Pada Akhirnya.

21 5 3
                                    

Kamiyama Highschool

"Ah..aku pikir ini akan sedikit lebih lama selesai.."

Nyatanya tidak, Toya baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai anggota komite perpustakaan. Dia berharap sebaliknya, sejujurnya dia masih tidak tau harus bagaimana jika mereka bertemu saat latihan nanti.

"Akito, pasti tau harus bersikap bagaimana.."

Toya baru saja melangkahkan kakinya keluar dari perpustakaan, tepat disana ia melihat Akito.

"Akito?"

"Oh, kau sudah selesai? Kupikir kau akan lama."

"Kuharap begitu.."

"Apa ini..kau masih bingung harus bagaimana menyikapinya?"

Toya hanya memberikan tatapan datar...

Akito menghela nafas-

"Ayo kita selesaikan hari ini, aku juga ingin menyelesaikan ini dengan orang itu. Karena tampaknya jika tidak, kita tidak akan fokus latihan."

"Eh, kau-"

"Toyaa-!! Akitoo-!!"

Tampaknya An menyahuti mereka berdua, si pemilik nama pun menoleh ke arah sumber.

"Apa ini, kalian kenapa diam saja? tidak ada kabar apapun di grup juga, kita tidak latihan hari ini? tadi pagi Kohane bertanya."

"Ah soal itu-"

"Toyaa, bagaimana kalau kau ke Miyamasuzaka saja. Aku dan Akito akan menunggu di Shibuya park seperti biasa."

"Eh?"

"Dia benar, kau jemput Kohane saja."

Toya memandangi dua temannya itu bergantian.

"-Baiklah."

"Hehe, semoga berhasil Toyaa!"

"Semoga berhasil, partner."

"Ya, terimakasih."

Toya pergi meninggalkan mereka berdua.

"Nah Akito, aku yakin kau punya sesuatu yang ingin kau bicarakan denganku."

"Ck, diamlah."

◇◆◇

Toya menunggu di gerbang Akademi Miyamasuzaka seperti sebelumnya. Ia menghela nafas perlahan, hari ini juga ia tak mengabari Kohane. Tidak bisa disalahkan, karena sebetulnya ini tiba-tiba, malah kalau bisa, ia tidak ingin bertemu Kohane cepat-cepat.

"Aoyagi-kun!!"

Suara itu membuatnya tersentak, ia tak mengira Kohane akan muncul di sampingnya seperti ini. Terlebih dilihat dari nafasnya yang tersengal-sengal, tampaknya ia bergegas menuju kemari.

"A-Azusawa, kau baik-baik saja??"

"Oh iyaa..hehe..sebentar-"

"Kau tau aku akan kemari?" Toya bertanya, setelah melihat Kohane yang tergesa-gesa menghampirinya.

"Iya..An-chan, memberi tau ku, aku tidak ingin membuat Aoyagi-kun menunggu seperti sebelumnya."

"Ah.."

'Dia jadi terburu-buru seperti itu.'

"Azusawa, mau cari tempat untuk duduk?"

"Tentu, terimakasih."

Toya mengangguk. Mereka berdua segera berjalan sambil mencari bangku yang tidak jauh dari sana.

"Kau ada air, Azusawa?"

"Ah iya, aku masih punya."

Kohane segera mengambil botol dan meminumnya.

'Payah- aku bahkan tidak tau harus berkata apa pada Azusawa sekarang.'

Kohane telah selesai minum sambil memangku botolnya ia melirik ke arah Toya. 'Aoyagi-kun pasti memikirkan yang kemarin.'

"Aoyagi-kun."

Panggilan itu membuyarkan lamunannya. "Ah, ya?"

"Aku ingin minta maaf soal yang kemarin."

mendengar itu Toya bingung.

"Azusawa- kau tidak perlu melakukannya, aku yang seharusnya minta maaf, membuat situasinya jadi membingungkan seperti itu."

Kohane menggeleng cepat, ia menoleh ke arah Toya.

"Sama sekali tidak! Aoyagi-kun tidak perlu minta maaf, aku yang salah karena tidak bisa menanggapinya dengan benar."

"Benar kan? Aku membuatmu bingung." Sesimpul senyuman terbentuk di wajahnya, namun entah kenapa itu senyuman yang sedikit sakit untuk dilihat.

Mendengar itu Kohane terdiam, namun tak lama ia membuka mulut lagi.

"Aku memang sangat terkejut saat itu, bukan berarti tidak menyukainya..untukku itu sangat tiba-tiba, itu membuatku bingung harus bagaimana-"

"Kau benar, maafkan aku."

Kohane kesal sekali mendengar Toya mengucapkan kata maaf berulang kali, ia tidak menyukainya, karena tidak ada yang salah dengan itu.

Kohane meraih kedua tangan itu.

"Jangan katakan maaf lagi, Aoyagi-kun. Tidak ada yang salah dengan menyatakan perasaanmu."

Ucapan dan tindakan yang dilakukan Kohane saat ini, sukses membuat Toya tersipu, pasalnya saat mengatakannya tatapan Kohane sangat lekat.

"A-ah..." Kohane yang menyadari tindakannya, merasa malu. Sesaat ia baru saja ingin melepaskan genggamannya, tepat sebelum itu Toya menggenggamnya kembali.

"Bagaimanapun, aku tetap harus minta maaf padamu Azusawa, aku bahkan tidak mengatakannya dengan benar."

"E-eh?"

Toya menghela nafas-

"Azusawa, kau memang sudah mendengarnya kemarin,tapi kali ini aku tidak akan menyuruhmu melupakannya, kalau bisa aku ingin kau mengingatnya. Aku menyukaimu, Azusawa."

Padam, wajah Kohane sekarang merah padam.

"Azusawa, kau tidak harus menjawabnya sekarang, kalau kau tidak menjawabnya juga tidak masalah, aku hanya berharap aku tidak memberatkanmu karena keegoisanku yang ingin kau mengetahui perasaanku ini."

"A-aku.."

'Ayo Kohane, kau bisa, kau harus membalasnya dengan benar kali ini!'

Kohane membalas genggaman tangannya.

"Terimakasih, terimakasih banyak telah mengatakannya."

Toya tersenyum.

"Kau tidak perlu khawatir, itu sama sekali tidak memberatkan, karena aku juga merasakan hal yang sama, Aoyagi-kun."

"Y-ya?"

Melihat ekspresi terkejut dan heran itu, Kohane tertawa kecil.

"Ma-maaf tidak bisa langsung mengatakannya."

Toya masih menatap Kohane dengan tidak percaya.

"Aoyagi-kun?" Kohane sedikit memiringkan kepalanya.

"A-ah..Tunggu sebentar Azusawa-" Toya melepaskan genggamannya, sekarang tangannya menutupi wajahnya, sambil yang satu lagi mengisyaratkan untuk menunggu.

"Rasanya aku tidak bisa melihat wajahmu sekarang, Azusawa."

"Ya?"

Kohane melihat wajah Toya yang memerah di sela-sela tangannya itu. Melihatnya, Kohane merasakan hal serupa.

Kini mereka berdua sama-sama kikuk dan melihat ke arah lain.

.
.
.
.

YEYY PASANGAN PERTAMA KITA>.<

You're wrong. [Akian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang