangat menakjupkan! Bagaimana bisa kau mengetahuinya?" Namjoon mendekatkan dirinya ke arah yoongi yang masih menatap cahaya itu dengan wajah berbinar-binar.

"Menerjemahkan tulisan yang ada di artefak ini." Yoongi mengelus artefak itu dengan hati hati.

"Bagaimana bisa?!" Seokjin menatap yoongi terkejut.

"Apa kalian tidak sadar? Tulisan kuno ini mirip sekali dengan tulisan aksara beberapa daerah terpencil yang ada di beberapa kerajaan? Awalnya juga aku tidak percaya, tapi saat aku meminta temanku yang memiliki berkah bahasa untuk menghafal huruf aksara daerah itu beberapa buku dengan imbalan ia akan mendapatkan makanan gratis dari kedaiku selama 4 bulan, ia pun setuju. Lalu dalam waktu sebulan dia berhasil menerjemahkan tulisan ini.
Artefak ini tertulis jikalau batu bersinar itu digabungkan dan aliri energi kehidupan didalamnya maka dewa pun akan terlihat siapa dirinya." Yoongi menatap teman temannya dan juga seokjin yang tengah menganga saat mendengar penjelasannya.

"Hahaha wajah kalian lucu sekali.." yoongi tertawa keras sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. Mata kecil itu tenggelam dalam tawanya.

Mereka benar benar terdiam dan lagi lagi hanya menatap yoongi dengan tatapan kagum. Bagaimana bisa yoongi menyadari hal kecil seperti itu? Mereka saja yang melakukan penelitian ini bertahun tahun tidak menyadarinya. Padahal mereka terdiri dari banyak orang. Sedangkan yoongi sendiri.

"Heyy, kenapa kalian diam saja?" Yoongi menatap mereka khawatir.

"Yoongi.. kau ini manusia atau bukan?" Jimin menggoyang goyangkan tubuh temannya kencang.

"Aduhh! Kepalaku pusing jiminn" yoongi memegang kedua tangan jimin.

Namjoon pun melepaskan tangan jimin dari tubuh yoongi kasar.
"Jangan seperti itu." Ketus

"Ih, kakak tidak usah ikut ikutan deh." Jimin melototi kakaknya yang tengah menatapnya sinis.

"Kalian sudah saling kenal ya?" Yoongi menatap jimin dan namjoon bergantian.

"Dia kakaku. Memangnya kita tidak terlihat mirip ya?" Jimin menunjuk namjoon di bahunya sambil menekan telunjuknya di bahu kakaknya itu.

"Benarkah? Aku tidak sadar!" Yoongi terkejut.

"Hemmm banyak sih yang mengatakan kami tidak mirip tapi tak apa" jimin menepuk bahu yoongi pelan.

"Sudah selesai mengobrolnya? Aku ingin menanyakan banyak hal kepada yoongi." Seokjin menarik yoongi untuk lebih dekat dengannya.

"Ada apa kak?" Yoongi menatap seokjin penasaran.

"Pertama. Apakah kamu mau bergabung dengan organisasi kami?" Seokjin menatap yoongi dengan tatapan memohon.

"Sudah bergabung dari lama kok." Namjoon menjawabnya dengan datar.

"Hah?! Kapan!" Seokjin menatap namjoon kaget. Sepertinya namjoon tak pernah mengatakan apapun?!

"Seminggu yang lalu aku sudah mengatakan jika ada ada murid baru yang bergabung dan aku sudah menyetujuinya. Dan kau hanya mengangguk." Namjoon menatap seokjin sinis

"Hah? Memangnya begitu?" Seokjin mencoba mengingat-ngingat kejadian itu dibenaknya.

"Kau sibuk membersihkan artefak artefak yang baru saja kau temukan 2 bulan yang lalu." Namjoon menjawab dengan nada malas.

"Oh! Pantas saja tidak tau. Itu aku memang tidak mendengarkan."

"Memang. Kau kan bodoh." Ucap namjoon ketus dan kesal.

"Hey!"

"Sudah sudah, kalian ini kapan berdamainya? Berkelahi terus sejak kecil." Jimin menggelengkan kepalanya.

"Hahaha, lucu sekali. Kalian teman kecil ya rupanya." Yoongi menatap seokjin dan namjoon yang sedang saling menatap dengan tatapan permusuhan.

"Aku tidak pernah berteman dengannya. Siapa juga yang mau berteman dengan anak bodoh." Namjoon memalingkan wajahnya dari seokjin dan memilih menatap yoongi.













.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_______________🖤🤍

ACADEMY M'OUTI Taegi NamgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang