Chapter 7

9 3 1
                                    

Author sarankan, setel musiknya ya.
(Your's - Raiden & Chanyeol feat (LeeHi dan Changmo)

***

Saat pulang Sekolah, Jeana berjalan kaki. Ia sedang malas naik Bus. Karena ia akan mampir dulu ke SuperMarket. Sambil menggendong Tasnya, ia melamun sepanjang jalan.

Padahal Gadis itu dipanggil seseorang berkali-kali. Hingga orang itu memegang bahu kanannya, dia membalikkan badannya.

Jeana terperangah melihat Rajevan.

"Lo budek, hah?." Tanya Rajevan ngos-ngosan, karena berlari dari kejauhan untuk menemuinya.

Karena Jeana masih kesal dengan perilaku dari adiknya, ia memilih melangkah pergi.

Rajevan tidak menyangka akan ditinggal pergi begitu saja, tidak menyerah dia menarik tangan Jeana dan membuatnya membalikkan badan dan mereka pun seperti berpelukan. Jarak tubuh mereka sangat dekat.

Gadis itu melotot. Mereka bertatapan beberapa detik, kemudian saling melepaskan.

"L—lo apa-apaan sih."

"Makanya kalo dipanggil nyaut, gue mau bicara hal penting."

Sebenarnya detak jantung keduanya sungguh tidak aman, apalagi Rajevan yang kepanasan, karena menahan saltingnya.

"Yaampun jantung gue, nih orang juga kenapa ngagetin banget." Batin Jeana.

"Sial, cantik banget."

Tahu dong, itu suara hatinya siapa.

"Yaudah tinggal ngomong! Kalo lama-lama gue tinggal juga. Satu lagi, kalo lo mau ngomong soal adik lo? OGAH!!!." Jawabnya judes.

"Gue punya permohonan, buat lo bantuin gue."

"Cobaan apa lagi ini?? Adik sama Kakak suka banget minta permohonan ke gue?? Gue bukan Dewi, minta tuh sama Tuhan bukan sama gue."

"Gue udah pasrah sama Tuhan, gue yakin dia ngasih perantara, lo sebagai orang yang bisa bantu gue."

Jeana menghela nafasnya.

"Bantuin apa?." Tanyanya agak judes.

Mereka mulai berjalan beriringan.

"Adik gue-."

Belum selesai laki-laki itu bicara, gadis itu sudah lebih dulu memotongnya.

"APA GUE BILANG!! KALO SOAL ADIK LO--."

Kali ini kertas dengan bentuk bola dilempar seseorang dari belakang.

"Aduh." Rintihnya.

Mereka berdua membalikkan badan. Ada 5 cewek menatapnya kesal, dan 2 diantaranya membawa sapu. Jeana menelan ludah kasar.

"What the hell?."

"Kalo lo berani teriak ke Rajevan kami, awas lo." Ucap salah satunya, dan memperagakan gerakan (lo mati ditangan kita).

Gadis itu menggelengkan kepala. Lebih seram di serang fans fanatik seseorang daripada setan.

Mereka berlima pun pergi. Rajevan menatapnya penuh kemenangan.

"Anjing lo!." Gumamnya.

Dia pun tertawa.

"Berguna juga fans gue."

"Anjing, kalo gini gue bisa apa?."

"Sebenarnya mudah, lo bantu Vivi sadar sama sikapnya. Tolong rubah sifat dia, gue yakin lo bisa."

See The Moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang