chapter 12

46 9 0
                                    

Happy reading

Sekolah mulai heboh dengan berita tertangkapnya sosok Joe dan Dilan. Belum lagi ternyata Haikal yang sedang pratoli tadi malam juga berhasil di tangkap. Ia di tahan atas dasar membawa sebuah pisau lipat dalam saku jaket kulitnya. Di tahannya tiga pentolan Bandung Crew itu sontak membuat Reyna khawatir. Dia sangat takut, takut Reva juga di dalam tahanan atas dasar bisa saja adiknya itu ikut kemana pun Haikal pergi.

" Reva " gumam Reyna menatap kosong ke arah gerbang sekolah. Ia hanya berharap, dari ratusan anak IPS yang sekolah hari ini ada sosok Reva juga yang masuk kedalam gerbang.

" Reyna! " panggilan sosok Sonya yang melangkah mendekatinya membuat nyawa Reyna terasa kembali.

" kamu Sonya kan? Temennya Reva, Reva mana? " tanya Reyna beruntun.

" tenang aja, I denger sih katanya dia bakalan otw sekolah. Paling ntaran pas U istirahat di samperin sama dia. Oh iya, U jangan bilang siapa-siapa ya soal I nyamperin U " kata Sonya

" kenapa? Kenapa aku nggak boleh bilang kamu nyamperin aku? " tanya Reyna membuat Sonya tersenyum.

" I juga nggak tau, tetapi akhir-akhir ini I selalu dapet surat ancemen dan katanya dia dari IPA " kata Sonya

" anceman gimana? " tanya Reyna

" I cuma di paksa buat deketin temen U. Kalau enggak, katanya U bakalan celaka, I nggak mau " kata Sonya

" siapa? " gumam Reyna dan dibalas gelengan.

" I juga nggak tau, tenang aja I nggak bakal ngikutin apa kata dia kok. Lagian I kan sukanya sama Mas Ikal. Jadi mulai hari ini, I nggak bakal ke MIPA lagi apapun alesannya " kata Sonya membuat Reyna mengangguk paham.

" yaudah, I tinggal ya " kata Sonya lalu pergi dengan jurus seribu kakinya menghampiri Nurra.

" Reyna! " panggil Yaksa yang melihat Reyna tengah menatap ke arah gedung IPS.

" Kak Yaksa " gumam Reyna dengan gugup.

" kok masih disini, nggak masuk kelas? " tanya Yaksa

" ini mau masuk kelas kok, tadi lagi nunggu Reva " jelas Reyna membuat Yaksa tersenyum.

" gitu ya? Jadi Reva sekolah? " tanya Yaksa

" katanya iya " jawab Reyna membuat Yaksa mengangguk paham.

" yaudah, ke kelas yuk, nanti juga di samperin kan sama Reva " kata Yaksa sambil meraih tangan Reyna dan menuntunnya menuju kelas. Yaksa nggak tau aja, caranya memperlakukan Reyna mampu membuat wajah gadis itu bersemu merah.

Di sisi lain, Reva tengah memakai sepatu di depan pintu apartemen dengan rambut masih acak-acakan.

" nggak nyisir dulu kamu? " tanya Wahyu yang membawa sekotak susu.

" nggak sempet atuh ini kak, dah telat aing " kata Reva menjawab.

" lagian di bangunin dari tadi nggak bangun-bangun " kata Wahyu sambil meletakan sekotak susu pada pinggiran tas Reva.

" ngantuk atuh kak, siapa coba yang ngajak nonton kemaren? " tanya Reva menatap sengit Wahyu yang entah sejak kapan membawa sisir.

" lah siapa coba yang mau? " tanya Wahyu dengan tampang meledek membuat Reva mendengus kesal.

Wahyu terkekeh dan menyerahkan sisir, " sisir dulu, anak cewek apaan sekolah nggak rapi? " tanyanya meledek.

" iya iya " jawab Reva menuruti permintaan Wahyu dan menyisir rambutnya dengan baik.

" jujur saja, kakak lebih suka gaya kamu pas SMP. But, namanya juga perubahan pada remaja puber pasti ada. Kakak nggak bisa maksa kamu tampil seperti waktu SMP " kata Wahyu membuat Reva menoleh dengan pandangan tak dapat di baca sedikit pun.

Merpati Takkan Pernah Ingkar Janji (SUDAH DI TERBITKAN).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang