Freedom & Hope

58 5 0
                                    

Hari minggu merupakan salah satu hari yang sangat disukai Yeji karena Beomgyu libur dan tidak akan kemana-mana. Beda dengan dulu, Beomgyu pasti langsung pergi meninggalkannya pagi-pagi sekali. Namun sejak pulang dari Bali, Beomgyu selalu ada di rumah pada hari minggu. Tidak terkecuali hari ini.

"Yeji, apa segini cukup?"tanya Beomgyu yang sibuk menakar cairan untuk membersihkan lantai. Yeji yang sibuk memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci menoleh pada Beomgyu yang kebingungan dalam menakar cairan pel tersebut sambil bolak-balik melihat takaran dan petunjuk penggunaan.

"Kalau pakai vacum, cukup segini saja. Nanti ditambah air sedikit. Soalnya lebih hemat,"Yeji mengajari Beomgyu dengan memasukkan cairan yang sudah ditakar itu ke dalam lubang vacum. Beomgyu malah menatap wajah Yeji yang begitu dekat di depan matanya. Yeji pun mendongak dan wajah mereka hampir bertabrakan. Yeji sadar bahwa Beomgyu memandanginya sehingga wajah gadis itu pun memanas.

Baru saja Yeji hendak beranjak untuk kembali ke mesin cuci dan menghindari Beomgyu yang membuatnya salah tingkah, Beomgyu malah menahan tangannya. 

"Tunggu,"titah Beomgyu. Yeji pun menurut. Saat itu Beomgyu langsung menyeka anak rambut Yeji dan tersenyum kecil lalu mengecup bibir Yeji.

"Habis beres-beres kita jalan ke mall ya,"ucap Beomgyu lalu melepaskan Yeji.

Walau Beomgyu sudah banyak berubah, namun Yeji masih sering terkejut dengan tindakan Beomgyu. Terlebih perlakuan pria itu semakin baik setelah tau Yeji telah mengandung. Bukan hanya Beomgyu, seluruh keluarganya pun merayakan berita baik ini. Untuk pertama kalinya Yeji merasa kehadirannya dirayakan seperti ini.

Yeji sangat bersyukur.

Mereka lalu melanjutkan tugas masing-masing. Sejak hamil, Yeji tidak disuruh banyak melakukan pekerjaan rumah. Awalnya orang tua Beomgyu menyarankan untuk memakai jasa maid namun Beomgyu tidak begitu suka ada orang asing yang memasuki kediamannya. Beomgyu berjanji akan lebih banyak mengurus rumah dan Yeji juga mendukung keputusan Beomgyu. Karena Beomgyu terbiasa tinggal sendiri sejak kuliah, jadi soal pekerjaan domestik dan masak bukan masalah baginya.

"Aku sudah selesai, kenapa kau mandi duluan?"tanya Beomgyu dengan wajah kecewa saat dia masuk ke kamar dan mendapati Yeji sudah wangi, rapi dan cantik, siap untuk pergi ke mall.

"Loh? Kau mau mandi berdua?"tanya Yeji sedikit merasa bersalah. Memang biasanya mereka mandi berdua jika tidak sedang terburu-buru. Toh pergi ke mall bukan hal urgent, sudah pasti Beomgyu ingin quality time di bath tub dengannya, bukan?

"Maafkan aku...,"

"Sudah tidak apa, istirahatlah dulu. Aku sudah membuatkanmu susu,"Beomgyu mengusap rambut Yeji dengan lembut. Yeji tersenyum manis dan mengangguk.  Beomgyu pun langsung berjalan ke kamar mandi, meninggalkan sang istri yang menatapnya kagum dan bahagia.

Namun ada sedikit ketakutan dalam hatinya.

"Apakah aku akan terus merasakan bahagia? Kenapa aku takut, Gyu?"lirih Yeji pelan.

*

*

"Sudah aku bilang makan itu pelan-pelan. Lihat ini jadi belepotan. Apa kau sengaja mau menggodaku hah? Aku tidak takut menjilatmu disini,"Beomgyu sibuk mengelap sekitar bibir Yeji yang belepotan dengan es krim coklat.

"Apa?! Tentu saja tidak. Sejak hamil aku juga heran kenapa aku ingin makan banyak dan seperti rakus,"Yeji memanyunkan bibirnya, merasa kecewa pada dirinya yang dinilainya terlalu rakus sejak hamil. Mungkin saja Beomgyu akan ilfeel kan? 

"Makan banyak tidak masalah, Yeji. Uangku terlalu banyak untuk hanya membelikan makanan apa pun yang kau inginkan. Tapi tetap pelan-pelan. Aku juga takut jika kau tersedak saat makan,"

BILA [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang