17. Siapa itu?

1.2K 140 2
                                    

Sore hari pun datang sedangkan anak TNF masih di kota bersenang-senang. Kini mereka duduk di salah satu bangku taman. Elya dan Key pergi untuk membeli es Krim sedangkan Jaki dan Krow mengunjungi toko senjata dekat taman itu.

"Cape." ucap Echi.

Rion dan Caine sedari tadi diam saja tak berkutik sama sekali. Gin dan Riji curiga, mereka akhirnya berdiri untuk melihat ke kursi yang didudukinya Rion dan Caine.

Ternyata, mereka sudah terlelap karena kelelahan. Gin menyenggol Riji sambil menahan tertawanya melihat ekspresi wajah keduanya. Riji dengan sigap mengeluarkan ponselnya lalu memotret mereka berdua.

"Heh! Lo ngapain berdua?" tanya Elya yang baru saja membawa 2 kantong besar berisikan es krim.

"Si Caine sama Rion kalo tidur lucu, jadi gue foto aja." balas Riji.

"Kirim ke grup biar anak anak yang lain tau juga." sahut Key yang baru saja datang.

Riji mengangguk lalu menarik Gin kembali ke teman temannya. Rion terbangun lebih dulu melihat bahwa langit sudah gelap dan teman-temannya masih senantiasa duduk dibawah pohon bercanda ria seakan menunggu sang empu terbangun.

"Lo kok ga bangunin gue atau Caine si? Udah gelap gini kita malah masih diluar. Jam berapa sekarang?" tanya Rion.

"Jam 8 pi." Rion terbelalak.

"Gila ya lo! Ayo pulang! Besok kalo ada waktu luang kita jalan-jalan lagi!" Seketika semuanya cemberut mendengar omelan sang papi.

"Terus Caine gimana? Kasian kalo dibangunin tuh, mukanya cape banget keknya." timpal Krow.

Rion menoleh ke arah Caine. Ia sejenak melupakan fakta bahwa Caine sudah setuju masuk ke dalam organisasi nya. Tak banyak basa-basi, Rion langsung menggendong Caine menuju mobilnya dan memasang seatbelt.

"Dah gue aja yang urus. Ayo balik."

Disaat semuanya tak sadar, Jaki terdiam lalu menoleh kebelakang. Ia menoleh ke arah temannya yang berjalan lebih dulu hendak meninggalkan dia, tetapi Jaki lebih merasa penasaran dengan sepasang mata yang melihat mereka.

Kaki Jaki melangkah mendekat ke arah pohon disebelah mereka duduk tadi, tapi tepukan di bahunya menggoyahkan fokusnya.

"Lo ngapain? Ayo balik, keburu papi marah." ucap Krow heran.

"Oh, iya." Jaki berjalan lebih dulu meninggalkan Krow dibelakang.

"Tumben amat tingkahnya aneh gini." gumam Krow.

Setelah mereka pergi, mata-mata itu berdiri bersandar pada pohon tempat ia bersembunyi dan tersenyum miring.

"Gue kasih akhir dari kisah mereka yang kaya gimana ya.." -???

~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><

Sesampainya dirumah, karena tadi Krow pergi menyusul Jaki, jadi mereka datang lebih terlambat dibanding yang lain.

Jaki merebahkan tubuhnya dikasur miliknya. Netranya menatap dinding kamar dengan tatapan kosong. Ia masih memikirkan hal tadi.

Suara ketukan pintu terdengar. Jaki langsung berdiri dan membukanya. Ternyata itu adalah Krow yang berdiri sambil membawa mie.

"Gue masuk ya." Jaki mengangguk lalu mempersilahkan Krow untuk masuk.

Kamar itu dalam suasana senyap. Hanya terdengar suara Krow yang menyeruput mie nya sembari bermain ponselnya.

"Oh iya, lo tadi ngapain nyamperin pohon tempat kita duduk lagi?" tanya Krow.

"..." Jaki tak menjawab apapun membuat Krow semakin heran. Tak biasanya Jaki menjadi lebih pendiam seperti ini.

"Gue tadi..." Krow meletakkan ponselnya bersiap untuk mendengar lanjutan dari perkataan Jaki.

"Kalo gue cerita, lo percaya ga?" tanya Jaki ragu-ragu.

"Tergantung lo ngasih cerita ke gue gimana." balas Krow.

"Tadi waktu kita di taman, udah beberapa kali gue mergokin ada orang yang ngawasin kita. Dia gak pake jas ataupun logo di bajunya. Cuma pake jaket kulit, pake topi, makan permen, sama celana jeans. Lo liat ga tadi?" jelas Jaki pada Krow.

"Lo liat orang kaya gitu? Tadi gue ga ada liat orang modelan begitu. Lo cape kah sampe halu kek begitu?" tanya Krow sedikit khawatir.

"Udah gue duga, Krow ga bakal percaya semudah itu." batin Jaki.

"Gak, lo tau sendiri kan kalo gue cape itu antara gue ngelamun atau gue tidur. Jadi kejadian tadi ga mungkin gue ngelamun atau tidur." balas Jaki.

Tiba-tiba suara notif pesan masuk terdengar di salah satu ponsel mereka. Ketika di dengarkan lebih jauh, ternyata berasal dari ponsel Krow.

"bentar gue baca dulu." balas Krow.

10 menit berlalu tapi Krow tak memberi tanda bahwa ia akan selesai membaca pesan yang ia terima.

"Krow? Apa isi pesannya? Gue boleh lihat ga?" tanya Jaki.

"Gue... di chat sama orang gak dikenal." balas Krow singkat.

"Kalo lihat pesannya boleh?" Jaki bertanya balik dengan halus.

"Gue kasih kesimpulannya aja ya. Katanya semua anggota TNF bakal dapet pesannya jadi isi dari pesan setiap anggota itu bersifat rahasia. Ga ada yang boleh tau kecuali pemilik ponsel itu sendiri dan dia bakal ngawasin kita semisal hp nya ga disentuh sama pemilik hp nya, dia bakal auto delete pesannya." Jaki terdiam.

"Um, gue ngantuk nih. Gue tidur duluan ya." imbuh Krow.

Tanpa mendengar balasan dari Jaki, ia langsung berdiri dengan terburu-buru lalu menutup kamar Jaki meninggalkan sang pemilik kamar melamun memikirkan hal barusan.

"Siapa lo.. Jawab gue! Lo siapa?!!" -Krow

"..." -???

"May we meet again in the end of your life." -???

~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><~><

"Siapa yang ngirimin gue pesan begini?!"

Krow menutup pintu kamarnya sedikit keras lalu membaca ulang pesann
yang dikirim oleh orang misterius itu.

"Percaya sama gue, keluarga lo bakal hancur bentar lagi. Di tangan gue." -???

"Lo bakal kehilangan ketua lo, wakil lo, bahkan orang yang lo anggap keluarga sekalipun." -???

"Lo kalo ngetik yang jelas, anjing! Gue ga suka di prank." -Krow.

"Jujur lo siapa?! Berani lo ngatain keluarga gitu!! Gue kejar lo sampe ke l sekalipun." -Krow

"Lo ataupun anggota yang lain, bahkan Rion, maupun Caine ga akan bisa ngejar gue. Sebelum lo bunuh gue, lo duluan yang bakal mati di tangan gue." -???

"Siapa... Jawab gue!! Lo siapa?!!" -Krow


"..."

"We'll meet in the end of your life, don't worry. Be patient." -???

"Sialan!" balas Krow dan melempar ponselnya ke kasur. Ia menggertakkan giginya kesal dan mengepalkan tangannya menahan amarahnya.

Tbc

Hayoloh, siapa itu👀

Enemies? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang