Chapter 2

28 4 0
                                    

Kenapa kalian bertengkar?." Tanya Bu Nia, penuh penekanan dan tegas.

"Ki—kita nggak berantem kok, Bu." Jawab Sera ketakutan.

"KALO NGGAK BERANTEM KENAPA KALIAN BERANTAKAN KAYAK GITU?? KALO NYARI ALESAN YANG MASUK AKAL LAH." Ucap beliau sambil menggebrak meja kencang.

Bagaimana tidak masuk akal jika rambut mereka saja acak-acakan, serta seragam sekolah yang kusut tak berarah.

Sera, Andin dan Vivi hanya diam ketakutan. Sebenarnya Jeana juga ikut dipanggil sebagai Saksi. Mewakili mereka bertiga (Jeana, Azriel, dan Celine).

"Sekarang kalian diam, biar Ibu tanya Jeana sebagai Saksi. Jeana! Kamu melihat mereka bertengkar kan?."

"Iya, Bu." Jawabnya cepat.

Karena diinterogasi, Jeana merasa seakan sedang menghadapi Hakim.

"Terus kenapa nggak dilerai?."

"Kami bertiga lagi belajar, Bu. Lagipula jika kami melerai kami akan ikut disangkutpautkan."

Bu Nia menghela nafas panjang. Ia memijat pelipisnya pelan, lalu kembali menatap mereka.

"Kalian tau sedang berlangsung Bazar, kenapa kalian tidak ikut meramaikan?."

"Interupsi, Bu. Saya sudah sempat datang, dan kembali ke kelas untuk Belajar." Ujar Jeana, bohong.

"Ah, kamu bisa kembali Jeana. Biar mereka bertiga Ibu tangani sendiri. Tapi kalian bertiga tidak seharusnya membiarkan teman kalian bertengkar."

Gadis itu mengangguk lalu pergi setelah izin pamit.

Di luar ruang BK. Celine dan Azriel menunggu kedatangannya. Ralat, bukan hanya mereka. Ada 2 orang laki-laki yang duduk di kursi panjang sisi lain.

Jeana sempat melirik mereka berdua sekilas. Ia didekati dua sahabatnya.

"Lo gapapa kan, Na?."

"Gapapa Cel, gue nggak salah."

"Ditanyain apa aja lo?." Tanya Azriel.

"Selayaknya Saksi."

***

Saat pulang Sekolah, mereka bertiga berjalan pulang menuju gerbang. Jeana merangkul pundak Celine. Mereka mengobrol dan berkali-kali tertawa.

"Gue bohong dikit."

"Sejak kapan lo belajar, Na?."

"Hahahaha, udah lah jangan jujur-jujur."

"Gue balik duluan." Sahut Azriel.

"Lo masih kerja Part Time?." Tanya Jeana.

Laki-laki itu mengangguk, lalu Celine menyahut.

"Bukan 'lo' tapi kita berdua, karena gue juga kerja di tempat yang sama."

"What? Since when?." Tanya Jeana terkaget-kaget.

"2 months ago."

"Woah, keren-keren. Semangat ya kalian."

Mereka berdua mengangguk. Setelah sampai di gerbang mereka berpisah. Karena berlawanan arah. Jeana berjalan menuju Halte Bus.

Dia sendiri juga bekerja Part Time. Hanya saja tidak memberi tahu kedua sahabatnya. Sambil menunggu Bus datang, ia merogoh ponselnya di Saku. Wajahnya panik, ketika Ponselnya tidak ada di Saku. Harta paling berharga miliknya adalah Hp.

Gadis itu segera mencari di Tasnya barangkali ada. Namun, nihil. Tanpa pikir panjang ia berlari masuk ke Sekolah lagi. Ia tidak menyadari jika Bus nya datang, lalu pergi.

See The Moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang