Spiteful

2.2K 208 0
                                    


Seperti yang tertulis dalam novel, peperangan ini dimenangkan oleh kerajaan Shapir, hanya saat ini yang membedakan adalah tidak ada prajurit yang mati dimedan perang. Paling parah prajurit mendapatkan luka-luka dan kaki tangan hilang.

Seperti Elven yang mendapatkan banyak luka disekujur tubuhnya. Itu bagus.. Karena didalamn novel, Elven mendapatkan luka tusuk di jantungnya, yang membuat pria itu koma beberapa hari.

Dan yang kini didalam tenda, pria yang duduk sedikit jauh dari Vele adalah Obe. pria bertubuh besar itu juga mendapat beberapa luka, di kaki, tangan dan dada. Luka didadanya begitu panjang, membuat Obe berisik 10x lipat, seperti perempuan yang marah pada kekasihnya. Pria itu akan berteriak kencang saat lukanya terasa sakit. Hal ini membuat Vele kesal setengah mati.

Obe terus merengek, seperti akan mati detik selanjutnya.

"Kau bilang akan melindungiku.. terluka sedikit saja kau cengeng." Vele menyindir Obe. Menjadi perempuan membuat dirinya suka sekali berbicara banyak. Oh jangan lupakan menyindir, mengkritik, dan mengomel. Vele jadi mengiyakan ilmu psikologi, bahwa perempuan harus berbicara 20.000 kata perhari. Karena jika tidak, moodnya akan menjadi sangat buruk. Berbeda sekali saat dirinya menjadi Charlie, berbicara banyak akan membuat tenaganya terkuras.

Bahkan untuk bisa fokus berperang, Vele akan berbicara saat membunuh musuh.

"takdir sialan! harusnya aku tetap menjadi pria, supaya tetap bisa menikmati tubuh wanita!"

"Novel terkutuk!"

"Bahkan aku sering menahan kencing karena harus ikut berperang!"

"Aku juga ingin membunuh tokoh utama novel!"

Dan masih banyak lagi kata-kata mutiara Vele saat berperang.

Mendengar sindiran dari sahabatnya, Obe merasa sedih.

"mau bagaimana lagi? ini sangat menyakitkan, aku tidak tahan dengan rasa sakitnya. aaaa.." rengek Obe.

"Tapi kenapa dirimu tidak memiliki satupun luka? Apa kau memiliki kekuatan magis pelindung?" Cepat sekali mood Obe berubah, tadi merengek minta dikasihani sekarang menjadi semangat karena rasa penasaran, membuat Vele mendengus geli. Sahabatnya ini seperti memiliki gangguan bipolar.

"Sudah kukatakan, levelku itu sudah setara dengan dewa." ucap Vele pongah.

"Dasar narsistik!" Sentak Obe tidak terima.

"Emang iya.. kau saja tidak bisa mengalahkanku, musuh yang berjumlah ratusan juga bukanlah lawanku." Vele menjukurkan lidahnya untuk mengejek Obe.

Obe menatap wajah Vele dengan ekspresi piasnya.
"Kesini kau, aku ingin memukul kepalamu!"

Vele mendekat dengan seringai jahat diwajahnya. Dia menekan luka dikaki Obe, sebelum akhirnya berlari pergi dengan tawa yang menggema.. Membuat semua prajurit melihat itu tertawa.

"aaaahh.. paijo! aku benar-benar akan membuat kepalamu botak!"

Vele masih tertawa setelah keluar dari tenda. Dia berjalan menuju kerumunan massa. Disana banyak warga yang bahagia karena keberhasilan mempertahankan danau evert.

Malam ini mereka mengadakan acara perayaan kemenangan. Banyak warga yang menari mengitari api unggun. Pun dengan prajurit yang  ikut bergabung.

Salah satu prajurit melihatnya dan menawarinya duduk disampingnya. Vele pun duduk, dia segera mengambil makanan yang disuguhkan warga.

Ayam bakar. Ini adalah makanan kesukaan Vele. "hanya kurang kecap saja." gumam Vele sebelum melanjutkan makan.

Dulu saat menjadi ketua mafia, dia selalu memiliki kewaspadaan,  meskipun dalam keadaan tidurpun dia akan merasa, jika ada seseorang yang mengawasinya.

Benar saja, dari arah jam dua.. ada pria yang melihatnya tanpa berkedip. Membuat Vele merasa seperti dipukul benda tumpul.

Ayam bakar yang dia makan menjadi terasa hambar dilidahnya.

Vele membalas tatapan matanya dengan ditatap balik oleh Vele. Mari bermain, siapa yang paling lama menatap tanpa berkedip, dialah pemenangnya.

Elven yang ditatap balik oleh pria cebol hitam itu merasa sedikit gugup. Sebelumnya, Elven berpikir.. Bagaimana pria  cebol itu bisa tidak mendapatkan luka walaupun hanya satu goresan belati?

Elven memang sudah melihat bagaimana pria cebol itu saat bertarung. Gerakannya sangat lincah, seperti seorang guru yang hebat. Dan dia tentu merasa tersaingi. Di kerajaan Shapir, dia adalah pria terhebat dalam petarungan tangan kosong maupun  menggunakan senjata.

Tapi pria cebol yang baru menjadi prajurit tidak lebih dari setengah tahun justru keterampilan bertarungnya diatas rata-rata. Dimana dan bagaimana pria cebol itu belajar? Pria itu juga memiliki otak yang pintar. Mengatur strategi yang bagus, hingga tidak ada prajurit yang mati.

Padahal perang-perang sebelumnya, pasti ada prajurit yang mati.

Tapi pria cebol itu...?

"Siapa sebenarnya dirimu?" gumam Elven.

Hingga Elven memalingkan wajahnya karena tidak tahan ditatap pria cebol yang menggunakan topeng itu.

*****

Saat Elven beserta pasukannya pulang menuju istana. Semua warga menyambutnya dengan meriah. Mereka bahkan mengadakan arak-arakan.

Di istana Putra mahkota sudah menunggu.  Senyuman tidak pernah luntur. Menyambut kedatangan sahabatnya, Elven.

Vele hanya melihat dari kejauhan. Suasana hatinya menjadi buruk saat para warga menyoraki nama Elven.

"Didalam novel kalian menangis hingga guling-guling tanah. Tapi sekarang kalian menyoraki Elven hebat. Dasar manusia buta! Yang berjuang melawan musuh bukan hanya Elven seorang. Para prajurit juga melawan musuh."

Vele terus menerus julid. Sifat perempuan sudah mendarah daging dengan jiwanya. Pun dengan Obe yang ikut-ikutan bergosip saat mendengar Vele nyinyir.

"he.em.. aku juga ikut terluka karena melawan musuh, tapi tidak ada dari mereka yang memujiku."

Daripada Vele menjadi darah tinggi karena terus-terusan dengki kepada Elven. Vele pergi menuju meja yang diisi penuh makanan. Makanan manis akan membuat suasana hatinya membaik.

Vele makan dengan rakus, tidak peduli semua orang sedang bersorak ria akan kemenangan. Hingga Willy mendekatinya.

"Kau seperti orang kelaparan yang tidak makan selama satu bulan."

Baru saja Vele merasa senang memikirkan perutnya akan kenyang dan akan tidur nyenyak. Tapi ucapan itu langsung merusak kesenangannya.

Vele bersumpah akan membunuh semua tokoh novel terkutuk ini!

"Aku butuh banyak tenaga untuk menghadapi kenyataan hidup." ucap Vele ketus.

Willy tertawa renyah, berbicara dengan pria hitam pendek ini selalu membuat dirinya antusias.

Hide n SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang