A few days after
"1020, ada pengunjung!"
Suara derit pintu perlahan terbuka, menampakkan seseorang dengan baju tahanannya. Sementara, seseorang dengan kemeja jas putihnya nampak menunggu.
Ia diam, tatapannya begitu kosong serta tak berarti.
"Apakah kau senang?"
Senyum itu segera terpatri dengan lebar, memperlihatkan deretan giginya yang rapi-Lee Joon Gi tersenyum. Na Jaemin-sang pengunjung, nampak menatap pria tua itu dengan tatapan penuh arti.
"Setelah membunuh anak sialan itu, kau bertanya apa aku bahagia? Jelas saja iya! Mengapa kau perlu menanyakan hal yang tidak perlu?"
Jaemin terdiam sejenak sebelum akhirnya terkekeh tak percaya, bulir air mata itu turun tanpa diperintah. Wajahnya memanas serta hatinya berdenyut. Ia kemudian kembali menatap Tn. Lee dengan tatapan nanar.
"Apa kau pernah sekali saja berpikir bahwa Lee Jeno adalah anakmu?" tanya Jaemin.
"Pernah. Tentu saja ia adalah anakku. Lalu mengapa? Apakah aku harus menangis sekarang?" balas Tn. Lee dengan tatapan mengerikannya. Ia tertawa.
"Lee Jeno menulis ini pada saat hari natal." Na Jaemin mengeluarkan sebuah surat dari sakunya. Ia kemudian membuka lembaran kertas usang itu dan menempelkannya pada kaca pembatas antara dirinya dan Tn. Lee.
Aku ingin memaafkan Ayah.. dan melewati musim dingin berikutnya bersama Ayah.
"Lee Jeno sepertinya sudah gila, memaafkan orang yang sudah merenggut satu-satunya kebahagiaan dalam hidupnya, orang yang bahkan berusaha merenggut nyawa anaknya sendiri. Namun, baguslah. Ia sudah tidak ada sekarang, ia tak perlu memaafkan orang tak berperasaan sepertimu."
Dreeett
Kaki kursi itu berderet, Jaemin beranjak dari duduknya kemudian melenggang pergi begitu saja meninggalkan Tn. Lee yang tercenung. Sampai akhir, keinginan Lee Jeno pada hari natal memang tak akan pernah terlaksana.
Tunggu saja Lee Joon Gi, rasa bersalah itu akan menyeruak masuk ke dalam hatimu sampai ke akar-akarnya. Rasa bersalah itu akan menggerogoti dirimu bahkan sampai rasanya kau lebih baik mati daripada hidup dengan rasa bersalah ini.
🍃🍃🍃
[special part]
That night between Jeno and Renjun,
Winter night 2012.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Alone ✔
General FictionRumah ini hanya tinggal menyisakan satu raga, sementara yang lainnya bergerak melangkah, ia tetap pada tempatnya.