2 || •Upgrade

115 14 0
                                    

~Happy Reading~

-oOo-

Menatap diri di cermin, Flora menatap kacamata milik Nara yang patah gagangnya karena terlempar saat Nara jatuh dari tangga, Flora menerimanya dari Naya saat di perjalanan pulang tadi.

Entah kenapa Naya meminta maaf sambil mengembalikan kacamata itu, padahal itu bukan salahnya, tapi salah di Nara yang bodoh itu!

Namun saat ia diberi kacamata itulah ia baru sadar, bahwa sejak dari ia bangun sampai sekarang, ia bisa melihat semua.. bahkan objek yang jauh dengan jelas, tidak buram.

Flora juga di dunia nyata minus, minus 1,5 namun Flora hanya memakainya jika dibutuhkan, karena memakai kacamata lama-lama membuatnya pusing.

Jadi.. apakah minusnya hilang?

Bolehkah Flora bahagia?

Tapi ia juga masih bingung dengan kondisinya sekarang, apakah sekarang ini ia sedang mimpi?

Atau koma?

Atau bagaimana?

Bisakah ia kembali bangun?

Bisakah ia kembali ke tubuhnya?

Jika bisa, kapan itu terjadi?

Dan sampai kapan ia akan di dunia karangan penulis ini?

Ada banyak sekali beban pikirannya, gadis itu menghela nafas.

Ia pulang bersama Naya, ia masih ingat deskripsi di novel bahwa rumah Nara dan Naya itu beriringan, rumah Naya berwarna putih hijau dan rumah Nara berwarna putih abu-abu.

Ia mencoba setenang mungkin berjalan bersama Naya dan tetap berjalan pelan, tujuannya untuk mengikuti langkah Naya, Flora tidak tau dimana rumah yang akan ia tinggali selama di sini.

Dan hingga akhirnya Naya melambaikan tangan dan berbelok masuk ke pekarangan rumah bercat putih hijau itu.

Flora pun melihat rumah putih abu-abu yang tinggal beberapa langkah lagi ia sampai di depannya.

Dengan agak ragu Flora memasuki rumah itu, ia disambut Mama Nara, jujur saja ia canggung dan bingung bagaimana berinteraksi dengan wanita bernama Atlanna itu, ia terakhir kali berinteraksi dengan Mamanya saat ia kelas enam SD..

Flora benar-benar lupa bagaimana jelasnya, untung saja ingatannya tentang sifat Nara kepadanya Mamanya dalam novel teringat, Nara akrab dengan Mamanya dan selalu menutup-nutupi semua hal buruk mengenai dirinya jika di sekolah, dibantu oleh Naya.

Senatural mungkin Flora bersikap ceria dan yah.. lumayan berhasil karena ia buru-buru masuk ruangan dengan bertuliskan "Flora Kanaya" di pintunya agar tidak mengobrol dan di tanya-tanya lebih lanjut tentang harinya.

Flora berkeliling menyisiri setiap sudut kamar, lumayan rapi.. kamarnya bercat putih, membuatnya tampak luas.

Ia terdiam, mengingat sesuatu, di dalam novel dikatakan bahwa Nara menyembunyikan hal-hal pribadi miliknya di laci bahwa kasurnya dengan kunci yang ada di dalam sarung bantal, Flora pun bergegas mencarinya dan..

Dapat!

Ternyata benar, Flora penasaran hal-hal pribadi apa?

Dengan cekatan gadis itu berusaha membuka tiga laci yang tertutup selimut yang menjuntai.

Transmigrasi? I'm not Nara || Flora KaynaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang