If Vele wasn't dead 3

1.7K 156 53
                                    

Happy reading

*******

"ibu.. bagaimana ibu justru mendukungku dari mengambil Vele untukku?" Sejujurnya Willy senang. Setelah ibunya tahu, dia merasa jalan mendapatkan wanita yang dia sukai mendadak ringan.  Mengenai ibunya, Willy paham sekali.. ibunya adalah tipe pemilih. Ibunya bukan hanya menyukai wanita lain hanya karena cantik. Ada sebuah sisi yang membuat ibunya tergila-gila pada Vele. Apalagi begitu getun membuat Vele menjadi miliknya.

"Hm...ibu harap Leo selalu angkuh pada istrinya. Meskipun telah menikah, perlakuannya memang kejam sejak awal. Ibu juga tidak berharap Leo bisa melihat nilam dalam kotoran."

Willy terpaku. Dulu dia hanya ikut-ikutan membenci Vele karena adiknya tanpa mengetahui apapun. Dia benar-benar nampak seperti seorang yang idiot. Wajahnya berubah kusut, memikirkan bagaimana dia membenci Vele tanpa sebab yang jelas.

"Tapi ibu... bagaimana dengan Lyly?" Tentu Willy juga memikirkan perasaan adiknya, dia tidak ingin adiknya terus membenci pada seseorang yang mungkin akan menjadi calon iparnya. kata-kata calon ipar adiknya membuat sesuatu didalam dirinya bergejolak aneh, degupannya bahkan bisa Willy rasakan didada..  ruam merah menjalar ke pipi Willy, namun sebisa mungkin dia tahan untuk tidak tersenyum. Tidak mau nampak konyol dan menarik ibunya untuk memukulnya.

"Ha..a... adikmu itu terlalu naif. Mendengar penderitaan yang dialami wanita lain sontak bersimpati. Tapi begitu dia tidak ancap menyidik situasi. Katakan benar bahwa Vele selalu menyakiti Letesia. Tetapi sebelum itu terjadi,  dua pria bodoh kakak beradik itu segera datang pada wanita yang nampak polos." sudah beberapa kali, Rui melihat. Vele hanya bertindak tidak lebih dari sekedar membentak. Justru Leo lah yang akan menampar, mendorong Vele dan memaki dengan kata-kata kasarnya. Bahkan saat akhirnya Rui tidak lagi diam saja,  berusaha memarahi Leo, Vele akan mencegahnya. Vele akan menggelengkan kepalanya berharap Rui tidak ikut campur urusannya. Dia sangat membenci seorang pria yang sangat kasar pada wanita. Dasar budak cinta! Hatinya merutuki Vele. Tapi begitu... "Vele tidak pantas untuk Leo.. Akan lebih baik mereka berpisah."

Mendengar Vele tidak pantas untuk Leo, Willy merasa rendah diri. Willy juga tidak lebih baik dari Leo. Tapi dia juga menginginkan Vele yang selama ini menjadi paijo.. Lagipula ibunya mendukungnya. Seperti ibunya telah melihat berlian yang tersembunyi dadi Vele. Willy menjadi semakin penasaran bagaimana kehidupan asli Vele. Mendengar ibunya justru melihat wanita yang terkenal jahat membelanya, Willy semakin dirundung rasa penasaran. Willy tahu sisi Vele yang akhirnya bisa membuatnya menyukai Vele. Daripada memberikan kata gadis itu baik.. Willy lebih menyukai kata Gadis itu cerdas dan selalu memikirkan keselamatan orang lain. Dia juga akan membuat Willy tertawa dengan ucapan konyolnya. Tapi ibunya? Dia menjadi sangat penasaran, kebaikan apalagi yang dimiliki gadis yang terkenal jahat.

"Kau tidak perlu memikirkannya. Ibu sudah berkata akan membantumu. Jadi.. biar ibu semua yang atur. Ibu akan merubah sudut pandang Vele, bahwa batu bergerigi bisa merusak permata. Semakin seorang wanita melihat keburukan seorang pria, semakin wanita itu membencinya. Ibu hanya perlu mematik rasa benci Vele pada Leo."

Willy senang, Leo benar-benar sangat senang sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Tapi... ada yang mengganjal. Keganjalan ini justru membuatnya bertambah takut. Kekuatan keluarganya tidak sebanding dengan kekuatan kerajaan. Pundaknya yang semula menjadi ringan kini berubah menjadi semakin berat.

"Tapi bu... bukan hanya aku saja yang menginginkan Vele menjadi istri.." Untuk Obe.. Willy yakin dia bisa mengalahkan. Tapi untuk.. "Putra mahkota juga menginginkan Vele menjadi istrinya."  Willy menjadi pesimis kembali.

"Apa?!" teriak Rui kaget. "putra mahkota? bagaimana bisa?"  Rui tidak menyangka saingan Willy adalah orang yang sangat berpengaruh. Ini sama saja, melangkah ke depan atau mundur hanyalah jurang. Sejak dulu Rui ingin Vele menjadi menantunya, tapi dia tidak bisa memaksa anaknya. Dan sekarang saat anaknya sudah menyukai calon menantu, justru harimau besar yang menghadangnya. Kaki kanan Rui bergerak kencang ditempat, akibat rasa cemas.

Hide n SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang