"Sialan, baru juga kemarin gue masuk rumah sakit dah diajak balap lagi." pria berambut merah itu mendengus kesal setelah membaca pesan di ponselnya.
Setelah ia bersiap-siap selama 20 menit, suara klakson motor pun terdengar dari arah luar rumahnya.
"Ken! Cepetan elah! Bentar lagi mulai ini!" jerit seorang lelaki berambut coklat sembari terus membunyikan klaksonnya.
"Berisik! Nama gue bukan Ken. Daripada lu berisik mending lu diem!" ujar pria berambut merah dan menenteng helmnya.
"Hehehe, udah ayo, katanya hadiah hari ini menarik banget tau! Lu kudu ikutan kata gue! Terus kan ada si---" balas dari sang rambut coklat.
"Gin, lu ngomong sekali lagi gue pukul juga disini lo ya..." potong sang rambut merah yang sudah kesal mendengar celotehan temannya yang bernama Gin itu.
Gin hanya tertawa dan menarik gasnya hingga melaju lebih dulu meninggalkan si pria rambut merah di belakang.
"Bener bener kurang ajar banget nih anak, dia yang ngajakin gue yang ditinggal." gumam nya.
Ia pun menyalakan motornya setelah memakai helm nya dan keluar dari rumah melaju dengan kencang menyusul temannya yang meninggalkannya duluan.
~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><
Sesampainya di tempat balap, ia menemukan Gin tengah berbicara dengan seorang wanita berambut biru.
"Key, Gin, siapa penantangnya?" tanya nya tanpa melepas helm yang ia pakai.
"oh Caine, kok lo dateng? Bukannya lo baru dari Rumah Sakit ya kemaren?" pria berambut merah yang ditanya pun membuka kaca helm nya dan menatap tajam Gin yang sedang tertawa kecil.
"Hehehe, gue yang ngajak. Daripada dia bosen di rumah gak ada kerjaan kan, mending gue ajak balap lagi." balas Gin dengan tawanya.
"Gila ya lo, dia baru sembuh anjir!" imbuh wanita lain di sebelah lelaki bertopi hitam.
"Yaelah Sel, santai aja kali! Toh Caine gapapa kan? Ya kan?" senggol Gin ke Caine membuatnya memutar bola matanya malas.
"Terserah. Jadi siapa penantangnya?" tanya Caine sekali lagi.
"Keknya dia anak baru sih, namanya Rion K." jawab Key sambil melihat daftar di kertas putih.
"Rion K? Kok kek kenal gue?" Sahut wanita bernama Selia.
"Nah itu, gue juga kek gak asing sama nih nama. Lo kenal ga Caine?" yang ditanya pun sejenak berpikir.
"Rion K... Mirip sama Rion Kenzo bukan si?" ucap Caine sambil menunjuk nama itu di kertas putih tersebut.
"Eh kalo dipikir-pikir iya anjir! Pantes kek gak asing! Musuh lu di sekolah bukan?" Caine mengangguk.
"Tapi disini katanya si Rion K ini tandingnya mau pake mobil. Disini ada mobil buat balap sih, tapi lo bisa gak balap mobil? Kalo ga bisa, ntar gue batalin balapnya." Caine berpikir sekali lagi.
"Bisa. Gue pernah nyoba balap pake mobil, jadi bakal aman sih, kecuali kalo dia tiba tiba curang gue ga tau ya." Sambungnya dengan wajah percaya diri.
"Oke. Tuh, anaknya mulai dateng." Key menunjuk ke salah satu mobil yang bergerak mendekati mereka.
"Key, mobilnya." pinta Caine.
"Nih, tiati lo bawanya. Kalo emang dia curang langsung pencet telpon kita. Biar gue bawain mobil lagi." Key memberikan kunci mobilnya.
"Kalo semisal mobilnya rusak gara-gara dia curang, bawain motor aja." Key memberikan kunci mobil itu dan mengangguk. Dengan segera ia mundur dari area balap dan mendorong Gin.
"Mulai" Gin memasang wajah protes tapi ketika ia ingin mengeluarkan suaranya, Key menatapnya dengan tajam dan Gin pun hanya bisa mendengus.
"Oke, dalam hitungan ke 3 kita mulai." Gin berjalan di tengah-tengah mobil itu dan membawa bendera.
"1..."
"2..."
"3, mulai!" Bendera terangkat ke atas dan Caine langsung melaju dengan kencang diikuti oleh Rion K.
Di pertengahan jalan, ia melihat bahwa musuhnya semakin mendekatinya, ia pun menambah laju kencangnya dan berbelok mengikuti arah jalur yang ditentukan.
Ia melihat spion, musuhnya pun sudah sedikit jauh dengan jarak mobilnya. Saat ia menoleh ke depan, jarak garis finish sudah dekat namun ban mobil tiba tiba meletup dan ia menabrak seorang pria yang tengah menyebrang dan mobilnya pun menabrak pohon.
"Sialan, Rumah Sakit lagi gue." lirih Caine sambil keluar dari mobil dengan sempoyongan.
Teman-temannya segera berlari mendatangi mobil Caine walaupun jaraknya masih terbilang cukup jauh bila mereka berjalan ataupun berlari.
Caine menghampiri Pria yang ia tabrak dan menggendongnya. Membawanya masuk ke mobilnya dan berjalan menuju kursi pengemudi.
Kondisi kepala Caine terbilang cukup parah untuk seukuran manusia normal, tapi aneh nya Caine bisa menahan semua itu. Gin yang sampai lebih dulu di mobil Caine pun menggedor pintu mobil untuk dibukakan.
"Bentar..." Caine bingung melihat tombolnya.
Pandangannya agak buram tapi ia masih bisa melihat. Setelah ia menekan tombol buka kuncinya, Gin segera masuk ke dalam mobil dan memindahkan Caine ke kursi penumpang.
Key datang dan ikut masuk ke dalam mobil itu. Selia yang ingin masuk itu ditahan oleh pria bertopi itu.
"Gak usah. Biar mereka aja yang ngurus. Kita balik, tuh si Rion dah nungguin kita." Selia menoleh ke arah mobil musuh Caine dan menghela nafas.
Setelah Gin membawa mobil yang dikendarai Caine pergi, Selia dan pria itu berjalan ke arah mobil itu dan mengetuk kacanya.
"Masuk dulu. Ntar gue tanya pertanggungjawaban kalian tentang hal ini." tekanan yang dirasakan Selia dan pria itu bukan main.
Mereka segera masuk ke dalam mobil nya dan mobil itu pun menjauh dari pandangan semua orang.
Tbc
yow, this is my first story i've made hehehe, hope you like it👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemies?
Fantasycerpen gais, ft. Rioncaine xixixi (btw, ini OOC dari gameplay mereka ya. Real fantasi saya sendiri, semoga suka) oh iya, warn! harsh word ya