Suara bertepuk tangan menggema diruangan terbuka yang diisi banyaknya orang, ketika ada seorang perempuan manis dengan kulit sawo matang tersenyum lebar melihat para fans bersorak memanggil dirinya.
"Hello Ayunda." sapa mc yang membawa acara ini.
"Hello juga." jawab perempuan manis itu dengan suara lembutnya.
"Waw aku tak menyangka bisa bertemu dengan seorang penulis yang sedang digemari masyarakat. Karyanya sudah dijadikan film dan film itu sukses sekali."
"Terima kasih." ucap Ayunda merasa bahagia karyanya dinikmati oleh banyak orang.
"Sekarang buku barumu akan segera terbit hari ini."
"Ya, sebenarnya sudah lama saya tulis. Dan saya baru bisa menerbitkan hari ini. Sudah berkali-kali saya revisi dan berkali-kali juga saya mempertimbangkan karyaku yang satu ini layak diterbitkan atau tidak."
"Ini seakan kamu tidak percaya diri untuk menerbitkannya, alasannya kenapa bisa dijelaskan?"
Ayunda berdehem sejenak, "Cerita ini bergenre non fiksi, ini untuk pertama kali aku menulis cerita non fiksi. Kalian tau kebanyakan buku-bukuku bergenre Action, horor dan thailler."
Ayunda meraih buku novelnya yang berjudul Kembalikan Raga. Ayunda menunjukkannya didepan banyak orang membuat siapa saja yang melihatnya terkejut melihat sampul bukunya.
"Kembalikan Raga, dari judulnya saja sudah menjelaskan kalau ini cerita sad dan dari sampulnya juga sudah terlihat bukan?"
Ayunda bangkit berdiri lalu maju kedepan beberapa langkah, "Jika kalian bertanya-tanya aku terinspirasi darimana? Dan dari siapa? Aku akan selalu menjawab, buku ini diambil dari kisah temanku. Aku akan membaca sinopsisnya."
"Dia bernama Raga, namanya aku buat berbeda dari aslinya. Raga anak broken home dan tinggal bersama sang ibu dan kakaknya. Ibunya begitu sibuk dengan pekerjaannya sampai tidak ada waktu untuk mengurusinya. Raga punya seorang kakak perempuan yang jaraknya beda 2 tahun. Saking sang Ibu sibuknya Raga dirawat oleh sang Kakak sejak masih balita, kakaknya sangat perhatian dan dewasa sejak dini. Sampai Raga mengalami kecelakaan maut dan meninggalkan sang kakak yang bernama Aura."
"Aura tak menyangka akan kehilangan sang adik satu-satunya, sangat kehilangan membuat hidupnya hampa seketika. Adiknya yang ia rawat sejak balita pergi begitu saja tanpa pamitan. Sampai suatu ketika sang Ayah yang telah lama pergi meninggalkannya datang bersama keluarganya. Satu fakta yang mengejutkan Aura adalah sang Ayah sebelum menikahkan sang Ibu. Sang Ayah sudah punya keluarga, Aura tak menyangka dirinya mempunyai kakak laki-laki kembar. Aura marah besar saat itu pada sang Ayah mengapa tidak pernah datang menemui dirinya dan Raga selama ini? Kenapa? Hidupnya sangat menderita bersama Raga sejak kecil. Sang ibu tidak pernah merawatnya dan Raga, hanya kasih materi saja bukan kasih sayang yang sang ibu kasih. Sejak kecil dirinya dan Raga tidak pernah merasakan kasih sayang kedua orang tua seperti apa. Sang Ibu dan Sang Ayah berserta ibu tiri dan kakak kembarnya meminta maaf pada Aura tapi Aura berkata apa bisa kalian kembalikan Raga padaku?"
Ayunda mengeluarkan air matanya tanpa sadar dengan bibir bergetar menahan tangisnya untuk tidak pecah dihadapan banyak orang.
Javanica terdiam mendengar radio yang sedang menayangkan suara penulis Ayunda yang sedang menjelaskan isi buku novel yang baru diterbitkannya itu. Penulis Ayunda yang sekarang lagi digemari banyak masyarakat dari yang muda sampai tua. Seakan Ayunda menggeser tempat Javanica sebagai penulis terkenal nomor satu di indonesia bahkan Javanica pernah terkenal diluar negeri walaupun belum setara dengan penulis-penulis yang terkenal didunia ini.
Javanica menggigit pulpen yang ia genggam, sampai Javanica bangkit berdiri dari kursi yang ia duduki. Ketika ada seorang gadis menaruh buku novel karya Ayunda yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Monasrita
Teen Fiction"Kata mereka aku adalah seseorang yang jumawa, padahal memang begini adanya aku terlahir dengan jiwa monasrita." kata Anaphalis Javanica. Anaphalis Javanica adalah seseorang yang dingin tak tersentuh, tak suka berkomunikasi lebih lama dengan orang l...