Vodka mengalir bebas dalam darahnya, mengirimkan sensasi panas. Dia melonggarkan kerah kemeja, memijat pelipisnya sejenak. Beberapa waktu kemudian dia menangkap bayangan seseorang di sudut, tidak jauh dari mobilnya dan juga mobil Haikuan. Xiao Zhan menajamkan pandangan matanya yang buram. Dia mengenali sosok itu sebagai Wang Yibo.
Di sini dia rupanya, menunggu dalam kesendirian sementara tuan mudanya menikmati musik, minuman, dan bergembira. Tanpa sadar, Xiao Zhan menyeret langkah untuk menghampirinya. Rambutnya sedikit berantakan dan langkahnya pun nyaris tidak lurus, tapi dia bertekad mendekati pemuda itu.
"Hai," sapanya sambil tersenyum lebar.
Wang Yibo yang sejak tadi berdiri dalam keremangan nampak tidak percaya bahwa yang datang adalah Xiao Zhan. Awalnya dia memang memperhatikan pemuda itu berdiri menghirup udara, tapi tidak terpikir bahwa dia akan menemuinya.
"Tuan Muda Zhan," dia membalas sopan, dengan cepat menjatuhkan sebatang rokok yang tengah dihisapnya dan menginjaknya dengan cepat.
"Ugh, jangan panggil aku tuan muda," protes Xiao Zhan, menyandarkan pinggang pada sisi mobilnya.
"Apa yang kau lakukan di sini sendirian? Tidak ikut bersenang-senang?"
Wang Yibo menggeleng sungkan. "Supir atau pelayan tidak perlu ikut bergabung dalam pesta semacam itu."
"Tapi kau masih muda. Tidak ada salahnya---"
"Tuan muda melarangku."
Xiao Zhan mengernyitkan kening.
"Tuan muda yang mana?"
Wang Yibo nampak canggung sejenak.
"Ehm, tuan muda Haoxuan. Dia melarang setiap supir atau pelayan untuk bergabung dengannya."
"Padahal tidak ada salahnya," desah Xiao Zhan, tidak setuju.
"Tak apa, Tuan Muda Zhan. Tempat parkir lebih menyenangkan buatku."
"Sudah kubilang jangan panggil aku tuan muda. Panggil saja Zhan." Xiao Zhan menggelengkan kepala tidak paham, lantas menatap sosok pemuda tampan berpakaian serba hitam yang terlihat sangat dingin dan misterius malam ini. Pancaran auranya seksi dan Xiao Zhan terserap ke dalam kolam dalam di mata gelapnya. Dia lebih banyak tertegun saat mata mereka sesekali beradu pandang.
"Kedengarannya tidak sopan," sahut Wang Yibo.
Xiao Zhan tersenyum masam. Sikap Yibo yang merendah dan sangat hati-hati terlihat seperti ia menghindari kesalahan sekecil apa pun. Kecemasan di raut wajahnya seolah menceritakan bahwa dia sering dimarahi atas hal-hal sepele.
"Santai saja. Usia kita tidak jauh berbeda, bukan? Sepertinya aku harus bicara pada Haikuan agar dia lebih menganggapmu sebagai teman alih-alih supir." Xiao Zhan menghela napas panjang.
"Itu sama sekali tidak diperlukan." Yibo mencoba tersenyum meskipun tipis, dia sangat menghargai sikap bersahabat yang ditunjukkan Xiao Zhan padanya. Tidak banyak tuan muda kaya yang bersikap sesantun ini dan menghargai seseorang tidak dari statusnya. Kekaguman yang sejak awal dia rasakan pada Xiao Zhan kian berkembang tanpa bisa ditahan.
"Hmmm, kau masih menjaga jarak. Nah, bagaimana jika kita mengobrol saja? Aku bosan berada di dalam sana. Suasananya terlalu berisik dan aku pun mulai sakit kepala."
Wang Yibo mencium aroma alkohol yang kuat dari mulut Xiao Zhan, seketika wajahnya menjadi cemas.
"Sepertinya kau banyak minum," ia berkomentar.
"Tidak banyak. Jangan takut, aku bahkan masih bisa berpikir waras."
Wang Yibo terlalu gugup untuk menolak. Akhirnya mereka duduk di tembok rendah pembatas lahan parkir dengan tepi jalan. Cahaya remang-remang menjadikan suasana terasa romantis dan nyaris mistis. Rasanya seperti keajaiban bagi Yibo, tidak pernah berani membayangkan bahwa kawan majikannya kini duduk bersisian dengan santai. Sebenarnya alkohol mulai berpengaruh pada Xiao Zhan, hanya saja dia masih belum kehilangan kendali sepenuhnya. Caranya bicara dan tertawa terdengar bebas dan tidak seanggun biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐬𝐩𝐞𝐫𝐚𝐭𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟)
FanficSatu insiden tak terduga terjadi di hari pernikahan Xiao Zhan dan Ren Min. Sang pengantin pria tiba-tiba menghilang secara misterius, meninggalkan sejuta tanya dalam hening. Pihak keluarga menduga seseorang telah menculiknya, tapi kebenarannya tak p...