Sesampainya di rumah, Caine meletakkan tasnya di samping meja belajar nya lalu ia duduk di kursi itu dengan kepala menghadap ke atas.
"..."
Caine tersadar, ia membuka tas sekolahnya lalu mencari hadiah yang diberikan Mia tadi sepulang sekolah. Caine melihat kotak itu dan mengocoknya.
"Kayanya ini buku?" gumamnya setelah mendengar suara didalam kotak itu.
Setelah dibuka, benar saja dugaannya. Isinya beberapa buku penting untuk kenaikannya kelas 12 dan sebuah buku diary.
"Hm?" Caine mengambil diary itu secara perlahan.
Membolak-balikan seolah mencari sesuatu. Saat buku itu dibuka, tiba-tiba saja sebuah kartu kecil berisikan pesan dari Mia jatuh. Caine mengambilnya dan menatap nya sebentar.
"Ini buku diary khusus buat kak Caine! Kalo semisal lagi kangen orang tua kakak, kak Caine bisa pake buku ini buat mengenang orang tua kak Caine! Sebenernya aku mau kasih buku diary satu lagi buat kakak nulis keseharian di buku itu biar bisa ngelupain orang tua nya kakak, tapi kehabisan stock di beberapa toko yang biasa aku kunjungin. Jadi, aku kasih satu aja. Semoga suka!!" -Mia
"Gak nyangka dia ngabisin uang banyak banyak buat gue yang bahkan ga sedeket itu sama dia. Tapi thanks for the gift, Mia." ucap Caine sembari tersenyum tipis.
Caine segera pergi ke kamar mandi untuk mandi dan berganti baju. Ia ingin cepat cepat tidur, entah kenapa ia merasa bahwa hari ini tubuh dan mentalnya benar benar sudah mencapai batasnya.
"..."
"Gue kangen Rion." lirihnya tanpa sadar.
Caine langsung membelalakkan matanya lalu memukul mulutnya sendiri beberapa kali.
"Gak! Gak mungkin gue kangen sama dia. Ngigo gue." ucapnya.
Caine mulai mengantuk. Sebelum benar-benar tertidur, ia memasang alarm untuk dirinya bangun keesokan paginya. Karena besok libur, Caine hendak pergi ke kota untuk refreshing. Caine pun langsung tertidur tak lama setelah ia memasang alarm di ponselnya.
~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><
"Gue besok pengen jalan jalan. Lo semua ikut kaga?" ucap Rion tiba-tiba ditengah rapat TNF.
"Hah? Kemana pih?" tanya Krow.
"Ke Kota. Gue mau jalan-jalan sekalian kalo nemu barang yang gue suka, gue mau beli juga." balas Rion.
"Ikut pih, gue mau cari buku di perpustakaan kota yang katanya lengkap banget." sahut Elya.
"Gue juga mau ikut, siapa tau ketemu pak Jakar juga." timpal Echi.
"Lo ikut karena mau nge-date apa mau jalan-jalan?" tanya Gin dengan sinis.
"Dua-duanya boleh kalo ketemu orangnya. Kenapa? Cemburu lo?!" sindir Echi dengan lantang.
"Mana ada. Ngaco lu." balas Gin dengan cepat namun wajahnya terlihat sedikit memerah.
Rion menghela nafasnya lelah melihat kelakuan teman seperjuangannya itu bergaduh.
"Gue kayanya ikut pi." sahut Garin.
"Mau ikut gue atau ada urusan sendiri?" tanya Rion.
"Ikut papi ajalah, gue bosen di rumah mulu digelutin sama Jaki sama Krow." balas Garin malas.
"Enak aja, lo duluan ya yang mancing emosi gue!" balas Krow.
"Udah!" Rion memukul belakang kepala Krow dan Garin membuat mereka mengaduh kesakitan. Jaki yang melihat itu diam diam tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemies?
Fantasycerpen gais, ft. Rioncaine xixixi (btw, ini OOC dari gameplay mereka ya. Real fantasi saya sendiri, semoga suka) oh iya, warn! harsh word ya