21 Oktober 2012
"Apa yang kau inginkan untuk kado natal? Aku akan membelikannya untukmu."
Aku mendengus geli begitu mendengar Chenle berujar dengan nada sombongnya. Renjun mendecih. "Kau bawa saja Santa pada saat Natal, maka Jisung akan sangat senang."
"Santa itu tidak ada," balas Chenle acuh. "Jisung yang bodoh pun tak akan tertipu."
Aku hanya tertawa kecil mendengarnya.
"Aku serius, apa kalian tak ingin sesuatu? Akhir-akhir ini aku bekerja part time, gajiku lumayan banyak."
Renjun dan aku terdiam. Jujur saja, menjalani hidup yang pahit hari demi hari, tanpa sadar aku melenyapkan segala keinginan serta keinginanku. Aku menguburnya dalam-dalam, sebab ku pikir semuanya percuma, kami akan terjebak.
"Aku hanya ingin melihat bintang di langit dengan musik yang mengalun serta api unggun," jawab Renjun membuyarkan lamunanku.
"Hanya itu? Itu sederhana sekali, aku pun tak perlu mengeluarkan uang."
"Sederhana namun aku tak pernah bisa melakukannya." Aku serta Chenle kompak terdiam begitu mendengar jawaban Renjun.
Setelah Renjun kembali, kami sama sekali tak pernah berani bertanya tentang apa yang terjadi. Kami hanya cukup tahu bahwa situasinya tak baik di sana, kami tak ingin mencari tahu lebih dalam.
Jika Renjun ingin berbicara, ia akan berbicara.
"Apakah nanti aku bisa melakukannya?" Renjun bergumam. "Aku bahkan tak tahu."
"Huang Renjun." Chenle memanggil pelan.
"Tenang saja, aku akan menjagamu agar sampai pada harinya, kau bisa melihat bintang itu."
🍃🍃🍃
"Apa kau baik-baik saja?"
Ini sudah hampir seminggu semenjak kejadian tersebut, Haechan menangis hebat pada saat itu lalu berjanji akan meninggalkan Jeno.
"Maafkan aku Jeno yang terlalu egois selama ini, aku hanya memikirkan diriku serta merasa kau juga pasti putus asa sepertiku. Aku berjanji, aku akan membantumu bertahan kali ini."
"Apa kau ingin sesuatu pada bulan natal ini? Aku akan memberikannya padamu," ucap Jaemin berusaha membangun percakapan kembali. Jeno hanya diam saja dengan pandangan lurus ke depan mengamati satu pohon kurma yang tidak kunjung berbuah.
"Aku paling membenci bulan natal," balas Jeno pelan. "Aku terus merasakan rasa sakit yang amat pada bulan natal itu."
Jaemin mengulum bibirnya, sedangkan Jeno menoleh sesaat padanya sebelum kembali pada posisi awal.
"Aku tak ingin apapun."
"Bulan natal, bulan musim dingin, bukankah mereka sangat cantik?" ujar Jaemin kembali. Jeno terkekeh. "Apa gunanya?"
"Melihat kembang api di langit gelap membuat matamu berbinar, apa kau tak pernah merasakannya?"
Jeno mengerutkan kening begitu mendengar nada suara Jaemin berubah. Pemuda itu seperti bersemangat.
"Aku.."
"Ayo melihat kembang api bersamaku pada saat malam natal, Lee Jeno."
Jeno terhenyak sesaat begitu Jaemin tersenyum ke arahnya, tak ada guratan kecewa seperti pada hari itu, apakah Jaemin benar-benar tulus pada Jeno? Apakah pemuda itu sudah tidak mengharapkan sosok lainnya pada Jeno? Tapi.. mengapa?
"Bohong jika aku bilang aku tak pernah mengharapkan sosok Lee Mark dalam dirimu," tutur Jaemin seakan-akan mengerti arah pikiran Jeno.
"Namun, Mark tetaplah Mark. Ia berbeda denganmu. Kalian sangat berbeda, aku hanya tertipu dengan ilusi sejenak. Kau tak perlu meminta maaf, Lee Jeno. Kau juga tak perlu meminta ijin agar bertahan...
"... Ini hidupmu, bertahanlah sampai rasanya kau lupa bagaimana caranya melepaskan pertahananmu itu."
🍃🍃🍃
"Apakah Lee Jeno akan sembuh?"
Jihoon mengerutkan kening begitu mendengar pertanyaan Jaehyun. Pemuda itu tak mengerti, benar-benar tak mengerti atas dasar apa Jaehyun menanyakannya.
"Apa maks─"
"Menurutmu, apakah Lee Jeno akan sembuh?" tanya Jaehyun lagi. Jihoon berdehem sebentar, ia mengangguk canggung. "Tentu."
"Mengapa?"
Jihoon kembali mengerutkan keningnya. "Lee Jeno sudah jauh membaik sekarang, Dok. Sudah hampir seminggu tak ada alter ego yang muncul."
"Apakah Huang Renjun sudah muncul?"
"Bel─apa?" Seakan-akan tersadar, kedua mata Jihoon sontak melebar. "Bagaimana Dokter tahu..."
"Aku juga pernah bertemu dengan Renjun, Jihoon. Kau pikir aku bodoh?" Jaehyun tersenyum miring, ia tiba-tiba terlihat menakutkan sekarang.
Jihoon terdiam dengan rasa panik yang melanda. Netranya bergerak ke sana ke mari. Mengapa Jaehyun nampak seperti orang yang berbeda sekarang?
"Lee Jeno tak akan sembuh selama sosok Huang Renjun masih ada dalam dirinya. Dan kau, jangan coba-coba membohongi ku lagi atau kau akan tahu akibatnya."
🍃🍃🍃
boleh spill gaa nihh
kalian nemu cerita
ini darimanaaa????
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Alone ✔
Ficción GeneralRumah ini hanya tinggal menyisakan satu raga, sementara yang lainnya bergerak melangkah, ia tetap pada tempatnya.