Berlarian seorang diri digelapnya malam yang hanya mengandalkan cahaya dari rembulan dengan luka disekujur tubuh tak membuat sosok ini menyerah, dia harus terus berjalan tak tentu arah menghindari kejaran sekelompok orang yang tidak dia kenal.
Dia mengikuti langkah kakinya yang berjalan tanpa menggunakan alas kaki hingga akhirnya dia terjatuh tidak sanggup lagi untuk berjalan. Sosok itu menyeret tubuhnya untuk bersembunyi dibalik pohon besar dan mencoba untuk melepaskan ikatan ditanganya setelah berhasil dia menutup mulutnya berusaha untuk tidak bersuara.
Langkah kaki terdengar mendekat ke arahnya. Tepat dibelakangnya ada segerombolan orang-orang berbaju hitam yang tengah mengincar dirinya.
"Aku rasa dia sudah pergi cukup jauh." ujar salah satu dari mereka.
"Kau yakin?" tanya temannya.
Dia mengangguk "Aku yakin. Walaupun dia lolos aku rasa hewan buas bisa saja memakannya."
"Lalu bagaimana kita mengatakan pada tuan?" tanya temannya lagi
"Bodoh! Kau bisa mengatakan jika gadis lemah itu sudah mati. Sudah ayo kita kembali, aku sudah lelah." akhirnya mereka semua pun pergi dari sana.
Dirasa sudah aman gadis itu keluar dari tempat persembunyiannya, melihat ke segala arah dia segera pergi dari sana. Mencari jalan agar bisa keluar dari hutan belantara ini.
Terus berjalan berusaha mencari jalan keluar hingga matanya menangkap sebuah perkampungan dia tersenyum haru. Gadis itu melangkah memasuki perkampungan itu hingga langkahnya terhenti saat ada dua orang gadis yang terlihat lebih mudah darinya sedang berlari ke arahnya dan menabrak kedua bahunya hingga akhirnya mereka terjatuh bersama.
Gadis itu meringis, badannya kembali merasakan sakit akibat dihajar oleh segerombolan baju hitam tadi. Dia bangkit dan kedua gadis remaja itu bersembunyi dibalik tubuhnya.
"T-tolong kami unnie aku mohon." ujar gadis berambut hitam lurus.
Tak lama ada dua orang laki-laki berbadan besar menghampiri mereka yang membuat dua gadis remaja itu memeluk erat dirinya.
"Hey kalian! kembalikan roti-roti milik kami." ujar laki-laki yang berbadan pendek.
Ahhh, dia mengerti sekarang pasti kedua remaja ini mencuri ditoko mereka.
"Tidak paman aku mohon tolong biarkan kami membawa roti ini." ujar si gadis yang berambut pirang sebahu.
"Enak saja. Jika kau mau membawanya maka bayarlah jangan mencurinya." jawab si laki-laki berbadan tinggi.
Gadis berambut pirang itu menggeleng "Kami tidak punya uang paman. Kakak ku sedang sakit dia belum makan sedari siang paman."
"Kau pikir aku peduli? Tentu saja tidak. Aku tidak peduli jika kakakmu atau siapa pun tapi kau harus tetap membayar roti itu jika tidak kau akan aku habisi."
Mereka menarik tangan kedua gadis remaja itu dengan paksa membuat mereka memberontak tak mau.
"Cukup paman. Lepaskan mereka aku yang akan membayar roti-roti itu." ujar gadis yang sedari tadi terdiam.
Mendengar itu kedua pria melepaskan gadis remaja itu membuat mereka berlari ke arahnya dan kembali bersembunyi dibalik tubuhnya.
Gadis itu merogoh saku jaketnya dan terdapat beberapa lembar uang disana. Dia mengambil dua lembar uang itu dan menyimpan sisanya disaku lalu memberikannya kepada mereka "Ini ambilah paman."
Pria bertubuh tinggi langsung merampas kasar uang itu "Awas kalian! Jika kalian mencuri lagi maka akan aku bunuh kalian saat itu juga."
Setelah berkata demikian mereka pergi meninggalkan tiga gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER (baby monster)
Fanfiction"Kita bukan saudara kandung tapi aku selalu nyaman saat bersama kalian." - Park Haram