Hidup terasa terlalu mulus untuk Yeji namun sejak Beomgyu memberikannya 'kebebasan', Yeji tidak merasa ada hal yang perlu ia takuti lagi. Gadis itu berubah menjadi lebih ceria, manja dan semakin manis di hadapan Beomgyu.
Yeji bahkan merasa sangat bahagia saat tau Ningning telah dipindahkan ke kantor lain agar Yeji tidak cemburu jika Beomgyu harus berinteraksi dengan mantannya itu. Tentang Ningning, gadis itu awalnya masih mencoba untuk menggoda Beomgyu. Pagi pertama saat masuk kerja kembali setelah mereka putus, Ningning masih mencoba menggoda Beomgyu di ruangannya namun Beomgyu dengan tegas menolak Ningning.
"Asal kau tau, kau bukan dia. Jadi jika aku bilang kita selesai, kita selesai,"
Itu yang dikatakan Beomgyu pada Ningning. Ningning sampai frustasi telah kehilangan kekasih konglomeratnya. Namun tentu saja dia lebih sayang jika harus melepaskan pekerjaannya. Beomgyu pun memindahkan Ningning ke kantor di daerah lain dan mengatur agar mereka tidak bertemu dan berkaitan lagi dalam pekerjaan. Semua teman-teman Beomgyu mengapreasiasi perubahan besar dari sahabat mereka ini dan sampai mengadakan pesta untuk merayakan kehamilan Yeji.
Sama seperti hari ini.
Lagi-lagi Yeji harus mengikuti pesta yang dibuat untuknya. Namun di pesta kali ini keluarga Beomgyu sekalian mengundang para sepuh yang dapat mendoakan kehamilan Yeji.
"Sayang, kau jadi mengundang teman-temanmu kan?"
Yeji yang sedang duduk di depan meja rias sambil mencoba memasang anting-antingnya pun berhenti dan menoleh. Ibu Beomgyu sudah berdiri di ambang pintu tepat di belakangnya.
"Ah...sebenarnya tidak banyak, Bu. Temanku cuma sedikit. Aku sudah mengundang mereka namun aku tidak tau apa mereka bisa datang,"jawab Yeji sopan.
"Ah tentu saja mereka harus datang. Acara tiga bulanan ini penting loh. Semua orang memberikan restu dan doa untuk dia yang akan lahir ke dunia ini. Dan tentu saja semua teman-teman kalian juga, tidak hanya keluarga,"Ibu Beomgyu mendekat dan memasangkan kalung berlian di leher jenjang Yeji.
Yeji merasa sangat disayang di keluarga ini. Semua terasa sempurna hingga tidak henti ia berucap syukur dalam hatinya.
Drrrttt ddrrrtttt...
"Ah, Ibu! Aku rasa ini mereka. Aku keluar dulu ya bu?"Yeji pun beranjak dari duduknya. Ibu Beomgyu merapikan rambut Yeji lalu mengangguk, "Ya, pergilah temui teman-temanmu. Kau sudah merindukan mereka kan?"
"Ya, bu. Terimakasih,"Yeji mengangguk dan tersenyum lalu keluar dari ruang riasnya.
Gadis itu dengan sumringah mengitari pandangannya ke seluruh penjuru ruangan di mansion keluarga Beomgyu yang megah ini. Hingga pandangannya berhenti di satu titik dan matanya membulat dengan semangat.
"Ryujiiiiin!!! Lia!!! Chaerry!!!"
"Aaaaa lihat ini ibu hamil kita!!!"seru mereka sembari memeluk Yeji dengan haru. Yeji yang berada ditengah pelukan mereka pun tak kuasa menahan tangisnya.
"Hei hei kenapa menangis? Kau kan sudah berdandan? Oh ayolah Yeji, kami tidak mau dimarahi suamimu karena riasanmu berubah,"ucap Lia.
"Mungkin dia menangis karena kita bertemu lagi setelah setahun lebih,"ucap Ryujin.
"Iya juga ya...setelah hari itu...,"ucap Chaeryeong atau Chaerry. Ryujin memanyunkan bibirnya sambil menatap Chaerry.
"Oh ayolah jangan diingat lagi...,"pinta Ryujin.
"Tidak apa...hehe. Memang terakhir kali kita bertemu saat kakek meninggal. Lalu banyak hal terjadi dalam hidupku. Namun kalian tidak perlu mengkhawatirkanku lagi,"Yeji menyeka airmatanya dan tersenyum lebar.
"Ohhh tentu saja sayang. Kau terlihat bahagia di semua foto-foto yang kau share di grup. Tapi kami belum melihat yang mana sih suamimu? Bahkan namanya saja tidak pernah kau sebut. Kami kecewa loh saat kau tidak mengundang kami,"ucap Lia panjang lebar.
"Ya maafkan aku...seperti yang aku bilang, terlalu banyak yang terjadi dalam hidupku. Ayo kesini, aku kenalkan dengan suamiku. Dia sedang berkumpul dengan temannya,"Yeji menarik tangan Lia, mengajak mereka semua mengikutinya.
"Sayang, teman-temanku sudah datang,"Yeji yang sudah terbiasa memanggil Beomgyu 'sayang' setiap di depan orang lain berhenti di belakang kumpulan pria-pria bertubuh tinggi yang sedang mengobrol sambil menikmati wine. Beomgyu pun menoleh dengan senyum lebar, ikut excited karena dia pun sangat senang melihat Yeji akhirnya bisa bertemu teman-temannya lagi.
"Oh ya? Syukurlah, kenalkan padaku,"ucap Beomgyu.
"Hai, aku Choi Beomgyu suami Yeji,"Beomgyu langsung terdiam saat melihat satu orang yang juga sudah terkejut melihat sosok Beomgyu. Bahkan teman-teman Beomgyu pun ikut terkejut dan saling berpandangan.
"Girls, ini suamiku Beomgyu. Beomgyu, ini teman-temanku. Lia, Ryujin dan Chaeryeong,"ucap Yeji yang masih tidak menyadari ada perubahan diantara 2 orang diperkumpulan ini. Beomgyu tersadar dan menoleh sedikit pada Yeji lalu mengangguk pelan dan tersenyum kaku.
"Ya, salam kenal,"ucap Beomgyu.
"Aku Lia,"ucap Lia sambil tersenyum lebar.
"Hai, Chaeryeong. Panggil Chaerry saja,"
Kedua gadis itu menjabat tangan Beomgyu secara bergantian hingga tiba giliran Ryujin.
Hanya Beomgyu dan Ryujin yang tau....
Bahwa dunia mereka saat ini terasa seperti milik berdua dalam netra yang saling bertemu itu.
~jangan lupa komen~
KAMU SEDANG MEMBACA
BILA [BEOMGYU YEJI]
Fanfiction"Apakah aku tidak punya pilihan lain selain mati?" Summary: Yeji terpaksa menikah dengan Beomgyu, pewaris kerajaan real estate terbesar di Korea karena hutang yang tidak bisa dibayar oleh orang tuanya. Akankah pernikahan yang dilandasi oleh hutang b...