Niit-
Setelah mematikan teleponnya, Kohane segera bersiap untuk tidur.
"Aku tidak percaya An-chan juga mengalami hal serupa. Apakah Shinonome-kun dan Aoyagi-kun sengaja?"
Kohane terlihat berpikir sejenak, Kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya tidak begitu."
sementara itu sisi yang lain—
"Toya melakukannya juga? apa ini, memangnya mereka janjian melakukan itu?" Ia menghela nafas panjang.
"Ah sudahlah, kurasa aku harus mendinginkan kepalaku."
An baru saja selesai dari membasuh wajahnya, hendak menuju kasurnya sekarang, namun foto yang berada di atas meja itu mencuri perhatiannya, foto yang ia beli di Taman bermain tadi, fotonya dan Akito. Memori yang berusaha ia lupakan tadi pun kembali menyambarnya begitu saja.
.
.
."Gadis bodoh itu kau."
'hah?'
Aku terdiam, mencoba memastikan kembali apa yang orang itu katakan barusan. Apakah aku terlalu bodoh untuk mengerti perkataan orang di sampingku ini? Atau telingaku ini telah salah dengar? Seakan Akito tak memberiku waktu untuk mencerna apa yang ia katakan, Aku kembali mendengar hal yang bahkan terdengar lebih konyol dari yang tadi.
"Aku menyukaimu."
"A-apa?" Rasanya isi kepalaku kosong sekarang.
"Bodoh, kau tidak dengar? Jangan membuatku mengatakan hal yg memalukan itu lagi. Aku tidak mau mengulanginya."
Orang itu mengacak-ngacak rambutnya, ada apa dengannya? dia yang mengatakan hal aneh, kenapa dia juga yang terlihat frustasi? sudah begitu, dia pergi mendahuluiku begitu saja?
"H-hey Akitoo!"
Tidak ada balasan darinya, dia terus berjalan melangkah kedepan tanpa mempedulikanku. Aku mengikutinya perlahan.
"Akito, kau sedang bercanda ya?" Bagaimanapun ternyata aku tetap tidak bisa mempercayai apa yang dikatakan orang ini.
"Menurutmu begitu?" Ia akhirnya menoleh ke arahku.
'A-apa apaan wajahnya itu?! uhh...' Tanpa sadar aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain. 'Jadi itu serius?! dia sungguh-sungguh?! apasih, kenapa tiba-tiba jadi begini, aku kan tidak tau harus bagaimana menghadapinya sekarang...'
"Ka-kalau iya, sejak kapan??"
"..."
"Aku juga ingin tau." Ia bergumam pelan, tapi itu cukup untuk kudengar.
'Jawaban aneh macam apa itu?' Kami berdua sama-sama terdiam, dia hanya berada dua langkah di depanku sekarang. Aku bisa mendengar ia menghela nafas panjang.
"Ah sudahlah, lebih baik kita segera pulang, aku akan mengantarmu ke Weekend garage."
•-
"Ah, rasanya aku ingin bicara dengan Akito sekarang..."
Baru saja ia membaringkan tubuhnya di kasur, ponselnya berbunyi.
"Siapa yang menelepon selarut ini? Apakah masih ada yang ingin Kohane ceritakan?"
Matanya cukup membulat ketika melihat nama yang tertera di ponselnya—
Niit-
"Eh Akito, ada apa kau menelepon selarut ini?"
"Hal yang kukatakan sebelumnya, itu mengganggu pikiranku."
"Ya? Ah, soal itu ya..."
"Anggap saja itu candaan seperti yang kau katakan."
Apa? apa-apaan orang ini... jelas-jelas wajahnya yang kulihat itu mengatakan sebaliknya–
"Maaf, aku tidak ingin candaanku tadi sampai menganggu waktu latihan."
Ah.. ternyata, dia memikirkan hal itu.
"Hey Akito."
"Apa?"
"Sejak kapan kau jadi lucu begini?"
"Ck, Kau sedang mengejekku sekarang?"
"Ahaha, candaanmu tidak lucu sih."
"Lupakan itu."
"Buat apa? aku kan jadi bisa mengejekmu soal ini, ahahah."
"Haah...jadi buatmu itu memang lucu ya."
"Apa? tidak, kenapa aku harus menganggap lucu pernyataan seseorang?"
"Kau–"
"Awalnya aku memang menganggap kau sedang bicara ngelantur, mana mungkin hal konyol macam itu diucapkan oleh seorang Akito. Tapi ketika melihatmu saat itu, rasanya aku salah."
"..."
"Jadi kau akan mengatakan yang sebenarnya atau tidak?"
"Bodoh, bukankah menurutmu tidak keren mengatakannya lewat telefon?"
"Hah? jadi kau memikirkan hal-hal seperti itu?? kau benar-benar lucu, Akito."
"Hentikan."
Sepertinya dia memang tidak ingin mengatakan hal memalukan itu lagi ya?
"Setidaknya beritahu aku apa alasannya, kau bilang kau tidak tau kapan itu terjadi, kan?"
"Jadi kau memang mendengarnya.."
Terdengar helaan nafas panjang disana.
"Tidakkah menurutmu kita harus tidur sekarang? maksudku besok sekolah."
"Oh ayolah..kau mengalihkan topik! aku tidak yakin bisa tidur jika begini."
"Ck, aku tau! kau pikir aku tidak begitu?! besok, sepulang sekolah, sebelum training. Aku yakin Toya dan Kohane juga punya sesuatu yang harus mereka selesaikan terlebih dahulu."
"Kau tau tentang mereka juga ternyata...Ah! benar juga, selama ini kau kan membantu Toya."
"Aku penasaran...kau dan Toya sudah merencanakannya ya?"
"Haah...tidak ada yang seperti itu, aku juga tidak menyangkanya."
"Hoo begitu, yah..kalian memang dekat, tidak heran."
"Ayo sudahi ini, aku harus bangun pagi besok."
"Ya ya ya..maaf menahanmu terlalu lama, selamat malam."
"Selamat malam."
Niit-
"Apaan... jadi itu sungguhan, Akito–"
Di telfon tadi, An memang terdengar percaya begitu saja, tapi jauh di dalam dirinya ia masih tidak percaya dengan semua itu.
"Gawat, tampaknya aku akan susah tidur malam ini..."
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
You're wrong. [Akian]
Fanfiction"𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘺𝘢? 𝘈𝘯 𝘚𝘩𝘪𝘳𝘢𝘪𝘴𝘩𝘪." . . . 🎀 Disclaimer 🎀 • Straight ship only! • kinda OOC (aku sdh berusaha semaksimal mungkin╥﹏╥) • Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini adalah karakter dari game HATSUNE MIKU: COLORFUL STAGE...