Saat ini christy sedang berada di kamarnya setelah selesai mengerjakan tugas sekolahnya, ia memutuskan untuk turun ke dapur, mencari minuman yang bisa menyegarkan pikirannya.
Saat christy keluar dari kamarnya, bisa ia rasakan sama seperti hari biasanya, rumah terasa dingin, sunyi, seolah tidak berpenghuni. Seluruh keluarganya lebih senang menghabiskan waktu di kamar masing-masing di banding menghidupkan suasana rumah.
Langkah christy terhenti sejenak saat melihat papahnya dengan seragam kerja yang sudah kusut dan acak-acakan. Tatapan gracio terlihat kosong yang saat ini duduk di meja makan, tenggelam dalam kesunyiannya yang mendalam.
"Pah". Panggil christy dengan berani. Namun, seperti biasa pandangan dingin dari papahnya yang tampaknya lebih menarik pada pikirannya sendiri
"Pergi, jangan mengganggu saya". Ucap gracio dingin
Saat gracio menyuruh christy untuk pergi. Namun, christy malah melangkah mendekat, ia menulikan pendengarannya dan dengan berani berdiri dekat sang papa, seketika bau alkohol langsung memasuki indra penciuman christy, papahnya benar-benar mabuk saat ini.
"Ternyata papa masih di peluk duka yang begitu hebat, ya?". Ucap christy dalam hatinya
"Maaf pah, apa papa laper? Mau christy buatkan makanan?". Ucap christy sedikit takut
"SAYA BILANG PERGI, CHRISTY. JANGAN MENGGANGGU SAYA". Ucap gracio penuh penekanan, kedua tangan mengepal, mencoba menahan amarahnya.
Christy pun mundur. Apa yang papa nya bilang benar, dia tidak boleh mengganggu sang papa agar tidak mendapat luka baru. Lalu christy berjalan menuju dapur, kembali pada tujuan awalnya, ia ingin mencari minuman yang bisa menyegarkan pikirannya. Namun, dari sudut mata christy, christy bisa melihat gracio yang tidak bergerak yang masih berada pada posisi semula. Hanya suara helaan napasnya yang terdengar berat setiap hembusannya.
Lalu christy meletakkan minuman miliknya, ia segera menyiapkan air mineral dan buah-buahan untuk sang papa.
"Kalau waktu itu kamu ngga ceroboh, pasti shani masih ada di samping saya hari ini dan detik ini juga". Ucap gracio menahan pergerakan christy yang hendak memotong buah-buahan tersebut.
"Kenapa... harus shani.... kenapa?". Lanjut gracio
Christy seakan-akan mengeratkan pegangan pada gagang pisau. Suara gracio terdengar begitu payah. Selama beberapa waktu christy berdiam di posisi itu.
"Ternyata papa separah itu, ya?". Ucap christy dalam hatinya
Air mata christy kembali menetes. Namun, cepat-cepat dia usap. Nyatanya mendengar rintihan sang papa sepuluh kali lebih menyakitkan dibanding harus menerima luka fisik akibat di pukuli.
Setelah itu suasana kembali hening. Sepertinya kesadaran gracio kembali tenggelam akibat pengaruh alkohol tersebut, christy dengan cepat melanjutkan kegiatannya, tanpa menunggu lama christy meletakkan segelas air mineral dan buah-buahan di depan gracio yang kini sudah tersaji. Setelah itu dia kembali berjalan menuju kamarnya.
Saat christy hendak menaiki anak tangga pertama, terdengar lagi gumaman dari papanya.
"Kamu harus mandiri, jangan terus merepotkan saudara-saudara kamu, apalagi menjadi beban untuk mereka". Ucap gracio
"Iya, paa". Balas christy menghela napas beratnya
Saat ini christy menatap langit malam melalui jendela, ia duduk memeluk lutut di atas kasurnya. Malam ini langit tidak secerah biasanya, tetes-tetes air hujan terlihat di jendela kamarnya.
Kepalanya lagi-lagi memutar ucapan yang gracio ucapkan saat di meja makan. Seharusnya dia tidak di sini, dan seharusnya papa, kakak-kakaknya, dan adik-adiknya tengah berbahagia dengan sosok istri dan mama saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTAHAN ATAU MENYERAH
AcakCerita ini tentang keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang kepada anak-anaknya, walaupun salah satu dari anak mereka menderita penyakit jantung, karena kecelakaan yang membuat ia seperti ini. Namun, itu semua tidak akan pernah berubah kasih sa...