Ryujin menatap beberapa koin yang tersisa dalam dompetnya. Ada dorongan yang besar dari dalam dirinya untuk membuang jauh-jauh dompet itu ke tengah danau. Untuk apa dompet mahal ini jika sekarang saja isinya bahkan tidak cukup untuk membeli seporsi kimbab? Perutnya sudah terasa perih sejak tadi pagi namun selain air sebanyak 1 liter yang dibawanya dari rumah, Ryujin belum makan apa pun.
Hidup begitu berat dan tidak adil....
Setidaknya itulah yang Ryujin rasakan dengan tatapan putus asa netranya memandang itik-itik yang berenang di tengah danau. Apa rasanya jadi itik? Mungkin tenang dan damai? Makan tinggal makan. Lalu menghabiskan waktu mengapung di atas danau bersama kawanannya. Sungguh tanpa beban.
Sementara beban Ryujin ada banyak.
Ibunya yang jatuh sakit sejak mereka bangkrut. Ayahnya yang bekerja pontang-panting membersihkan kebun orang lain. Dia yang pulang ke rumah setiap jam 12 malam setelah bekerja di restoran china dengan bayaran yang sangat murah - apa boleh buat, hanya restoran ini yang mau menerima part timer sepertinya.
Gruyuk~
"Hahaha! Suara perutmu terdengar sampai sini,"
Ryujin tersentak dan langsung menoleh ke belakang. Beberapa meter darinya berdiri seorang gadis berambut panjang dengan kemeja lusuh dan celana jeans sambil menenteng sebuah tas bekal yang ia naikkan ke atas sejajar dengan kepalanya.
"Makan yuk!"
Pucuk dicinta ulam pun tiba, seperti bundadari, Yeji datang menyelamatkan perut Ryujin yang sudah berontak sejak pagi.
Yeji berjalan dengan langkah ringan dan duduk di bawah pohon, melambaikan tangannya agar Ryujin mendekat. Gadis itu tidak lupa merentangkan kain kotak-kotak berwarna merah putih sebagai alas. Kemudian mengeluarkan makanan dari dalam tas yang ia bawa.
"Wowww!" Ryujin menatap takjub makanan yang disajikan Yeji.
"Bos memberiku bonus, jadi aku membuat makanan yang banyak di rumah. Aku sudah mengirim pesan padamu, namun kau tidak membacanya. Syukurlah kau masih disini dan kelihatannya perut itu butuh diselamatkan," Yeji menunjuk perut Ryujin dengan dagunya. Mendengar itu, Ryujin tertawa lepas.
"Hahaha! Kau memang sahabatku! Penyelamatku!" Ryujin langsung memeluk Yeji erat. Yeji menikmati dipeluk oleh seorang Ryujin. Sahabatnya yang terlihat cuek namun sebenarnya sangat hangat.
"Ayo sekarang kita makan sekenyang-kenyangnya!" seru Yeji bersemangat. Ryujin pun ikutan bersemangat dan bersorak, mengambil sumpit dan mulai menjepit sepotong kimbab untuk dimasukkan ke mulut.
"Ahhh... Yeji yang terbaik!" sorak Ryujin riang.
*
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
BILA [BEOMGYU YEJI]
Fanfiction"Apakah aku tidak punya pilihan lain selain mati?" Summary: Yeji terpaksa menikah dengan Beomgyu, pewaris kerajaan real estate terbesar di Korea karena hutang yang tidak bisa dibayar oleh orang tuanya. Akankah pernikahan yang dilandasi oleh hutang b...