bagian 24

841 82 9
                                    

Hari ini adalah hari kenaikan kelas dan kelulusan di SMA JAKARTA 48 INTERCULTURAL SCHOOL. 

Saat ini christy sedang bersimpuh di antara lembaran kertas-kertas di lantai, wajahnya memucat, matanya di penuhi kebingungan dan ketakutan. Darah yang terlihat di bawah mata akibat tergores kertas yang di lempar papanya.

Gracio berdiri di hadapan christy, matanya menyorot tajam, kemudian gracio beranjak maju dan menarik rambut christy agar mau menghadapnya.

"CUMA DELAPAN PULUH?". Sentak gracio kepada anak ketiga nya

"LIAT KAKAK-KAKAK KAMU, ADEK-ADEK KAMU, BAHKAN MEREKA MAMPU DAPAT NILAI LEBIH BAIK DI BANDING DELAPAN PULUH!". Lanjut gracio di penuhi amarah

Sementara christy mendengar ucapan itu dari mulut sang papa, ia hanya mampu menggigit bibirnya, mencoba menahan emosi yang ada di dalam dirinya. Meskipun sudah sering terbiasa mendapatkan perlakuan kasar dari sang papa. Namun, christy tidak pernah terbiasa, ia selalu merasa takut dan sakit di waktu bersamaan.

"Ma-maaf, paa". Ucap christy takut-takut

Bukannya meredakan amaraha, ucapan christy malah semakin memancing amarah gracio. Tanpa belas kasih, ia malah menginjak jemari anaknya itu kuat-kuat.

Christy refleks meringis kesakitan.

"Sa-sakit paa, ma-maaf. Maafin christy". Rintih christy

"Masih untung saya biarkan kamu tinggal di rumah ini setelah membunuh istri saya. Dan sekarang apa yang saya dapat? Nilai sejelek itu? DASAR ANAK GAK TAU DIRI, GAK BERGUNA BISA NYA CUMA JADI BEBAN!". Ucap gracio

"Maaf, paa. Maaf". Ucap christy air matanya jatuh berderai

"Maaf kamu udah basi. Selama ini hanya maaf, maaf, dan maaf yang bisa kamu ucapkan!". Ucap gracio kembali berteriak

"KAMU PIKIR MAAF BISA MENGUBAH SEGALANYA?". Lanjutnya sambil menarik rambut christy semakin kuat

Lalu christy menggeleng dengan cepat. Pipinya sudah basah oleh air mata. Kepala dan tangannya sakit, tapi hatinya jauh lebih sakit.

"Ma-maaf, paa". Ucap christy dengan suara teramat rendah

Lagi dan lagi hanya kata tersebut yang bisa keluar dari mulut christy.

Christy tau dengan pastinya maafnya tidak akan pernah bisa mengubah keadaan apapun. Jika hidupnya saat ini adalah kesalahan serta membebankan papa dan saudara-saudaranya, oleh karena itu christy harus banyak meminta maaf.

Mungkin, maafnya tidak akan pernah di terima sampai di mana dia menghembuskan napas terakhirnya.

Penyiksaan christy tidak berakhir di dalam ruang kerja sang papa. Gracio lanjut menyeret christy menuju gudang, di sana sebelum di tinggalkan. Christy kembali mendapat pukulan yang berulang-ulang dan makian dari papanya.

Tidak ada yang bisa christy lakukan selain merintih dan memohon, berharap mau mengasihaninya.

Selang beberapa menit, zee sudah pulang dari kampusnya di ikuti oleh adel, saat ini mobil zee sedang di servis. Oleh karena itu, zee menyuruh adel untuk menjemputnya.

"Kak, adek lo habis di pukulin lagi tuh". Ujar marsha

"Sekarang di kunciin di gudang". Lanjutnya

"Oh. Terus?". Balas zee tidak peduli dengan kejadian di hari ini

"Kenapa?". Ucap adel

"Kenapa apa nya del?". Balas marsha

"Di pukulin?". Ucap adel

"Nilainya jelek". Jelas marsha

"Bener-bener beban". Ketus zee, ia tidak peduli dengan kejadian di hari ini yang menimpa adik keduanya itu

BERTAHAN ATAU MENYERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang