A T H A R || 8

427 22 0
                                    

'Sedang di versi terbaik mencintainya, hingga bersujud untuk memintanya'
-
-
-
Sebelum baca jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah, yaa!! Komen sebanyak-banyaknya dan jangan lupa follow!!

[ H A P P Y  R E A D I N G ]

Ig: athrlutful__

¶¶¶

Malam ini, Biya sudah berada di asrama untuk mengemasi seluruh pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini, Biya sudah berada di asrama untuk mengemasi seluruh pakaiannya. Besok pagi, Athar dan Biya akan langsung berangkat menuju Jakarta.

Biya memasukkan seluruh baju-bajunya ke dalam koper miliknya dengan rapi. Sesekali gadis itu menjawab ocehan-ocehan dari sahabat-sahabat satu kamar nya. Sudah lama sekali Biya berteman dengan mereka. Dari pertama kali Biya masuk ke Pesantren Atqhoir, hingga saat ini saat ia sudah menjadi istri dari cucu pemilik pesantren.

"Biya, Kamu nggak akan lupa sama kita bertiga kan?" Salah satu dari sahabat Biya bertanya dengan khawatir.

Biya terkekeh pelan sembari melirik sekilas, "Mana mungkin aku lupa sama kalian bertiga, Elma" Kekeh Biya kembali melanjutkan kegiatannya.

Sang empu yang bernama Elma melengkungkan bibirnya sedih, "Siapa tau pas kamu sudah sampai di Jakarta, kamu bakal lupa sama kita bertiga. Apalagi, sekarang kamu sudah jadi Ning. Ibaratnya nih, kasta kita sudah berbeda. Iyakan?" Elma menatap kedua temannya yang sedang memperhatikan dirinya.

Amira mengangguk setuju, "Betul banget tuh yang di bilang sama Elma! Kita pasti bakal sungkan banget buat ngehubungin kamu" Timpal Amira setuju.

"Kalian tenang aja, aku nggak akan pernah lupa sama kalian. Kalian itu sahabat aku. Kita sudah bertahun-tahun bareng, mana mungkin aku lupa" Biya menutup kopernya dan menyimpannya di samping lemari. Setelah itu, Biya ikut mendudukkan dirinya di kasur yang berhadapan langsung dengan Elma.

"Tapi, kita kayak nggak sopan banget ya kalau manggil kamu tanpa embel-embel 'Ning'?" Perempuan bernama Meisya nyeletuk secara tiba-tiba.

Biya menggeleng tak setuju, "Sudah, nggak usah panggil aku dengan embel-embel Ning. Lagian, aku masih ngerasa belum pantas buat di panggil dengan sebutan Ning" Tolak Biya keberatan.

Menurut Biya, akhlak dirinya masih sangat kurang untuk di panggil dengan embel-embel Ning. Perempuan yang sudah di panggil dengan sebutan Ning, berarti harus memiliki akhlak yang terpuji, dan terjaga. Sedangkan dirinya? Biya merasa, Biya masih sangat kurang untuk di sebut dengan sebutan Ning. Maka dari itu, Biya melarang Elma, Amira dan Meisya untuk memanggil nya dengan sebutan Ning.

"Tapi, kalau sampai Kiyai atau Gus Asya dengar, kita bisa-bisa kena teguran" Takut Elma membuat Amira dan Meisya bergidik ngeri.

ATHARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang