problem

2.1K 178 6
                                    

*****

"dah selesai.." ucap vele setelah mengganti perban didada obe.

"mm.. pai.." tatapan dengan kelembutan milik obe tertuju pada vele yang tengah merapikan kotak obat.

Vele mendekikkan alisnya dan menatap obe "hm?" tersenyum manis..

"setelah beberapa kali kau mengganti perbanku, aku merasa... tanganmu begitu halus seperti milik perempuan."

Vele hanya tersenyum manis

"jika aku benar-benar seorang wanita. apa kau akan menikah denganku?" untuk menghindari kecurigaan, Vele terus menggoda obe, walaupun dalam hatinya ketar-ketir.

Obe mengernyit jijik.

"aku pikir, aku tidak akan menikah denganmu jika kau wanita. Bukankah tidak adil? kau sangat beruntung memiliki suami sepertku yang begitu tampan, sedangkan aku mendapatkan nasib sial jika menikah denganmu.. Lihat saja, kau hitam, jelek, dekil. Yang ada burungku akan menjadi sia-sia karena tidak dapat berdiri dan memberikan keturunan."

"aaah!! kau! kenapa selalu memukul lukaku?" Obe teriak kesakitan saat lagi-lagi Vele memukul luka yang belum sembuh. Vele sangat kesal pada Obe.. mulut pria itu pandai sekali menghina orang lain.

"jika aku wanita aku akan sakit hati mendengarnya. mungkin saat itu juga aku akan langsung memotong juniormu." Vele dengan tampang galaknya. Yah, walaupun sekarang dia adalah wanita tulen, hei.. saat ini dia menyamar sebagai seorang pria!

"ck kau in-.."

"ekhem.." Mendengar deheman yang sangat keras, Vele dan Obe langsung menoleh. Vele dan Obe segera berdiri dan memberi penghormatan.

"Salam yang mulia.." ucap mereka bersamaan. Mereka bingung, untuk apa putra mahkota datang keasrama prajurit? Sangat berbeda dengan kebiasaannya.

"ya.. kau paijo." mata hijau milik xander menatap penuh minat pada vele. "apa kau suka daging?"

Sebenarnya Xander datang kesini hanya penasaran dengan ucapan asistennya yang mengatakan, Vele adalah prajurit yang tidak memiliki luka sama sekali saat perang kemarin. Dia penasaran karena sahabatnya Elven, orang yang sangat ahli dalam ilmu beladiri saat berperangpun tetap mendapatkan luka ditubuhnya.. jadi bagaimana mungkin? prajurit yang bahkan terlihat begitu ringkih bisa bringas dimedan perang dan tak mendapatkan luka sama sekali? Xander yakin, dengan perut buncit seperti itu, pasti sangat sulit bergerak untuk menghindari serangan musuh jarak dekat. Tapi yang dilihat memang sesuai dengan ucapan asistennya. Prajurit bertubuh pendek hitam itu tidak memiliki luka walaupun hanya satu goresan.

Vele bingung. apa putra mahkota datang kesini hanya untuk bertanya seperti itu? pertanyaannya sangat tidak masuk akal.

"tentu saja hamba menyukai daging, yang mulia"

Xander mengangguk "mm.. kalau begitu makanlah yang banyak. kulihat tubuhmu terlalu pendek, tanganmu juga sangat kurus. tetapi perutmu buncit. kau seperti terkena busung lapar."

Obe yang mendengar menahan tawanya hingga hidungnya kembang kempis. awalnya dia mengira putra mahkota perhatian pada sahabatnya ini. Tapi kata-katanya justru menyinggung tubuh paijo.

"baik yang mulia. terimakasih atas sarannya."

Obe tertawa terbahak-bahak setelah kepergian sang putra mahkota. tangannya terus memukul bahu Vele.

"Lihat bukan? bukan hanya aku saja mengataimu jelek. Semua orang bisa melihat dirimu itu jelek. bwahahah.."

Vele hanya menghela nafas panjangnya.. Dia tidak peduli dengan penampilannya sekarang. Tapi jika dipikir-pikir, kenapa juga dia berpenampilan jelek seperti ini hanya untuk menghindari suaminya di novel ini? 'Ah.. ternyata aku bisa kekanak-kanakan seperti ini' batin Vele.

Hide n SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang