chapter 8

58 13 7
                                    

Happy reading

Bunyi bel sekolah terdengar cukup keras, Reva terlihat baru saja turun tadi motornya sambil membuka helm. Dapat ia lihat banyak siswa maupun siswi yang berlarian menuju lapangan untuk upacara. Reva menghela nafas dan meletakan helmnya di spion lalu berjalan santai menuju kelas.

" Reva! " kata Galen lalu merangkul teman barunya.

" baru dateng Len? " tanya Reva dan diangguki kepala.

" btw, muka gua masih cakep kan? " tanya Galen membuat Reva menatap tak minat.

" tetap pada bentuknya " jawab Reva membuat Galen hanya tersenyum kecut.

" kok lo pakek celana sih? Ini juga buset rambut lo! " kata Galen mengacak rambut Reva.

" Galen anj! " kata Reva mendorong tangan Galen yang mengacak rambutnya.

" ya habis, rambut bondol mirip lakik aja lo! " kata Galen menatap Reva serius.

" suka suka gue lah njir, btw ganteng kan gue? " tanya Reva sambil tertawa.

" mayanlah, kapan di potong? " tanya Galen lalu menghindari beberapa bahu yang hampir menabraknya karena berlarian.

" kemaren malem, lagian bosen cok rambut panjang. Tapi gua juga lumayan nyesel sih motong, emang serba salah " kata Reva membuat Galen tersenyum.

" begitulah manusia, lo pikir cewek aja begitu, Cowok juga kok. Segala sesuatu yang di lakukan akan berakhir penyesalan pada akhirnya " kata Galen membuat Reva manggut-manggut setuju.

Galen melempar tasnya ke arah sosok lelaki dan di tangkap, " bawa kelas dong bro " kata Galen sambil tersenyum.

" lo pikir- " katanya terpotong dengan Galen yang mengeluarkan kalungnya.

" minta tolong deh gue mah bang, sekalian " kata Galen sambil mengambil tas Reva di bahunya.

" gua bisa- " kata Reva terpotong oleh senyum manis Galen dan tanpa mendengarkan ucapan menyerahkan tas Reva pada lelaki tadi.

" tolong ya bang, gua sama dia anak IPS dua " kata Galen membuat lelaki itu dengan kaku mengangguk dan Galen merangkul Reva mengajaknya ke lapangan.

" lo nggak bisa seenak gitu len, baru sehari loh pangkat lo! " kata Reva menyentak rangkulan Galen dengan kesal.

Galen tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke telinga Reva. " baik boleh, tetapi di dunia ini kekuasan adalah segalanya. Gua harap lo ngerti tentang Piramida mulai dari sekarang atau dengan peringkat nggak seberapa lo itu, lo bakalan hancur " katanya lalu menepuk bahu Galen dan tersenyum manis.

Galen berjalan menjauh begitu saja meninggalkan Reva yang terdiam dan berusaha mengartikan kalimat Galen. Reva menghela nafas dan berjalan ke arah barisan. Ini adalah upacara penyambutan dan pelantikan lima belas piramida IPS. Reva menghela nafas, ia berdiri tepat di samping seorang lelaki dengan wajah bule bernama Meiko.

Absen lima belas besar dulu yuk biar nggak bingung, kita mulai dari Joe, Dilan, Galen, Haikal, Rendy, Wildan, Sudi, Eros, Meiko, Reva, Adis, Nurra, Jerry, Virgo, dan Sonya. Ke lima belas berdiri di depan para siswa dengan di berikan sebuah ikat lengan yang menunjukan identitas mereka sebagai sekelompok orang di barisan Piramida itu. Sebuah kalung tidak begitu cukup untuk mengetahui identitas mereka, makanya di berikan ikat lengan.

Reva berjalan santai ke arah kantin MIPA untuk mencari Reyna. Sayang di pertengahan jalan, sosok Riska menghalanginya untuk melangkah. Reva menatapnya dengan tak minat.

" mau apa lo? " tanya Reva padanya.

" lo tau peraturan tentang perbatasan ipa dan ips kan? " tanya Riska tajam.

Merpati Takkan Pernah Ingkar Janji (SUDAH DI TERBITKAN).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang