13. Jangan Memaksakan Diri

38 13 60
                                    

🌳🌳🌳🌳🐖

Pagi ini, Shou merasa badannya segar bugar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Shou merasa badannya segar bugar. Pancaran semangatnya menaungi seluruh tubuh. Pikirnya, hal itu karena Shou telah menghabiskan waktu bermain gim bersama Aimi seharian kemarin. Tentu rasanya ia jadi tak sabar untuk segera menjadikan badannya ideal dan meraih cita-citanya menjadi idol.

"Yeah! Akulah Shou yang kalian tunggu-tunggu!"

Shou mengedipkan sebelah mata ke arah cermin, berpura jika dirinya adalah seorang idol terkenal yang sedang berada di atas panggung besar dengan penonton yang membeludak. Membayangkan saja, membuat dadanya berdesir, kesenangan. Bahkan telinganya seolah dapat mendengar gegap gempita para fans-nya yang berulang kali meneriakkan namanya saat ia memejamkan matanya sejenak.

Saat ini, Kamiya Shou benar-benar lupa diri. Di samping lantaran tubuhnya masih dilapisi oleh kumpulan lemak, totol-totol pada wajahnya juga perlu diperbaiki menjadi rupawan bak pangeran impian supaya tidak lagi membuat kebanyakan para gadis memandang rendah. Omong-omong soal itu, sobat satu-satunya yang ada di Amerika sedang mengiriminya paket perawatan kulit. Dengan begitu, Shou yakin, sebelum liburan musim panas, wajahnya akan kembali seperti kulit bayi yang baru lahir.

Derap langkah berat lantas memenuhi koridor rumah saat nyonya Kamiya sedang menyibukkan diri dengan peralatan memasak. Tatkala, wanita itu menoleh ke pintu dapur, sosok bulat anaknya baru saja masuk dan meraih segelas air berukuran besar di meja makan.

"Shou-chan, apa yang kamu lakukan? Bukankah Shou-chan masih sakit?"

Kekhawatiran itu tentu beralasan. Apalagi sebagai seorang ibu, dia meninggalkan anaknya seharian penuh untuk melakukan perjalanan dinas di hari kemarin. Lalu sekarang, dia justru melihat putra semata wayangnya memasuki dapur dengan mencangklong handuk dan mengenakan pakaian yang biasa Shou pergunakan untuk berolahraga.

Shou membuang napas lega setelah menghabiskan minumannya. Sisa air di bibirnya lantas ia usap dengan punggung tangan. Senyumnya kemudian mengembang lebar meski terhalang oleh pipinya yang bulat dan sudutnya membentuk ceruk dalam.

"Demamku sudah reda, Okaasan¹. Lihat." Bak binarawagan, Shou menekuk masing-masing tangannya di samping tubuh. Niat memamerkan otot, tetapi yang terlihat jelas justru lemak bergelambir yang bergoyang-goyang mengikuti gravitasi bumi. "Sudah ya, Okaasan. Bye~"

Menganggap ucapan ibunya hanya sekadar kekhawatiran berlebihan, Shou pun bergegas keluar rumah seusai memakai sepatu kesayangannya yang berukuran jumbo. Baginya kini, absen olahraga---baik jogging atau basket---sehari pun, adalah dosa yang tidak mungkin termaafkan, sekalipun alasannya adalah sakit.

Sungguh. Semangatnya semakin meletup-letup setelah perjumpaannya dengan Aimi walau hanya berada di dalam gim.

Matahari ternyata sudah menampakkan diri secara sempurna saat ia mulai menapak di atas bayang-bayang pepohonan pinggir jalan. Udara di sekitar pun terasa lebih hangat, dan lebih panas---notabene bagi Shou yang memiliki lemak tebal. Setelah ia berpas-pasan dengan seorang bibi tetangga dan terpaksa menghentikan aktifitas dan berbincang sebentar, Shou memutuskan untuk tancap gas. Kecepatan berlarinya yang menerjang jalanan kali ini telah mencapai titik maksimum dari kecepatan seorang Kamiya Shou.

Become An Idol Like You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang