18. POV Azkhar

60 14 0
                                    

"Aku mau"ucap dia menjulurkan tangan kirinya.
Aku memasangkan cincin yang kebesaran itu pada jari manisnya.
Air matanya semakin mengalir
"Kau menangis lagi"ucapku menyeka air matanya.
"Yah tapi air mata ini berbeda dari yang tadi, ini adalah air mata bahagia. Aku sangat senang bisa mencintaimu Derlick"ucap dia tersenyum dengan air mata yang mengalir.
"Aku juga sangat senang bisa jatuh cinta kepada anak kecil sepertimu Al"ucapku tersenyum.
Srrk
Tiba tiba Al mencium bibirku.
"Aku memberikan ciuman pertamaku padamu sebagai hadia untuk cincin ini"ucap dia tersenyum.
"Emh terima kasih atas hadiahnya"ucapku tersenyum lalu memeluknya dengan erat.
"Ayo kembali bersama ke rumah kita"ucapku tersenyum.
Dia mengangguk
__
Beberapa hari kemudian.
"Hati hati"ucapku membantunya turun dari kuda.
"Hei jangan meremehkan ku,setidaknya aku bisa turun dengan ketinggian ini"ucapku
"Tidak boleh"ucapku menjulurkan kedua tanganku.
Srrk
Dia melompat dan masuk kedalam dekapanku.
Srrink srrink
Tiba tiba para ksatria yang ikut dalam pembasmian menodongkan pedangnya keara kami.
"Derlick Belion anda di tangkap karna dugaan pemberontakan"ucap Leo tiba tiba.
"Tetap diam dan ikut aku ke istana"ucap Leo.
"Baiklah"jawabku perlahan.
"Derlick?"ucap Al yang menarik jubahku.
"Tidak apa apa, kau istirahatlah di Rumah aku akan kembali sebentar lagi"ucapku tersenyum.
__
Istana di hadapan kaisar.
Sebuah rantai mengikat leher serta tanganku dan aku di suru duduk bersimpuh di hadapan kaisar dan para menterinya.
"Aku tak mengira kalau kau adalah salah satu dari pemberontak itu Duke Belion"ucap Kaisar.
"Saya juga tidak tahu sejak kapan saya menjadi pemberontak padahal saya sedang membasmi monster namun saya di tuduh menjadi seorang pengkhianat"ucapku.
"Yang muliah kaisar, tolong jangan dengarkan Sang pengkhianat ini. Kemarin anak buah saya sudah mengeledah Rumah Nya dan kami menemukan kertas ini"ucap seorang Count menunjukan banyak kertas.
"Aah begitu yah, Tapi count ash bukanka tidak baik asal masuk ke rumah orang saat tuan rumah sedang tidak ada"ucapku.
"Kau jangan berdalih lagi"teriak count ash.
Crap
Kaisar meremukkan kertas itu.
"Duke Belion kau sama sekali tidak terlibat dengan pemberontakan ini kan"ucap kaisar
"yah yang muliah saya sama sekali tak melakukannya "teriakku keras.
Tap tap kaisar turun dari singgasananya.
Kaisar memelukku.
"Sudah ku duga itu bukan kau"ucap kaisar.
"Kau adalah orang yang paling setia padaku, kalau begitu xxxxxxx jika tidak aku akan xxxxxxxx"bisik kaisar.
Aku terdiam

Hya aku menunggang kuda dengan cepat kembali ke kediamanku.
"Derlick kau sudah kembali"ucap Al yang berdiri di pagar.
"Bagaimana dengan tuduhan itu, kau tidak terluka kan"ucap dia begitu khawatir.
"Maafkan aku Al"ucapku
"Hahah apa yang kau maks–"
Srrk. seketika kepala Al dan tubuhnya terpisah.
"Anakmu ada bersamaku, kau harus memilih 1 dari 2 pilihan bawakan kepala anak iblis itu (Arlezhan)padaku atau kau akan melihat tubuh anakmu yang akan tergantung besok. Ia akan di eksekusi dengan tuduhan yang sama seperti mantan istrimu"bisik kaisar.
"Maafkan aku"ucapku
_
Sudut pandang Arlezhan.
"Dia mencintaiku"ucapku mencium cincin yang ada di tangan kiriku.
"Apa kau dengar nak, aku dan ayahmu akan menikah sebentar lagi"ucapku menyentuh perutku
Tak tak
Terdengar suara kuda dan terlihat pria berambut biru tua yang menunggang kuda.
"Maafkan aku Al"ucap Derlick.
Kenapa dia minta maaf?.
Srrt
"E?"
"Kenapa tubuhku masih berdiri tegap namun kepalaku sudah di lantai sekarang?"
"Derlick kenapa?,bukanka dia bilang mencintaiku dan ingin menikahi ku?"
"Apa dia hanya menipuku untuk membuatku lengah sehingga dia bisa membunuhku?"
"Apa hanya aku yang benar benar mencintainya?"
Derlick memotong tubuhku menjadi beberapa bagian,
Ket: disini Derlick cuma memotong kepala, lengan dan kaki azkhar jadi bagian perut yang ada bayinya sama sekali tak di potong karna Derlick gak mau ngeliat mayat bayinya terpotong karna ulahnya sendiri.

Tapi kenapa dia menangis?.
Bukanka harusnya dia senang karna sudah membunuh musuhnya.
Apa dia kecewa karna aku sangat mudah di bunuh.
Aku menyaksikan dengan jelas saat Derlick mulai menguburku dengan tanah di sebuah tanah di belakang kediamannya.
Air matanya terus jatuh,
Terlihat dia berbicara, namun aku tidak bisa mendengar kata katanya.
Sepertinya hanya aku yang menyukainya, terima kasih Derlick sudah memberiku perasaan ini meski hanya sesaat.

Sekarang aku sudah terkubur dengan tanah.
"Disini benar benar gelap dan sesak"
Srrt
Krrfak brak aku keluar dari lubang itu.
Bagian tubuhku yang terpotong sudah menyatuh kembali.
"Eh kepalaku tidak ada, kemana. Padahal aku yakin kalau itu terkubur bersama tubuh dan mataku"
"Ah sudahlah"
Hiap
Aku menumbuhkan kembali kepalaku dengan kekuatan Regenerasi yang ku punya.
Akhirnya kepalaku sudah terpasang kembali.
"Tuan Duke, anda sudah bangun"ucap Lina yang sudah berdiri di sampingku.
"Ah Lina, emh yah. Menyambungkan kembali tubuh yang sudah terpotong ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam"ucapku yang menggerakan tangan ku.
"Aku berusaha keras agar bayi didalam perutku tidak mati, sepertinya aku berhasil"ucapku berdiri.
"Apa perang sudah di mulai?tanyaku
"Benar tuan, kaisar Abdildon mengirimkan kepala anda ke istana kaisar Agran"ucap Lina.
"Ah pantas saja kalau kepalaku menghilang"ucapku memangku daguku.
"Untung saja kaisar Abdildon mencongkel mataku sehingga aku bisa melihat"ucapku membersihkan tubuhku.
"Yasudah ayo kembali ke Agran"ucapku tersenyum.
Clink
Benda berkilau terlihat dari lubang tempatku di kubur tadi.
"Emh apa itu?"tanyaku menggali sedikit dan menemukan cincin yang di berikan Derlick padaku.
"Emh"gumamku.
Srrt aku mengambil cincin itu dan memasukkan nya kedalam kantung celanaku.
"Ayo kembali, kita harus berpartisipasi dalam perang juga"ucapku tersenyum.

__
istana Agran
"Paman aku kembali"ucapku yang masuk dengan senyum lebar.
"Al"ucap paman berjalan mendekat kearaku.
"Ini benar benar kau"ucap paman menyentuh Rambutku.
"Yaa ini aku, heheh apa paman merindukanku?"tanyaku tertawa.
Grub
"Bodoh, kupikir kau mati. Kepalamu di kirim oleh kekaisaran Abdildon jadi ku pikir kau mati dasar bocah nakal"ucap paman memelukku erat.
"Hahah apa yang paman katakan, paman tahu sendiri cukup sulit membunuhku. Hanya dengan memotong kepalaku belum akan cukup membunuhku "ucapku tersenyum.
"Apa kau baik baik saja"ucap paman.
"Hahah aku baik baik saja"jawabku tertawa
"Tapi matamu tidak mengatakan itu Al"ucap paman.
"Ahhh aku benar benar tidak bisa berbohong padamu paman. Yah kau tau kepalaku di tebas oleh ayah dari anakku"ucapku tersenyum.
"Ayah dari anakmu, bukan istrimu. Tunggu"ucap paman bingung.
"Emh yah paman, aku hamil dan itu Uda 3 bulan"ucapku tersenyum.
"Agak sulit untuk terus berusaha membuatnya hidup saat tubuhku di potong potong, namun aku berhasil. Karna dia tidak menebas perutku"ucapku tersenyum.

"Ah cukup cerita tentang diriku. Aku mendengar dari Lina kalau perang sudah terjadi"ucapku
"Benar, perang terjadi mulai kemarin"jawab paman.
"Kalau begitu, bukanka tidak adil kalau aku tak bersiap"ucapku tersenyum.
"Ka kau tidak perlu ikut berperang. Kau hanya perlu menjaga tubuh dan bayi didalam perutmu"ucap paman.
"Ah itu tidak boleh, aku akan ikut berperang di Medan perang. Doakan saja bayi di perutku tidak terluka"ucapku tersenyum.
Tap tap
Aku berjalan perlahan meninggalkan paman kaisar.
"Lina persiapkan semuanya kita akan berangkat secepatnya"ucapku.
"Baik tuan"ucap Lina berlutut.

You And Me (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang