Kerlip cahaya yang kian meredup dalam dadaku ...
Itu adalah sinar kenangan cintamu.
Satu malam nan biru di masa lalu.
Satu momen indah yang tak pernah kembali padaku.
Betapa pun aku menyesal, aku sudah tak bisa memperbaikinya.
Dan air mata---tak akan mengubah cerita.
*****
Wina, tiga tahun sebelumnya
Musim gugur tahun ini sangat istimewa dan berkesan bagi Xiao Zhan. Dia telah menyelesaikan pendidikan kelas musiknya dan membentuk kelompok orkestra yang didanai oleh ayahnya dan juga Tuan Liu yang merupakan salah satu investor di sekolah musik milik Tuan Xiao. SX Music College. Dia telah berada di Wina selama hampir sepuluh hari untuk pertunjukan perdana kelompok musiknya dan mengambil kesempatan beberapa hari untuk berlibur menikmati keindahan kota. Gladi resik yang cukup menyita waktu, pertunjukan yang mendebarkan, kemudian pengambilan gambar dua malam untuk majalah musik yang dilakukan di depan gedung konser Musikverein. Lampu-lampu kota menyala dua kali lipat di atas beton basah. Xiao Zhan dan Haikuan dalam balutan mahal Alexander McQueen, berpose di samping patung-patung estetik. Kamera canggih sang fotografer membuat tembakan foto menjadi hidup. Xiao Zhan menampilkan senyumannya paling menawan, manis dan sendu di bawah kelopak mata yang terkulai. Melalui kaos kaki tipis di kakinya, dia merasakan hembusan pertama musim gugur yang jatuh bersama kelopak bunga dan helai dedaunan.
Tatapan yang hangat serasa menyapunya dari satu arah. Di tengah sibuknya sesi pengambilan gambar, Xiao Zhan bisa menangkap sorot mata seseorang yang selalu tertuju padanya.
Dia adalah seorang pemuda tampan dengan setelan hitam sederhana membalut tubuhnya yang tinggi tegap. Dia adalah Wang Yibo, supir keluarga Haikuan yang diikutsertakan dalam perjalanan ke kota ini untuk melayani Haikuan dan juga adik laki-lakinya yaitu Haoxuan. Sejak pertama kali melihatnya, Xiao Zhan menangkap banyak kisah dalam sorot matanya yang dingin dan hampa. Dia merasakan ketertarikan yang aneh, mungkin simpati tak berguna yang kerap dia rasakan bahkan pada mahluk lemah, semisal seekor kucing jalanan. Xiao Zhan mengabaikan perasaan itu pada awalnya. Selain itu, perbedaan status di antara mereka menjadikan hal yang bernama pertemanan jadi sedikit sulit. Namun betapa pun ia mencoba bersikap biasa-biasa saja, kesan dari pertemuan pertama itu tidak bisa meninggalkan benaknya dengan cepat.
"Siapa dia?" Xiao Zhan berbisik pada Haikuan sesaat setelah kawannya itu turun dari mobil yang disewanya selama berada di kota ini.
Haikuan mengikuti arah tatapan Xiao Zhan yang tertuju pada sosok Wang Yibo. Pemuda itu berdiri menundukkan wajah setelah membukakan pintu untuknya.
"Kau maksud pemuda yang membukakan pintu mobil?" Haikuan balas bertanya sambil berjalan beriringan menuju tangga teater Musikverein.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐬𝐩𝐞𝐫𝐚𝐭𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟)
FanficSatu insiden tak terduga terjadi di hari pernikahan Xiao Zhan dan Ren Min. Sang pengantin pria tiba-tiba menghilang secara misterius, meninggalkan sejuta tanya dalam hening. Pihak keluarga menduga seseorang telah menculiknya, tapi kebenarannya tak p...