chapter 24

35 3 2
                                    

Happy reading

Di ruangan Reyna, terlihat Bunda tengah menyuapi putri sulungnya ditemani oleh candaan anak-anak Braga. Pintu terbuka mengalihkan atensi mereka. Terlihat sosok Wildan masuk lebih dulu, bukan masuk tapi di dorong sama Galen.

" Galen anj! " maki Wildan lalu tersenyum canggung.

" Hahahahha selamat siang Tante " kata Wildan tertawa canggung.

" Kalian " kata Reyna lalu berusaha mencari keberadaan kembarannya.

" Gimana keadaan u? " tanya Sonya mendorong masuk kursi roda Sangkara.

" Terlaueee deukeut! " kata Sangkara saat Sonya mendorong kursi rodanya hingga kakinya mengenai bangkar. Anak Braga terlihat syok berat mendengar Sangkara yang tidak dapat berbicara. Reyna menunduk dalam melihat keadaan Sangkara yang memprihatinkan.

" Eugh eugh eugh!! " ledek Galen dan Wildan bersamaan membuat Sangkara menghela nafas.

" gays come on " kata Sonya mengacak rambutnya prustasi.

" kamu nggak bisa ngomong? " tanya Reyna meremas selimutnya.

Baru saja Sangkara akan menyahut, duo laknat pun lebih dahulu memotong. " Eugh eugh eugh eugh " kata keduanya lalu tertawa ngakak melihat wajah kesal Sangkara.

" Awas aja Lo berdua, gue bales kalau gue bisa ngomong " - batin Sangkara penuh dendam.

" Sabar " kata Sonya menepuk bahu Sangkara menenangkan lelaki itu.

" Enggak kok Rey, Sangkara cuma lagi masa pemulihan aja. Dokter ngelarang dia ngomong karena takut jahitan pada pita suaranya lepas. Ya gimana ya, Sangkara kalau ngomong tuh kayak beo " kata Sonya menjelaskan.

" Dia sebenernya kemaren tuh bisa ngomong. Cuma anaknya terlalu semangat, pas di pertengahan langsung eug eugh eugh " kata Wildan meledek teman kecilnya.

" Maaf ya " kata Reyna membuat keempatnya tersenyum.

" Kamu jangan minta maaf ke kita, minta maaf ke Reva sama Nurra aja soalnya mereka baru aja ngelewatin masa kritis " kata Galen membuat Reyna dan Bunda menatapnya.

" GALEN! " kata Sonya menggeplak lengan Galen dengan keras.

" What?! " tanya Galen meringis.

" You stupid, stupid guy! " Maki Sonya membuat Galen menatap Wildan.

" Pak Baswara kan nggak ngasih kita bilang, gimana sih Lo " kata Wildan membuat Galen melotot.

Kilas Balik

Wahyu menatap datar empat anak yang katanya mau menjenguk Reyna.

" Denger, kalian jangan bilang apa-apa ke mereka yang ada disana. Pak Baswara ngelarang katanya dia mau putrinya sembuh satu persatu " kata Wahyu

Kilas Balik Selesai

Galen melotot dia lupa, benar-benar lupa. Sonya menghela nafas panjang lalu Sangkara geleng-geleng. Dan terakhir Wildan nyengir doang.

" Putri bungsu saya kenapa?" tanya Bunda yang memang tak tenang beberapa hari ini.

" Terpaksa deh " gumam Sonya menepuk jidatnya.

Brak

Pintu ruangan di buka kasar membuat Yaksa menatap penuh amarah. Sayangnya ia dibuat terdiam dan menepuk jidat saat melihat Bunda masuk tergopoh-gopoh.

" Reva, Ya Tuhan " kata Bunda melihat putri bungsunya terbaring kaku di bangkar rumah sakit dengan alat-alat penyiksaan yang bisa membuatnya bertahan hidup.

Merpati Takkan Pernah Ingkar Janji (SUDAH DI TERBITKAN).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang