bagian 19

733 79 3
                                    

"Bisa minggir gak sih". Teriak kathrin

Teriakan kathrin terdengar hingga lantai satu, kini ketiga saudaranya sedang kumpul di ruang tengah. Zee, marsha, dan adel kompak menatap ke arah lantai dua, meskipun tidak bisa melihat sosok kathrin di sana.

"Kenapa lagi sih dia". Tanya zee, yang sedang berbaring santai di sofa

Dua adiknya menggeleng serentak, kemudian memilih melanjutkan memainkan handphone nya yang sedang bermain game.

Kini kathrin menuruni tangga sambil mengomel panjang.

"Muak banget gue liat muka dia pagi-pagi". Omel kathrin, mendudukan diri di karpet berbulu, bergabung dengan marsha dan juga adel yang sedang asik bermain game.

"Kenapa dek?". Tanya zee, tanpa mengalihkan pandangan dari handphonenya

"Adek ke tiga lo kak, nyebelin banget". Ucap kathrin

"Kakak ke sayangan lo kali". Celetuk zee menatap kathrin dengan tatapan menggoda. Lalu kathrin mendelik tidak terima.

"Kak adel, ayoo kita main PlayStation". Ucap kathrin kepada adel

"Ayoo kath". Ujar adel

"Kakak ikutan dong". Ucap marsha yang ingin ikutan bermain PlayStation bersama

"Tapi gantian yaa kak, habis kak adel baru kak marsha". Balas kathrin

Suara tawa dan seruan mengiasi ruang keluarga itu. Layar televisi di hiasi oleh grafis permainan yang menggambarkan ketegangan persaingan di antara mereka, sementara sorakan dan umpatan kecil terdengar setiap kali ada momen menegangkan dalam permainan.

Sementara zee yang ikut memutuskan fokus, terpaku menatap layar televisi. Meskipun tidak ikut bermain, ia menikmati momen dengan senyumannya. Suasana seperti ini membuat hati nya menghangat.

"Noob banget sih kath". Ledek adel kepada kathrin

"Minimal nanti menang lawan kak marsha dulu, baru boleh bilang gue noob". Ucap kathrin tidak terima

Ucapan kathrin di sambut tawa oleh zee dan juga marsha yang melihat pertengkaran kecil kedua adiknya.

Kehangatan dan canda tawa di saksikan oleh seseorang yang tengah menuruni tangga. Di pagi menjelang siang hari ini, hatinya ikut menghangat melihat kakak-kakanya dan juga adik-adiknya berkumpul. Tidak ada raut amarah ataupun raut kebencian, mereka semua terlihat bahagia tanpa kehadirannya.

***

Christy meletakan kain yang ia gunakan untuk membersihkan foto-foto di rumahnya pada kitchen sink. Setiap akhir pekan, ia sering membantu bi rini dan art lainnya dengan senang hati menawarkan diri untuk melakukan banyak pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, membersihkan bagian tertentu, hingga membantu memasak.

Tadi, saat christy hendak membersihkan foto keluarga yang tergantung persis di depan kamar kathrin, saat kathrin keluar dari kamarnya dan hampir menabrak christy. Itulah alasan christy menerima makian dari adik bungsunya.

Kini christy mendekati bi rini yang tengah memotong bahan makanan, bi rini sudah bekerja di rumah ini semenjak shani mengandung anak pertamanya. Yang semula saat gracio dan shani awal menikah, semua yang mengerjakan rumah ini yaitu shani. Saat shani mengandung anak pertamanya, gracio tidak mengizinkan shani untuk banyak aktivitas atau bekerja. Maka dari itu bi rini menggantikan posisinya. Sementara mbak sumi dan mbak lala, ia bekerja semenjak shani mengandung anak trakhirnya. Sedangkan pak jono, ia bekerja semenjak zee memasuki SD KELAS 1, untuk mengantar jemput zee. Hingga saat ini pak jono di perintahkan oleh gracio untuk menjadi supir pribadi anak-anaknya.

"Sini, bi, christy bantu". Ucap christy

"Sudah non, non istirahat saja, biar bagian masak bibi saja. Bibi yang siapkan". Tolak bi rini, perempuan itu merasa tidak enak jika terus di bantu oleh majikan termudanya

BERTAHAN ATAU MENYERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang