Reason

45 3 5
                                    

Musim gugur,7 tahun yang lalu...

Beomgyu terbangun dari tidurnya seperti biasa seperti hari-hari sebelumnya. Hal pertama yang dilakukannya adalah mengecek hp yang tergeletak di nakas samping tempat tidur. Dahinya sedikit berkerut dan jempolnya memencet-mencet layar hp tersebut. Namun nihil.

To Mine: Sayang kau sudah bangun? Kenapa chatku semalam tidak dibalas?

To Mine: Hari ini kita jadi kan mau mengunjungi Yonsei? Kau sudah menyiapkan semua kelengkapannya? Jangan sampai ada yang tertinggal ya. Love you <3

Beomgyu langsung bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Bersiap untuk menjemput sang kekasih yang ingin mendaftar kuliah di Universitas Yonsei karena minggu lalu gagal mendapat beasiswa di universitas yang sama dengannya. Beruntung Universitas Yonsei masih membuka pendaftaran dan akan melakukan ujian 2 hari lagi. Tentu saja sebagai pacar yang baik, dia mendukung penuh dan menolong apa pun yang dibutuhkan oleh Ryujin.

Tidak lama setelah berkutat di kamar mandi, Beomgyu keluar dengan rambut yang basah dan mencoba mengecek hp-nya lagi namun nihil. Tidak ada balasan apa pun dari gadis yang sudah menemaninya sejak SMP itu. Beomgyu memanyunkan bibirnya dan mencoba menelepon Ryujin namun nomer yang dituju malah tidak aktif.

"Halo, Somi. Maaf menganggu...aku cuma ingin bertanya, apa Ryujin ada mengabarimu hari ini? Kami berencana akan mendaftar ke Yonsei tapi sejak tadi malam dia tidak membalas pesanku dan nomernya tidak aktif dihubungi,"jalan terakhir Beomgyu adalah menelepon sahabat Ryujin, Somi. Mereka memiliki grup chat sesama perempuan, teman-teman dekat Ryujin, Beomgyu berpikir bahwa mereka pasti tetap sering bertukar pesan.

"Beomgyu? Oh gosh, ini serius Ryujin tidak mengabarimu?"tanya Somi diseberang.

"Ya? Kenapa?"tanya Beomgyu masih tidak memiliki pikiran jelek apa pun.

"She moved. The house is empty already. Sayangnya dia tidak bilang pindah kemana. Kami tadinya hendak bertanya padamu namun ini masih terlalu pagi, jadi kami pikir Ryujin mungkin akan segera mengabari kami,"jawab Somi.

"Pindah? Darimana kau menyimpulkan itu? Bisa jadi mereka sekeluarga sedang pergi kan?"

"Nope! Anjingnya tidak ada, di depan rumahnya penuh tumpukan barang bekas dan bahkan rumah itu tidak memiliki tirai lagi, aku mengintip ke dalam. Rumahnya kosong! Literally seluruh barang-barang hampir tidak ada!"jelas Somi.

Dhuarrr! Bagai disambar petir dipagi hari, Beomgyu terdiam mendengar penjelasan Somi. Tanpa menghiraukan panggilan Somi lagi, Beomgyu langsung berlari keluar rumah, mengambil motor sport-nya dan melajukan dengan cepat menuju rumah Ryujin.

Lalu disinilah Beomgyu berdiri. Tepat di depan rumah Ryujin yang di depan pagarnya sudah ditulis "RUMAH DILELANG OLEH BANK KOREA". Kemungkinan saat Somi kesini, belum ada tulisan itu. Lutut Beomgyu melemas dan pria itu langsung berjalan pelan menumpukan tangannya di pagar agar dapat menahan beban tubuh yang tiba-tiba terasa berat.

Sekali lagi Beomgyu mengambil hp-nya, mencoba menghubungi Ryujin. Namun tetap saja nomor itu tidak bisa dihubungi.

*

*

Kembali ke masa sekarang. Setelah perkenalan teman-teman Yeji, Beomgyu hanya bisa berdiri dari kejauhan menatap yang lainnya atau lebih tepatnya Ryujin. Beberapa bulan pertama, Beomgyu masih memiliki keyakinan baik bahwa Ryujin akan mengabarinya, entah darimana itu. Dia tau bahwa keluarga Ryujin mengalami kondisi ekonomi yang cukup sulit, karena itu Ryujin mengandalkan masuk kuliah dengan beasiswa namun gagal. Padahal dia siap membiayai kuliah Ryujin di Yonsei, namun Ryujin memilih pergi. Hingga satu tahun berikutnya, Beomgyu kehilangan kepercayaannya.

BILA [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang