Shibuya Park.
Disinilah mereka sekarang, Shibuya Park. Tempat biasanya mereka latihan, saksi bisu perjuangan mereka selama ini. Mereka berdua sama-sama duduk di ayunan sekarang.
"Aku menunggu mu~"
"Cih, Kau tidak sabaran sekali? segitunya ingin mendengar pernyataan dariku?"
"Apa?! Tentu bukan begitu! Kau sendiri yang menundanya sampai saat ini." An berusaha mempertahankan harga dirinya.
hening--
Atmosfir diantara mereka sekarang terasa mencekam, mereka sama sekali tidak mau melihat satu sama lain.
Akito membuang nafas kasar. "Aku tidak tau harus mulai darimana."
An mulai mendengarkannya dengan seksama.
"Kau tau? pertama kali aku melihatmu, kau sedang bernyanyi dan dikelilingi banyak orang, kupikir kau sungguh hebat, untuk orang yang seusia denganku bisa bernyanyi seperti itu. Lalu kudengar kau ingin melampaui Rad Weekend? sungguh konyol, setidaknya itulah yang aku pikirkan saat itu. Tapi tiba-tiba aku jadi bersemangat setelah lama sekali kehilangan tujuan, aku merasa ingin melakukannya juga, kalau kau bisa berarti aku juga bisa, aku bahkan ingin melampaui mu juga saat itu. Siapa sangka pada akhirnya kau mengusulkan untuk membentuk tim bersama."
"Apa-? Jadi..sudah sejak saat itu?"
An kini menatapnya tidak percaya, Akito masih tidak ingin menunjukkan wajahnya.
"Entahlah, aku juga tidak tau bagaimana itu terjadi."
"..."
"Ck, Jangan diam saja, kau membuatku merasa aneh setelah mengatakan semua itu."
"Pfft- ahahah, maaf."
An sedikit mengayunkan ayunannya.
"Kau tau, Akito? Sama seperti kau yang merasa konyol waktu pertama kali mendengar mimpiku melampaui Rad Weekend, orang-orang juga begitu, makanya aku terus bernyanyi meski selalu merasa sendirian, tapi tidak untukmu, karena ternyata kau juga punya mimpi yang sama denganku, tapi saat itu kau sudah punya partner, dia partner yang tak tergantikan, bukan? Aku akhirnya mengetahui perasaan itu saat bertemu dengan Kohane. Lalu kupikir bukankah akan hebat jika membuat tim bersama?"
"Kau--"
"Jangan anggap aku aneh, kau selalu bernyanyi dengan bersemangat, terkadang ketika mendengarnya aku jadi bersemangat juga, lagipula kau sering mampir ke kafe ayahku saat itu, tidak mungkin aku tidak memperhatikanmu sama sekali, tau."
"..."
An tertawa memecah keheningan diantara mereka.
"Tuh kan, kau juga terdiam setelah aku berkata panjang lebar begitu, Akito."
"Kau benar, aku tidak tau harus menjawab apa."
"Hmm, mungkin kau bisa mengatakan hal yg kau katakan padaku kemarin?" An sengaja ingin mengujinya.
"H-hah?! Buat apa? kau kan sudah tau bagaimana maksudku, kecuali kau bodoh."
An bisa melihat telinganya yang memerah itu. Akito masih memalingkan wajahnya.
"Ah kau payah sekali, Akito~ Masa begitu saja tidak bisa."
Hening, tidak ada yang ingin membuka mulut.
"Baiklah, kalau begitu aku saja, Aki-"
"Aku menyukaimu, An."
Mata An membulat, itu kedua kalinya, tapi masih saja sulit untuk dipercaya. Dia terkekeh.
"Apa-apaan itu..kau menyelaku, Akito."
"Aku tidak akan mengalah soal itu."
Hee~
Mendengar itu, muncul niat usil dalam benak An. Ia beranjak dari ayunan, mulai mendekatinya, Akito yang sedari tadi tidak menatapnya mulai menoleh menyadari kehadirannya.
Cup
itu mendarat tepat di pipinya.
Rasanya otaknya masih mencerna apa yang baru saja terjadi, sedangkan gadis itu sudah melangkah membelakanginya.
"Itu balasanku! kali ini aku yang menang, bukan?" An tersenyum puas.
'Sial.'
"Oh, Kohaneee, Toyaa!!"
Dari kejauhan mereka dapat melihatnya. Ya, betul sekali dapat melihat bahwa kedua orang itu bergandengan tangan sekarang.
"Fufu~ Selamat ya kaliann~" An menyeringai.
Mereka yang akhirnya sadar langsung melepaskannya.
"Eh, eh, kenapaa, tidak apa lohh, aku turut senang!"
An melirik ke arah Kohane seorang.
"Kau berhasil ya, Kohane!!" An langsung memeluknya.
"An-chan..."
Akito akhirnya beranjak dari ayunannya, menghampiri Toya, ia menepuk bahu partnernya itu.
"Selamat."
Toya tersenyum, "Bagaimana denganmu? Aku yakin semua berjalan lancar, kan?"
Akito langsung memberikan tatapan malas.
"Ha ha..sangat lancar, sampai rasanya aku gila."
"Eh?"
"Lain kali aku harus membalasnya."
"Apapun itu, bagus untukmu, Akito."
Mereka akhirnya berkumpul.
"Nah, mari kita latihan, kita tetap tidak boleh melupakan tujuan utama kita. Itulah yang menyatukan kita sampai saat ini."
"Kau benar! Kita harus melampaui Rad Weekend!!"
"Yaa!!"
.
.
.
.
- End -
![](https://img.wattpad.com/cover/240943849-288-k143806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're wrong. [Akian]
Fanfiction"𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘺𝘢? 𝘈𝘯 𝘚𝘩𝘪𝘳𝘢𝘪𝘴𝘩𝘪." . . . 🎀 Disclaimer 🎀 • Straight ship only! • kinda OOC (aku sdh berusaha semaksimal mungkin╥﹏╥) • Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini adalah karakter dari game HATSUNE MIKU: COLORFUL STAGE...