Happy reading
Di ruangan Reyna, terlihat Bunda tengah menyuapi putri sulungnya ditemani oleh candaan anak-anak Braga. Pintu terbuka mengalihkan atensi mereka. Terlihat sosok Wildan masuk lebih dulu, bukan masuk tapi di dorong sama Galen.
" Galen anj! " maki Wildan lalu tersenyum canggung.
" Hahahahha selamat siang Tante " kata Wildan tertawa canggung.
" Kalian " kata Reyna lalu berusaha mencari keberadaan kembarannya.
" Gimana keadaan u? " tanya Sonya mendorong masuk kursi roda Sangkara.
" Terlaueee deukeut! " kata Sangkara saat Sonya mendorong kursi rodanya hingga kakinya mengenai bangkar. Anak Braga terlihat syok berat mendengar Sangkara yang tidak dapat berbicara. Reyna menunduk dalam melihat keadaan Sangkara yang memprihatinkan.
" Eugh eugh eugh!! " ledek Galen dan Wildan bersamaan membuat Sangkara menghela nafas.
" gays come on " kata Sonya mengacak rambutnya prustasi.
" kamu nggak bisa ngomong? " tanya Reyna meremas selimutnya.
Baru saja Sangkara akan menyahut, duo laknat pun lebih dahulu memotong. " Eugh eugh eugh eugh " kata keduanya lalu tertawa ngakak melihat wajah kesal Sangkara.
" Awas aja Lo berdua, gue bales kalau gue bisa ngomong " - batin Sangkara penuh dendam.
" Sabar " kata Sonya menepuk bahu Sangkara menenangkan lelaki itu.
" Enggak kok Rey, Sangkara cuma lagi masa pemulihan aja. Dokter ngelarang dia ngomong karena takut jahitan pada pita suaranya lepas. Ya gimana ya, Sangkara kalau ngomong tuh kayak beo " kata Sonya menjelaskan.
" Dia sebenernya kemaren tuh bisa ngomong. Cuma anaknya terlalu semangat, pas di pertengahan langsung eug eugh eugh " kata Wildan meledek teman kecilnya.
" Maaf ya " kata Reyna membuat keempatnya tersenyum.
" Kamu jangan minta maaf ke kita, minta maaf ke Reva sama Nurra aja soalnya mereka baru aja ngelewatin masa kritis " kata Galen membuat Reyna dan Bunda menatapnya.
" GALEN! " kata Sonya menggeplak lengan Galen dengan keras.
" What?! " tanya Galen meringis.
" You stupid, stupid guy! " Maki Sonya membuat Galen menatap Wildan.
" Pak Baswara kan nggak ngasih kita bilang, gimana sih Lo " kata Wildan membuat Galen melotot.
Kilas Balik
Wahyu menatap datar empat anak yang katanya mau menjenguk Reyna.
" Denger, kalian jangan bilang apa-apa ke mereka yang ada disana. Pak Baswara ngelarang katanya dia mau putrinya sembuh satu persatu " kata Wahyu
Kilas Balik Selesai
Galen melotot dia lupa, benar-benar lupa. Sonya menghela nafas panjang lalu Sangkara geleng-geleng. Dan terakhir Wildan nyengir doang.
" Putri bungsu saya kenapa?" tanya Bunda yang memang tak tenang beberapa hari ini.
" Terpaksa deh " gumam Sonya menepuk jidatnya.
Brak
Pintu ruangan di buka kasar membuat Yaksa menatap penuh amarah. Sayangnya ia dibuat terdiam dan menepuk jidat saat melihat Bunda masuk tergopoh-gopoh.
" Reva, Ya Tuhan " kata Bunda melihat putri bungsunya terbaring kaku di bangkar rumah sakit dengan alat-alat penyiksaan yang bisa membuatnya bertahan hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merpati Takkan Pernah Ingkar Janji (SUDAH DI TERBITKAN).
FanfictionDia layaknya Merpati Putih, sangat setia pada sebuah ucapan yang ia ucapkan tanpa memikirkan apapun kedepannya. Baginya, jika ia sudah mempunyai satu orang, itu akan bertahan satu dan selamanya sampai mati pun hanya itu. Aku kagum dengannya, apalagi...