IX. Ketahuan

1.3K 94 119
                                    

🖤🖤🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤🖤🖤

Acara resepsi dilaksanakan hingga pukul enam sore. Setelah itu, malamnya Alarik mengadakan acara dinner keluarga yang hanya dihadiri Alfred, Caroline, Inara, Irina, dan juga dirinya. Dinner kecil-kecilan itu dilaksanakan di hotel yang dipakai untuk acara pernikahan tadi. Iya, mereka akan berada di hotel sampai besok. 

Kini, Irina telah resmi menjadi istri Alarik, dengan gelar baru yaitu Mrs. Skyler. Dirinyalah nanti yang akan mewarisi seluruh kekayaan Skyler, termasuk keturunannya juga. 

Dresscode mereka kali ini putih dan santai, sehingga ketiga wanita itu sama-sama memakai dress. 

Alarik sengaja mengadakan dinner ini, sebagai perpisahan sebelum Irina berpisah dengan keluarganya. Alfred, Caroline, dan Inara tentu akan pulang kembali ke Washington besok, sedangkan Irina akan tetap tinggal di Chicago bersama Alarik. 

Itu sebabnya, Alarik ingin memberikan moment hangat terlebih dahulu agar istrinya itu tidak bersedih. Itung-itung, sebagai permintaan maaf juga karena pernikahan yang mendadak. 

Menu appetizer sudah tersedia di meja makan yang mereka tempati, sedangkan menu utama sedang dibuat. Irina duduk bersebelahan dengan Alarik, sedangkan di seberang mereka ada Alfred, Caroline, serta Inara. 

Alarik sigap mengambilkan menu appetizer yang Irina mau, setelah mengetahui isi pikiran istrinya itu. Irina berterima kasih dengan senyum yang mengambang, merasa diperhatikan oleh orang yang kini menjadi suaminya. 

Semuanya menikmati hidangan appetizer dengan diam dan nikmat, hingga Alfred memulai lebih dulu pembicaraan yang tiba-tiba. 

“Bagaimana, Irina? Kau tetap akan berkuliah tetapi pindah kesini?” 

Pertanyaan itu tentu membuat kunyahan Irina terhenti. Setelah menikah dengan Alarik, Irina memang ingin tetap melanjutkan pendidikannya, setidaknya ia lulus kuliah dan menjadi sarjana. 

Alarik telah membicarakannya dengan Alfred, dan Alarik tak keberatan jika Irina ingin melanjutkan kuliahnya lagi di Chicago. Ia akan dengan senang hati mendaftarkan Irina di kampus terbaik, jika Irina memang ingin. 

“Aku sebenarnya ingin, Papa. Tapi, itu semua kembali pada Alarik,” Irina menjawab seraya memandang sekilas suaminya. 

“Tentu aku akan mengizinkanmu,” sahut Alarik mantap. “Aku akan mendaftarkanmu di kampus terbaik disini, dengan jurusan yang kau mau juga.”

Irina meneguk ludah ketika membiarkan tentang jurusan kuliah. Ingin rasanya ia berpindah jurusan ketika kuliah di Chicago, karena ia tidak sanggup dengan jurusan kuliahnya saat di Washington. 

EXSUPERARE INFERNUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang