Awalnya Jeha pikir dia akan baik-baik saja meskipun tidak bisa mendapatkan tiket konser Genta, dan meskipun itu adalah konser pertamanya sejak ia mengenal Genta. Toh, benar kata Cakra, pasti akan ada konser-konser yang selanjutnya lagi. Tapi nyatanya, saat melihat teman-temannya—yang sebagian besar juga penggemar Genta—mengunggah dan memamerkan hasil war tiketnya di sosial media, di lubuk hatinya yang paling dalam Jeha merasa sangat iri. Seharusnya dia juga bisa melakukan hal yang sama seperti teman-temannya kalau saja ia tidak ketiduran. Kalau saja ia bisa bangun lebih cepat barang dua menit saja. Sayangnya mau semenyesal apa pun, ia tetap tidak akan bisa mengubah keadaan. Tetap tidak bisa mengubah fakta bahwa dia gagal datang ke konser Gentala Haidar yang akan digelar tiga pekan lagi.
Uang yang sudah dikumpulkan sejak berbulan-bulan lalu, yang seharusnya dipakai untuk membeli tiket konser itu langsung digunakan Jeha untuk membeli buku-buku yang selama ini ia inginkan, tapi tak bisa karena harus menabung demi konser. Jeha ingin melampiaskan rasa kesalnya dengan berbelanja. Maka di sinilah pagi ini ia berada, di salah satu toko buku yang berada di pusat perbelanjaan kota.
Meskipun saat ini keranjangnya sudah penuh, Jeha masih sibuk memilah buku yang ingin dibeli. Kalau dirasa menarik langsung masuk keranjang bahkan tanpa perlu melihat harganya terlebih dahulu. Untuk ukuran anak kos yang sangat irit dalam mengatur pengeluaran, sekeranjang buku yang dibawanya saat ini sungguh menunjukkan simbol pemborosan level maksimal.
Dia tidak peduli apakah setelah ini akan menyesal karena telah menghambur-hamburkan uang, tapi yang jelas Jeha merasa sangat puas saat beban dalam keranjang belanjaannya terus bertambah hingga mengalahkan rasa kesalnya. Bahkan saat melihat deretan angka di nota pembayaran yang hampir setara dengan jatah jajan dua bulannya, Jeha sama sekali tidak terkejut.
Jeha berhenti dan duduk di sebuah kursi tunggu yang berada di dekat eskalator. Kedua tangannya yang sejak tadi menenteng kantong-kantong besar berisi buku sudah tidak kuat lagi menahan beban yang terlalu berat. Mungkin Jeha lebih menyesali betapa beratnya buku-buku yang harus dibawanya daripada banyaknya uang yang harus dihabiskan untuk membeli seluruh buku ini.
Jeha meraih ponsel yang berada di dalam tas. Kosong. Tidak ada yang menghubunginya, tidak ada yang mencarinya, dan sepertinya memang tidak ada yang peduli padanya. Ugh... dramatis. Padahal dia baru keluar selama kurang lebih dua jam.
Gadis itu masih sibuk dengan ponselnya saat tiba-tiba saja dari arah kanan terdengar jeritan-jeritan histeris. Jeha terkesiap, bahkan hampir melempar ponselnya karena terlalu kaget. Kepalanya refleks menoleh ke arah sumber suara untuk memastikan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sayangnya Jeha yang seringkali melepas-pasang kacamatanya tidak berhasil menangkap dengan jelas objek yang terlalu jauh itu hanya dengan mata telanjangnya. Kedua matanya yang disipitkan hanya mampu melihat dengan samar-samar gerombolan orang yang belarian dengan heboh seperti menghampiri seseorang. Maka demi menuntaskan rasa penasarannya, Jeha kembali mengangkat barang bawaannya dan mendekat untuk melihat lebih jelas apa yang sebenarnya sedang terjadi.
***
Esa baru saja menyelesaikan syutingnya siang ini saat gerombolan remaja tanggung itu tiba-tiba saja berteriak histeris dan berlarian ke arahnya. Awalnya hanya sekitar lima atau enam orang saja yang mengenalinya, tapi saat rombongan remaja itu mulai berteriak histeris, mau tak mau orang-orang yang berada di sekitarnya pun ikut merangsek karena penasaran. Sampai-sampai yang tidak tahu siapa itu Esa Julian pun ikut ribut foto sana-sini. Yang penting bisa pamer dan update status pernah bertemu dengan artis, kata mereka.
Suasana mal yang awalnya tenang tiba-tiba menjadi kacau saat banyak yang menyadari ada selebriti di tengah-tengah mereka. Para bodyguard yang menjaga Esa pun harus bekerja lebih ekstra agar artisnya tetap terjaga dengan aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Come Around Me
RomanceJeha hanyalah gadis biasa seperti pada umumnya, yang juga suka menghayal memiliki pasangan hampir sempurna seperti idolanya. Namun, bukannya bertemu dengan sosok sang idola Gentala Haidar seperti yang ada dalam khayalannya, ia malah terjerat dalam k...