Untuk beberapa waktu Wang Yibo membeku di tempatnya. Hatinya dipenuhi ratapan dan juga ujaran penuh harap dan kebencian.
Dilihatnya Xiao Zhan tersenyum kaku pada gadis cantik di sampingnya, lalu mengatakan sesuatu. Tak lama dia bangkit dari duduknya.
Dia berjalan di antara meja-meja dengan begitu banyak karisma, begitu percaya diri. Para tamu lain tidak menghalangi pandangan Wang Yibo karena Xiao Zhan cukup tinggi. Lagi pula Yibo tidak bisa melihat apa pun selain dia. Hanya wajahnya yang cantik, tegas, dan tubuhnya yang proposional dan anggun. Xiao Zhan diukir dari mimpi terindahnya. Dia diciptakan hanya untuknya.
Xiao Zhan berjalan melewati Yibo tanpa menoleh sedikit pun. Bibirnya membentuk senyum tipis yang ambigu. Wang Yibo tidak percaya dengan sikap Xiao Zhan dan secara spontan menyebut namanya.
"Zhan .... "
"Kamar kecil," bisik Xiao Zhan tanpa lirikan sedikit pun. Sebaliknya dia mengangguk sedikit pada manager restoran yang siap memberi intruksi tambahan pada Yibo.
Dengan tatapan nanar, Yibo mengikuti pergerakan Xiao Zhan menuju satu lorong di sudut kanan restoran di mana kamar kecil berada.
Butuh beberapa menit bagi Yibo untuk menyelinap ke kamar kecil tamu di tengah kesibukan jam operasional makan malam. Dan akhirnya, momen yang diimpikan itu menjadi nyata malam ini. Dia bisa melihat Xiao Zhan lagi. Dari dekat. Sangat hidup dan nyata.
"Bagaimana kabarmu, Zhan?" ia berdiri di samping Xiao Zhan yang tengah menghadap cermin rias di atas wastafel. Melalui bayangan di cermin, Yibo bisa mengagumi wajah Xiao Zhan sepuas hati.
"Sangat baik," jawab Xiao Zhan datar, tangannya memutar kran, dan sedikit gemetar.
"Aku bisa melihatnya. Kau tersenyum sangat manis, begitu bahagia, seperti malam-malam di Wina."
Ekspresi Xiao Zhan tenggelam untuk sesaat. Lantas ia mematikan kran, mengeringkan tangan dan menghadapkan wajah pada Yibo.
"Kumohon Yibo, jangan ungkit tentang malam di Wina lagi," suaranya nyaris berbisik. "Itu kenangan yang kelam dan menyakitkan."
Wang Yibo terdiam. Masih menolak untuk mengerti bahwa cinta satu malam itu tak berarti apa pun bagi Xiao Zhan. Namun baginya, itu satu-satunya momen ajaib yang tak terlupakan. Momen yang menjadi alasan dia tetap berjuang dan bernapas hingga hari ini. Segala tentang Xiao Zhan tampak luar biasa baginya. Matanya berbentuk almond dan hitam berkilau. Oh, betapa indah wajah ini yang membuatnya tergila-gila. Dia adalah cintanya pada pandangan pertama. Awal dari mimpinya. Tapi Xiao Zhan tidak menatapnya. Dia tidak melihat ke mana pun. Dia seharusnya menatap dirinya. Dia seharusnya jatuh cinta padanya seperti Yibo jatuh cinta pada Xiao Zhan. Namun ia terlihat ingin menghindari kontak mata. Mungkinkah ia menyembunyikan kebohongan di baliknya?
"Mengapa kau tidak ingin mengingatnya? Sebenarnya apa arti malam itu bagimu?"
Xiao Zhan menunduk. "Kesalahan, Yibo. Kegilaan, obsesi, petualangan. Apa pun namanya, tapi yang pasti kita harus melupakan dan merelakannya."
"Apakah karena aku hanya seorang supir tuan muda Haikuan?"
Kilatan sedih melintasi mata indah Xiao Zhan. Pertanyaan itu menggores perih di hati. Sejujurnya, dia tak pernah membedakan status seseorang. Pikirannya tidak sepicik itu. Namun sikapnya kali ini pada Yibo justru membuat pemuda itu terlihat payah dan menyedihkan, seakan-akan status sosial memang penting baginya.
"Tidak seperti itu. Aku ... aku akan bertunangan dengan Ren Min. Dia masih sepupu jauhku. Hubungan kami bisa menguatkan dua keluarga. Aku pun harus bersiap menjadi penerus ayahku."
Ucapan itu membuat dada Yibo terasa berat karena begitu banyak emosi. Dia mulai merasa pusing. Yibo menelan liur yang terasa pahit. Menggelengkan kepala kuat-kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐬𝐩𝐞𝐫𝐚𝐭𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟)
FanfictionSatu insiden tak terduga terjadi di hari pernikahan Xiao Zhan dan Ren Min. Sang pengantin pria tiba-tiba menghilang secara misterius, meninggalkan sejuta tanya dalam hening. Pihak keluarga menduga seseorang telah menculiknya, tapi kebenarannya tak p...