chapter 4

89 22 13
                                    

Happy reading

MPLS kembali dilaksanakan, seluruh perserta terlihat berhamburan berusaha meminta tanda tangan Osis. Reva sejak tadi mendumel lantaran, ia harus berusaha keras mendapatkan tanda tangan. Dia tak sendiri, namun bersama Bara yang satu tim. Reyna? Dia bersama Karin karena di ajaknya.

" kakak yang ganteng, baik, pintar dan rupawan. Izinkan kami meminta tanda tanganmu! " kata Bara dan Reva bersamaan dengan wajah menahan geli.

" hahahahaha " tawa seorang Yaksa terdengar membuat dua pasang mata menatap penuh kemusuhan.

" adek yang jelek, tidak baik, kurang pintar, dan aneh. Sebelum saya memberikan tanda tangan, ada baiknya kalian culametan dulu " kata Yaksa tertawa puas menatap wajah tertekan dua bocil kematian di depannya.

" lakuin aja Bar, pasrah Bar " kata Reva membuat Bara menghela nafas.

Reva dan Bara mulai bersiap, " Sigana teh di pentaan deui teh embung sia mah sigana mah " keduanya menggerakan tangan dari yang bersekab dada menjadi terbuka.

" Kalau ada makanan di meja
Mangga legleg ku sia
Teroret teroret teroret " nyanyian dengan suara ngebas keduanya serta gerakan bahu maju mundur sontak membuat tawa Yaksa semakin terdengar.

" Nungguin ya? " suara Bara terdengar sambil bertanya songong di depan Yaksa.

" Culametan met met met met met met
Culametan met met met met met met
Culametan met met met met met met
Culametan tan tan " keduanya menggerakan bahu dengan wajah mulai asik berdua. Yaksa semakin ngakak melihatnya, tidak hanya Yaksa namun beberapa senior yang lewat juga tertawa.

" Sekian dan Terimakasih " kata keduanya.

" oke oke, cukup. Mana bukunya? " tanya Yaksa membuat keduanya memberikan buku serta pulpen.

" kampret lo " tekan Bara membuat Yaksa tertawa lagi.

" ngga bisa berkata kata gue " kata Reva membuat Yaksa membalas dengan senyuman dan memberikan buku pada keduanya.

" dah dah sana! " usir Yaksa

Reva memutar bola matanya dan segera pergi. Berbeda dengan si ganteng Bara yang malah memberikan jari tengahnya sebelum pergi. Yaksa hanya tertawa kecil di buatnya.

" AHH SHIBAL! " kata Karin menjatuhkan bukunya dengan kasar di atas meja saat mereka sedang istirahat di kantin.

" Ehh Ya Allah " latah Iqbaal sambil memegangi dadanya yang terkejut.

" maneh kenapa sih? " tanya Yunita pada sahabatnya itu.

" aaaaaa, kak maheswara tuh ngeselin banget buset! " katanya mengacak rambut.

" maheswara yang mane? " tanya Sagara yang merasa tak ada yang bernama seperti itu di antara senior.

" Tiandra Maheswara kali " kata Chenle membuat Karin menjentikan tangannya.

" itu dah buset! Masak gua di suruh lari bawa papan dengan tulisan aku cewek cantik terus bawahnya isi lima puluhh. Tai banget, di pikir gua open bo apa?! " kata Karin ngegas.

" awoakwoak, lebih enak lu Rin. Lah gue, sama Widlan lebih sadis. Kita di suruh lari, push up, sit up sama Yudha berulang kali sampai kaki sama tangan Wildan gemeteran " kata Sagara menunjuk Wildan yang makan dengan tangan gemeteran.

Merpati Takkan Pernah Ingkar Janji (SUDAH DI TERBITKAN).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang