"Bunda! Pokoknya Freya harus balikan sama Zaferino." Rengek Freya seperti anak kecil.
Wanita yang berkedok Bundanya itu hanya memijat pelipisnya.
"Diem dulu kamu! Mamah lagi pusing. Jangan tambah-tambah pikiran Mamah dong!."
Freya cemberut, lalu berhenti mengguncang lengan sang Ibu.
"Asal Mamah tau ya, Zaferino udah tau kalo si anak kotor itu, anak kandungnya Papah!."
Mawar terkejut dan menatap sinis anaknya.
"APA! KOK BISA SIH? KAMU INI GIMANA?."
"Kok Mamah nyalahin aku? Aku kan nggak ngapa-ngapain!." Jawabnya tidak terima.
Wanita itu menghela nafasnya.
"Kita harus segera melakukan sesuatu. Jangan sampai anak itu mendapatkan hati anak dari Keluarga Konglomerat itu!." Ucapnya sambil berdiri dan berjalan pelan.
"Tapi, Mah——."
Ia membalikkan badan dan menyuruh putrinya diam.
"Sssssshuut.. jangan banyak bicara. Mamah ada rencana." Senyum jahatnya terukir di bibirnya.
Di tempat lain, Zaferino berada di kamarnya duduk dipinggir kasur. Pintu terbuka, nampak wajah sang Ayah yang berjalan lalu duduk disampingnya.
Dia juga merangkul pundak putranya.
"Gimana progresnya?."
Laki-laki itu menoleh, lalu menghela nafas.
"Belum jalan, Yah."
Bukannya marah, tapi Ayahnya tersenyum.
"Kamu udah terlanjur cinta?."
Pertanyaan Ayahnya membuat Putra sematawayangnya itu terbelalak kaget. Lantas ia menggeleng cepat, untuk berbohong.
Melihat respon anaknya, Pria itu hanya tertawa lepas.
"Pria juga punya hati, kamu nggak perlu malu."
Dua kali Ayahnya menepuk bahu sang anak, lalu beranjak pergi. Tapi sebelum benar-benar pergi ia membalikkan badan.
"Seharusnya Ayah nggak ikutin kamu dalam masalah ini."
Zaferino hanya bisa diam.
"Ayah minta maaf."
***
Beberapa hari kemudian, Celine memutuskan untuk tetap Sekolah seperti biasanya. Setelah didesak Jeana berulangkali. Karena Pendidikan itu penting apalagi mereka masih remaja yang mencari jati diri.
Di ruang kelas, cuacanya dingin hingga menusuk tulang. Dua gadis itu hanya bisa duduk dan berkali menggosok telapak tangan untuk memberi kehangatan.
"AC siapa sih yang bocor? Dingin banget buset." Celetuk Jojo, Ketua Kelas.
"Tau tuh, menggigil gue." Jawabnya dengan badan menggigil.
"Liat nih.. haaah." Ujar Aini, sambil menghembuskan nafasnya.
"Nafas gue keliatan!." Timpalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
See The Moon
Teen Fiction"Kenapa kita selalu bertemu, dibawah cahaya Bulan?." Jeana Pramoedya, menghadapi segala ujian dalam hidupnya. Selama ini ia mandiri, dan tiba-tiba saja ia bertemu dengan seorang laki-laki, berhati malaikat. Apakah keduanya akan bersatu? "Jeana! Buka...