18+ area, please be wise.
[Retitle from DARK PARADISE to EXSUPERARE INFERNUM]
🖤🖤🖤🖤🖤
Di balik kehangatan pelukan, ada rahasia yang terungkap.
Di balik tawa, ada bisikan dosa yang tak terlihat.
Di balik cinta, ada takdir yang berlumur darah.
Sem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🖤🖤🖤
sepi bgt reads & vote update bab XXX kemarin.udah pada lupa kah? atau notifnya ga masuk di kalian?
🖤🖤🖤
Irina tampak tersenyum sumringah karena hari ini ia sudah dapat berkuliah lagi. Setelah kejadian tadi malam yang membuat kepalanya pening, namun akhirnya perasaan itu kini membaik.
Irina sudah bisa menerima kenyataan meskipun perlahan. Walaupun pada awalnya ia hampir tak percaya dan menganggap semuanya mimpi.
Tidak masuk kuliah selama beberapa hari membuat Irina merindukan suasana kampus. Pembelajaran tambahan yang seharusnya ia dapat pun mau tak mau ditunda terlebih dahulu.
Sekarang, Irina telah kembali ceria dan bisa belajar di kampusnya dengan suka cita, meskipun mungkin bayang-bayang kejadian mengerikan itu terkadang menghantuinya.
"Oh, astaga! Aku benar-benar merindukanmu," pekik Emily melihat Irina yang sudah duduk di kursinya.
"I miss you too, Ems," balas Irina tersenyum.
Kedua sahabat itu berpelukan sejenak untuk melepas rindu, sebelum akhirnya Emily duduk di kursinya yang berada tepat di sebelah Irina.
"Jadi, bagaimana? Kau sudah membaik sekarang?" tanya Emily.
"Ya, aku sudah sangat baik. Maka dari itu aku bisa berkuliah kembali hari ini." Jawab Irina.
"Baguslah kalau begitu. Semoga kau selalu sehat agar tidak tertinggal materi,"
Beberapa saat kemudian, terlihat tiga orang gadis yang memasuki ruang kelas. Sepertinya mereka dari kantin kampus, karena ketiganya menenteng kantong yang berisi jajanan kampus.
"Hey, Irina. Kau sudah masuk," sapa salah satu dari mereka, Diana.
"Hai, Diana. Ya, aku sudah sehat dan bisa berkuliah kembali." Irina tersenyum.
"Yaa, Irina. Tadi malam kami melihatmu di restoran Nocture. Kau sedang memilih es krim dengan dua temanmu yang lain," Kate ikut bersuara.
"Ah, iya!" Irina antusias. "Tadi malam aku dan Alarik beserta teman-temannya mengadakan makan malam bersama di restoran itu. Untungnya keadaanku sudah membaik sejak semalam, jadi aku bisa ikut pergi,"
Kate mengangguk. "Heem, kau terlihat sehat dan ceria tadi malam. Lagi pula, aku yakin Alarik pasti tidak akan mengizinkanmu keluar rumah apalagi memakan es krim jika istrinya sedang sakit. Dia terlihat sangat mencintaimu, maka dari itu dia pasti tidak ingin kau terluka sedikitpun."
Irina kembali tersenyum menanggapi jawaban Katherine. Andai mereka tahu bahwa yang sebenarnya Irina bukan sakit tetapi mengalami kejadian yang sangat buruk ...